Thursday, 4 September 2014

Agama di Korea Selatan (2)

Bahiklah setelah bagian satu saya posting di Agama di Korea Selatan (1) postingan berikut ini adalah kelanjutan dari tulisan yang saya terjemahkan dari korea.net. Btw fyi terjemahan ini berhasil saya kerjakan dalam dua hari hahaha lama banget ya... Maklum tergantung mood. JUga saya kerjakan ini untuk sejenak melupakan hal - hal yang ga menyenangkan yang saya temui seminggu belakangan -_- yuk ah lanjut bacanya, neng. Happy reading and I wish for your correction ^_^

Agama Katolik
Turun naiknya aktivitas misi Kritenisasi tiba di Korea pada abad ke 17 saat salinan para misionaris Katolik milik Matteo Ricci bekerja di Cina dibawa kembali ke Beijing dengan misi pembayar upeti tahunan ke kaisar Cina. Bersama doktrin agama, buku - buku ini memasukkan aspek pelajaran orang - orang barat seperti kalender matahari dan masalah lainnya yang menarik perhatian para sarjana Joseon di Silhak atau Sekolah Belajar Praktik.

Di abad 18, ada beberapat orang yang masuk agama ini di antara para sarjana tersebut dan keluarga - keluarga mereka. Tak ada pendeta yang masuk ke Korea hingga pendeta Cina bernama Zhou Wenmo mengunjungi Korea tahun 1794. Jumlah pemeluk agama ini terus meningkat walaupun perambatan agama asing di tanah Korea secara teknis masih melawan hukum dan sekali - kali ada penyiksaan. Tahun 1865, dua tahun setelah putra bupati Daewongun yang fobia akan orang asing mendapat kekuasaan, lusinan pendeta memimpin sebuah komunitas yang memiliki lebih dari 23.000 penganut.

Tahun 1925, 79 orang Korea telah menjadi martir selama penyiksaan Dinasti Joseon di-beatified di Gereja St Peter di Roma dan tahun 1968 tambahan 24 orang dihormati dengan cara yang sama.

Selama dan setelah perang Korea (1950-1953) jumlah misionaris dan organisasi Katolik meningkat. Gereja Katolik orang Korea tumbuh dengan cepat dan hirarkinya berdiri tahun 1962. Gereja Katolik Roma di Korea merayakan dies natalis dengan kunjungan Pope John Paul II ke Korea dan penyucian martir misionaris sebanyak 93 orang Korea dan 10 warga Prancis tahun 1984.

Ini pertama kalinya upacara pensucian diadakan di luar Vatikan. Hal ini menjadikan Korea berada di peringkat 4 dunia yang memiliki orang suci.

Agama Protestan
Tahun 1884, Horace N. Allen, seorang doktor medis berkebangsaan Amerika dan misionaris Prebiterian tiba di Korea. Horace G. Underwood misionaris Uskup Metodis dan sekte yang sama, Henry G. Appenzeller, datang dari Amerika Serikat di tahun berikutnya. Mereka diikuti oleh misionaris lainnya dari uumat  Protestan lainnya. Para misionaris asing tersebut berkontribusi pada masyarakat Korea melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan sebagai usaha penyebaran agama mereka. Penganut Protestan Korea seperti Dr. Seo Jae-pil, Yi Sang-jae dan Yun Chi-ho, seluruh pemimpin kemerdekaan, memasukkan diri mereka dalam arus politik.

Sekolah swasta Protestan, seperti Yonhi dan Ewha, berfungsi untuk mempertinggi pemikiran nasionalis di antara orang ramai. Asosiasi Pemuda Kristen Seoul (YMCA) berdiri tahun 1903 bersamaan dengan organisasi Kristen lainnya. Organisasi yang membawa program sosial - politik dengan aktif, mendorong pembukaan kelompok anak muda Korea yang sama. Grup ini tak hanya mengejar politik dan pendidikan isu tapi juga menyadarkan masyarakat untuk melawan kebiasaan buruk dan praktek takhayul sambil menaikkan isu persamaan perempuan dan wanita, penghapusan sistem gundik dan penyederhanaan upacara adat.

Agama Pribumi
Kejatuhan Dinasti Joseon dan kedatangan kependudukan Jepang membentuk beberapa kepercayaan baru.

Agama Buddha Won didapati memimpin semua yang hidup untuk menenggalamkan diri di laut penderitaan untuk sebuah surga yang tak terbatas. Ini adalah kepercayaan berdasarkan latihan moral dan ketabahan dan pencarian kebenaran. Nama agama Buddha Won, Wonbulgyo oleh orang Korea, merupakan kumpulan kata yang menandakan kebenaran, pencerahan dan pengajaran. "Won" berarti lingkaran kesatuan dan simbol kebenaran akhir. "Bul" berarti mencerahkan dan "gyo" berarti mengajarkan kebenaran. Oleh karena itu agama Buddha Won adalah agama yang disebut sebagai pencerahan kebenaran dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari - hari.

Chondogyo diprakarsai sebagai gerakan teknologi dan sosial yang melawan perjudian dan gangguan asing di tahun 1860-an. Pada masa itu disebut Donghak (pengajaran timur) yang berlawanan dengan pengajaran barat. Prinsip Chondogyo adalah Innaecheon yang mengenalkan laki - laki dengan "Haneullim", Tuhan Chondogyo, meski ia tak sama dengan tuhan. Setiap pria mendukung Haneullim dan melayaninya sebagai sumber kemartabatannya sementara latihan spiritual membuatnya bersatu dalam sifat ketuhanan.

Daejonggyo, agama nasionalis yang menyembah Dangun, memainkan peranan kritikal dalam memimpin gerakan kemerdekaan Korea selama tahun 1910-an dan 20-an.

Islam
Walaupun ada pertukaran hubungan diplomasi dan perdagangan antara Dinasti Goryeo dan dunia Islam, hal ini menghilang selama Dinasti Joseon. Orang - orang Korea pertama yang diperkenalkan pada Islam baru - baru ini adalah para pekerja yang dikirim dari timur laut Cina pada awal abad 20 sebagai bagian dari kebijakan kolonial kekaisaran Jepang.  Hanya sedikit penganutnya yang kembali setelah Perang Dunia II. 

Mereka hidup menyendiri dengan kepercayaan barunya hingga perang Korea membawa pasukan Turki ke sini bersama pasukan PBB. Orang - orang Turki tersebut mengundang muallaf Korea untuk ikut mereka sholat. Pengukuhan muslim Korea diadakan pada September 1955, diikuti dengan pemilihan imam pertama Korea. Masyarakat Islam Korea tersebar dan terorganisasi kembali sebagai Federasi Muslim Korea tahun 1967 dan mesjid sentral diresmikan di Seoul tahun 1976.

No comments:

Post a Comment