Thursday 10 March 2016

Semua Harus Ada Aturan

Aku menulis ini untuk mengingatkan diri sendiri ketika nanti anak yang kukandung lahir ke dunia dan memulai hidupnya di sekolah pertamanya bersamaku, Ibunya. 

Segala sesuatunya memiliki aturan bahkan dalam hal kecil sekalipun. Dalam konteks agama, Islam adalah agama sempurna yang telah memberikan aturan di setiap aspek kehidupan, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Ini yang kujadikan sebagai acuan bahwa semua harus ada aturan. 

Aturan dibuat agar hidup lebih terarah, jiwa termotivasi untuk berjuang mendapatkan apa yang diinginkan, dan mengontrol diri dari hal yang tak baik. 

"Tanteeee, mau nonton video laah di laptopnya. Pinjam yaaaa" kata anak A padaku suatu hari. 

"Engga, Ante ga mau pinjamkan apapun untuk yang suka membuang makanan dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk makan" kataku sambil terus menyapu.

"Eeeee,,, pinjamlaaaaah. Kan tadi aku udah ngabisin makanannya, di sekolah juga. Pinjamlaaaa" katanya mulai merengek

"Kita lihat dulu satu minggu ini. Kalo cuma satu atau dua kali makan, ante ga mau." ucapku. 

"Ante pinjamlah laptopnyaaaaa.... Ante ni pelit kali. Nanti kuburannya sempit laaah. Pinjamlah anteeeeee" ujarnya sambil menaikkan volume rengekan. 

Kuhentikan sebentar aktivitas menyapu lalu bicara padanya.

"Merengek aja terus, Ante ga peduli. Kita liat gmana makannya satu minggu ini, setelah itu silahkan ambil video ante. Biarin aja kuburannya sempit, sama ante semua pake aturan" lalu kulanjutkan menyapu. 

"Biar kamu termotivasi untuk dapetin sesuatu. Ga semua bisa diselesaikan dengan rengekan." kataku lagi.

Ia terus cemberut dan merengek. Lalu mengadu pada orang tua nya yang memang berada di situ. Ou, I don't care about that. Prinsipku, jika ia ingin sesuatu harus melakukan apa yang ku mau. 

Sejujurnya aku sedikit takut orang tua nya akan kesal karena aku tidak mau meminjamkan laptop. Beranggapan bahwa aku memang sangat pelit hahahhaha

But I don't really care... They should be grateful and learning how to control the kid. I don't say that they are wrong in educating the kid, but there is something they should learn.

Menyayangi anak bukan berarti harus mengikuti semua kemauannya dan mengabulkan apa pun yang ia inginkan. Panik ketika ia telah mulai merengek. No, hal itu akan memaksa orang tua jadi penyihir. Maksudku, orang tua akan jadi kacung bagi anak-anak mereka. 

Anak-anak itu pintar. Begitu kita memperlihatkan sebuah titik kelemahan, maka ia akan terus mempermainkan kita di titik itu. 

Aku ingat dengan cerita anak-anak yang merengek pada orang tuanya di keramaian. Orang tua yang tak punya aturan akan langsung panik dan memberikan apa yang si anak inginkan. Akibatnya di kemudian hari si anak akan berbuat seperti itu lagi. Karena ia tahu orang tuanya bisa ditekan di tengah orang ramai. 

Namun bagi orang tua yang mengerti, ia tak akan panik dan serta merta langsung memberikan apa yang anak minta. Ada orang tua yang hanya akan membiarkan saja si anak merengek. Biarlah ia menangis hingga berguling-guling. Satu yang harus anak pahami bahwa cara pengecut seperti itu tak akan pernah berhasil. 

Yah mendidik anak bukan hal yang mudah. Kita butuh ilmu agar semua sesuai jalur. Menjadi orang tua adalah tentang bagaimana menjadi teladan bagi anak-anak dan orang -orang di sekitarnya. Semoga kita semua bisa menjalaninya dengan baik dan penuh keilmuan ya.

*hi kid, ingatkan Ibu ya untuk mendidikmu dengan aturan yang baik