Thursday 9 December 2010

Menuntut Janji Mahasiswa



Hujan akhir tahun mulai rutin mengguyur Kota Tanjungpinang tercinta dan daerah di sekitarnya. Mungkin tak hanya Tanjungpinang yang mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, daerah lain pastilah mendapatkan keberkahan yang sama karena betapa kasihnya Allah swt kepada seluruh umat manusia, hingga tak seorang pun yang tak kecipratan  rahmat luar biasa ini.

Bulan Desember yang telah menggelayuti ujung tahun 2010 ini menahan rindu untuk bertemu dengan tahun yang baru yang tak lama lagi akan menjelang. Sebagai seorang mahasiswa, tentunya ada begitu banyak tugas yang akan kita hadapi di hari – hari mendatang. 

Mengingatkan kepada seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa yang baru saja memasuki dunia kampus dan resmi menjadi masyarakat yang hidup dalam lingkungan intelektual, maka saya ingin mempertanyakan sudahkah teman – teman mahasiswa berafiliasi hingga bulan ke sekian teman – teman mengecap kehidupan kampus? Mengikatkan diri ke dalam salah satu organisasi yang tersedia yang masing – masing memiliki karakter tersendiri dan sesuai dengan minat serta bakat tiap mahasiswa.

Terpatri dalam ingatan saya ketika Orientasi Pengenalan Akademik (OPA) di Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Miftahul Ulum bergandeng tangan dengan berbagai kampus swasta di Kota Tanjungpinang mengangkat tema “Agar Ngampus Gak Sekedar Status” di mana tiap kampus bertekad untuk menanamkan dan menyamakan pemahaman kepada mahasiswa baru untuk tidak sekedar mengejar status selama menjadi mahasiswa.

Penjelasan – penjelasan selama OPA pun tak pernah lari dari tema yang diangkat. Di STAI sendiri, setiap pembicara yang mengisi acara OPA selama tiga hari senantiasa mengingatkan mahasiswa baru untuk, sekali lagi, tidak sekedar mengejar status dalam artian hanya belajar di kampus untuk mendapatkan gelar dan ijazah sarjana.

Tak lelah para pemateri untuk mendorong para mahasiswa baru untuk segera menggabungkan diri ke dalam salah satu organisasi yang ada dan tersedia untuk mahasiswa. Tak hanya itu, pemateri juga menguraikan betapa pentingnya mahasiswa, sebagai pemuda yang berada dalam lingkungan akademik, untuk masuk ke dalam organisasi karena kegiatan – kegiatan berasal dari organisasi dan bukan kelas – kelas. Kelas hanyalah sarana kita dalam perkuliahan, tempat temu muka dengan dosen untuk penyampaian materi.

Di kampus STAI sendiri organisasi internal yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ), Resimen Mahasiswa ( MENWA ) dan Mahasiswa Pencinta Alam ( MAPALA ). Ketiga organisasi ini merupakan tempat mahasiswa untuk berkreasi dan mengembangkan potensi dirinya sebagai seorang manusia yang memiliki begitu banyak potensi tak tergali.

Di samping itu, dalam kehidupan mahasiswa juga dikenal adanya organisasi ekternal yang merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa – mahasiswa dari kampus mana pun di mana organisasi ini memiliki jaringan lebih luas dengan seabrek kegiatan bagi anggota dan kegiatan – kegiatan lainnya. Organisasi ekternal yang dapat diikuti oleh mahasiswa antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ), Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ), Persatuan Mahasiswa Tempatan ( PERMATA ) dan organisasi eksternal lainnya.

Masing – masing organisasi memiliki kelebihan dan keunikan sesuai dengan tujuan dan keinginan mahasiswa untuk bergabung. Sekarang, tinggal kita yang memilih, ingin bergabung dengan organisasi yang mana?
Melihat banyaknya organisasi yang tersedia untuk ratusan mahasiswa di STAI ternyata tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mahasiswa baru dan juga mahasiswa lama yang belum mengafiliasikan diri kepada salah satunya. 

Hal ini terbukti dengan sedikitnya minat para mahasiswa untuk mengikuti kegiatan – kegiatan perekrutan yang dilakukan oleh masing – masing organisasi, baik internal maupun eksternal. Meskipun belum seluruh organisasi internal dan eksternal melakukan perekrutan anggota baru, namun gambaran awal sudah jelas terlihat di mata saya bagaimana tidak adanya motivasi sama sekali dari dalam diri mahasiswa sendiri untuk mengikuti acara – acara organisasi. 

Betapa sulitnya untuk mengajak satu mahasiswa untuk bergabung dalam suatu wadah kemahasiswaan. Saya hanya bisa mengurut dada dan bergumam, seandainya saja mereka tahu betapa besar manfaat yang diperoleh dari keterikatan diri kita pada salah satu organisasi, saya amat sangat yakin tanpa diajak pun mereka akan merengek – rengek untuk bergabung dan menyatakan diri sebagai anggota. 

Lalu, apakah sebenarnya mereka tidak tahu akan besarnya manfaat berorganisasi bagi mahasiswa selaku kaum intelektual dan agen perubahan bangsa? Tidak! Mereka sangat tahu manfaat yang didapat. Mereka hanya bersikap tidak mau tahu dan mengemukakan berbagai alasan ketika diajak bergabung. 

Secara logika kita berpikir, para mahasiswa baru mungkin sangat menyadari bahwa orang – orang yang mengikatkan dirinya pada organisasi dan menjalankan amanah organisasi dengan baik, bukanlah orang sembarangan. Mereka bukanlah orang yang dapat dengan mudah dipatahkan argumennya, bukanlah penakut yang tak berani sedikitpun untuk berbicara bahkan di depan teman – temannya sendiri. Mahasiswa manapun tahu bahwa mereka yang berorganisasi adalah bintang kelas yang menjadi andalan juga teladan bagi orang – orang di sekitarnya. 

Dan saya hanya ingin bertanya kepada mahasiswa baru yang merasakan dirinya masih memiliki semangat pemuda yang bersemangat dan mempunyai visi untuk melakukan perubahan, tidakkah mau menjadi seperti mereka? Tercatat dalam sejarah peradaban yang akan dikenang dalam memori masing – masing hingga ajal menjemput di mana ketika tiba hari manusia diadili oleh Yang Maha Adil, lalu bertanya untuk apa kau habiskan masa mudamu?? Apa yang akan kita jawab teman – teman??

Saya tidak bermaksud menakut – nakuti mahasiswa baru ataupun men-judge bahwa mahasiswa yang tidak berorganisasi bukanlah mahasiswa yang tidak baik, tapi kembalikan lagi pada diri kita, sudahkah kita menyiapkan jawaban untuk pertanyaan Yang Maha Pengasih?

Terakhir, saya hanya ingin menyampaikan bahwa ORGANISASI MEMANG BUKANLAH SEGALA – GALANYA BAGI MASYARAKAT KAMPUS, NAMUN SEGALA – GALANYA BERASAL DARI ORGANISASI.

Thursday 18 November 2010

Demi Allah, Aku Jadi Teroris

Judul : Demi Allah, Aku Jadi Teroris
Pengarang : Damien Dematra
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka
Kota penerbit : Jakarta
Tahun terbit : 2009
Tebal : 237 halaman

SINOPSIS

Ketika membaca judul dan pengarang dari novel ini, maka pembaca tak akan mengira betapa dahsyatnya kandungan novel ke sekian kalinya karya novelis yang telah menulis puluhan novel dalam bahasa Inggris dan Indonesia ini.

Pesan bahwa Islam adalah agama yang damai tersampaikan dengan baik oleh penulis. Alur cerita yang awalnya membuat pembaca sedikit mengernyitkan kening akhirnya terurai dengan semestinya seiring lembaran – lemabran yang terus dibalik untuk dibaca.

Menyisipkan tema percintaan antara dua insan, hampir di akhir cerita membuat novel ini semakin menarik. Kisah Kemala dan Prakasa yang tak disangka sebelumnya mengobok – obok perasaan pembaca. Cinta ala penjahat dan polisi pun terus bergulir hingga lembaran terakhir.

Bangunan cerita terbentuk dengan baik disertai dengan latar belakang masing – masing tokoh yang dijelaskan dengan singkat, namun mampu mendeskripsikan karakter tiap tokoh.

Penulis patut diacungi jempol akan kepiawaiannya mengolah alur cerita untuk menyampaikan pesan yang terus dipermasalahkan oleh berbagai kalangan sejak peristiwa pengeboman di beberapa tempat yang menewaskan ratusan warga asing di Indonesia.

Opini pembaca pun digiring perlahan sehingga pembaca dapat menyimpulkan sendiri mana yang baik dan mana yang benar. Penggunaan ayat – ayat Al Quran ditempatkan di bagian – bagian yang tepat sehingga kesimpulan mengapa suatu perbuatan dilakukan cukup terjawab.

Walaupun begitu, kelemahan – kelemahan tetap terlihat dalam beberapa adegan. Pertama, penulis kurang dalam menguraikan kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam camp pelatihan para teroris sehiingga pembaca tidak dapat membayangkan latihan seperti apa yang didapatkan oleh mereka.

Peresensi, sebagai salah satu pembaca tidak menemukan alasan – alasan pembaiatan yang dilakukan oleh kelompok Hamal dan kawan – kawan yang melibatkan pengajian Kemala, Rafa dan teman- temannya. Masih banyak hal – hal misterius yang tak terjawab dalam pembaiatan tersebut.

Terlepas hal di atas, Damien Dematra telah berhasil memukau pembaca dengan karya – karyanya. Seorang novelis yang menulis dengan otot, otak dan hati, demikian ucap seeorang motivator.

Saturday 13 November 2010

Ketua Umum Menurut AD/ART

Dari kabar yang beredar, jadwal Muktamar VII di Aceh untuk kesekian kalinya mengalami kemunduran. Ini artinya, jadwal Musyawarah Daerah ( MUSDA ) juga akan mengalami hal yang sama. Bersamaan dengan itu berarti masa kepengurusan juga akan diperpanjang.

Berbicara tentang Musda, maka kita akan diingatkan akan isu – isu mengenai calon Ketua KAMMI Daerah Kepulauan Riau berikutnya yang akhir – akhir ini makin kencang berhembus. Isu pencalonan, menolak pencalonan, dan aksi penggalangan suara untuk meraih simpati hati pemilik hak suara pun semakin gencar dilakukan.

Meninjau Aturan Rumah Tangga ( ART ) KAMMI, maka sudah sangat jelas tertera di BAgian III tentang KAMMI Daerah, tepatnya pasal 19 ayat 5. Disebutkan bahwa yang dapat menjadi Ketua Umum / Formatur Pengurus Daerah adalah kader yang sedang tidak dijatuhi hukuman sangsi organisasi, berstatus AB3, pernah menjadi Pengurus Daerah dan/atau Komisariat, tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi pengurus. Kemudian calon tersebut haruslah sehat secara jasmani maupun rohani, berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan akademis yakni karya tulis ilmiah, serta mendapat rekomendasi tertulis dari Pengurus Komisariat.

Meskipun kini muncul atau dimunculkan lagi beberapa nama dalam kancah pertarungan menuju KAMDA 1, sebagai kader yang taat pada konstitusi, tentunya beberapa nama yang muncul atau dimunculkan tersebut tidak memenuhi kriteria. Dengan demikian, nama – nama pun akan semakin mengerucut sesuai dengan persyaratan administrasi di atas.

Sekarang tinggal melihat persyaratan lainnya yang sudah diatur dalam AD/ART KAMMI. Tentu saja pemilik hak suara nantinya akan memilih dengan cerdas siapa yang dianggap mampu memimpin KAMMI Daerah Kepulauan Riau dua tahun ke depan.

Tuesday 9 November 2010

Menjawab Dauroh Marhalah 2

Jelang pelaksanaan Dauroh Marhalah 2 yang akan dilaksanakan bulan Desember 2010 mendatang di Kota Batam, perlu bagi penulis untuk menjawab sekaligus menjelaskan mengapa harus harus DM2.

Kenyataan di lapangan yang penulis dan teman – teman lain jumpai di lapangan, ada banyak kader AB1 yang tidak mau dan bahkan sama sekali tidak tertarik untuk mengikuti tahap kedua dalam alur pengkaderan KAMMI ini.

Berikut ini adalah alasan – alasan yang kerap penulis dapatkan, let’s check it out :

1. Mengapa harus ada DM2?
Lalu mengapa harus masuk SMP setelah lulus SD? Melanjutkan studi di SMA begitu lulus SMP?

2. Saya merasa belum sanggup dan tidak pantas untuk mengikuti DM2. Saya harus memperbaiki diri saya dulu baru setelah itu mengikutinya

Maka penulis balikkan pertanyaan tersebut, kapan kita merasa siap dan pantas untuk mengikuti Dauroh Marhalah 2 tesebut? Kapan kah diri ini akan baik? Kapan kah perbaikan itu akan mencapai puncak dengan hasil yang diharapkan? Kita tak punya banyak waktu lagi untuk hal itu, karena status kemahasiswaan kita tak berlaku seumur hidup.

Wahai teman- teman seperjuangan, ketahuilah bahwa perbaikan diri adalah proses yang berlangsung selama kita hidup. Artinya, perbaikan diri akan berhenti ketika jiwa ini berhenti bernafas dan bertemu dengann Rabbnya. Apakah kita baru akan mengikuti Dauroh Marhalah 2 ini setelah ruh tak ada lagi di jasad??

3. Saya harus bekerja, sulit sekali mendapatkan izin di tempat kerja saya

Saat kita mengatakan hal ini, apakah kita sudah mencoba terlebih dahulu untuk meminta izin? Terkadang ucapan ini terucap hanya berdasarkan prediksi kita sebagai manusia. Padahal hanya Allah yang mampu mebolak balikkan hati manusia. Bisa jadi ketika kita berusaha meminta izin dengan tekad kuat untuk mengikuti Dauroh Marhalah 2, hasil yang didapatkan begitu menggembirakan.

Dauroh akan dilaksanakan bulan depan, sudahkah kita meminta izin tersebut hari ini? Cobalah dulu saudaraku, yakinlah bahwa Allah tak akan pernah mengecewakan hambaNya.

4. Saya tidak bisa meningggalkan kuliah saya, dosen terlalu killer, SKS banyak…

Ada begitu banyak orang yang mau mengorbankan jadwal kuliahnya untuk mengikuti hal ini. Bukan berarti mengabaikan amanah orang tua pada kita. Kuncinya ada pada diri kita sendiri. Melobi dosen untuk izin beberapa hari adalah suatu kewajiban yang mesti dilakukan setiap calon AB2.

Perhatikanlah wahai teman, berapa banyak cerita yang teurai dari mereka yang berani mengambil resiko dan keputusan untuk terus bergerak di wajihah ini. Tak inginkah kita menjadi bagian dari mereka yang telah begitu banyak berkorban untuk menolong agama ini. Menjadi bagian dari pemikir dan penata dakwah agar tujuan yang satu itu tercapai.

Nilai tidak berasal dari dosen, namun Allah lah yang menentukan nilai – nilai tersebut. Namun yang lebih berharga lagi ialah nilai yang langsung kita dapatkan dari penilaian Allah.

5. Persyaratan DM2 begitu banyak, saya merasa tidak sanggup untuk mengerjakannya

Pernahkah kita ditanya, “ Sanggupkah mengerjakan tugas – tugas kuliah? Tugas dan PR saat bersekolah dulu? “

Kita kerap mengatakan sesuatu itu sulit sebelum kita sendiri mencoba untuk melakukannya. Semua hal di dunia ini merupakan proses, dan melalui proses ini lah kita diajari untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Penulis menyarankan teman – teman calon AB2 untuk mencoba mengerjakan seluruh penugasan yang ada di persyaratan. Rasakan dan buktikanlah betapa besar manfaat yang ada dibalik semua itu.

6. DM2 bukti dari ribetnya birokrasi di KAMMI, cukuplah pemerintah

Menggelikan membandingkan dengan pemerintahan. Dakwah perlu ditata rapi agar tujuan tercapai. Ingatlah selalu ucapan Ali bin Abi Thalib ra. “ Kebaikan yang tidak terorganisir baik akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik. “

Tidakkah kita pernah membayangkan bahwa diluar sana musuh Islam menyusun segala sesuatunya dengan rapi. Membuat kebijakan – kebijakan strategis untuk menggoalkan makar menghancurkan agama ini? Sementara, apa yang dapat kita lakukan untukNya?

7. Menjadi AB2 atau AB1 sama saja, banyak AB1 yang punya kualitas yang lebih baik daripada mereka yang sudah AB2.

Untuk menjawab pernyataan ini, penulis perlu menanyakan kembali, dari segi manakah AB1 tersebut lebih berkualitas daripada AB2? Tilawahnyakah? Akhlaknya? Jumlah binaan yang ia punya? Kepiawaiannya berpidato? Atau indicator apa yang menjadikannya lebih berkualitas?

Pernyataan ini sungguh menggelikan dan kedengaran konyol. Sebenarnya ada banyak yang tidak ikut DM1 pun punya kualitas lebih bagus. Ada juga yang sudah DM2 juga punya kualitas di atas kader yang telah mengikuti DM3. Jika memang merasa bagian dan dibesarkan oleh KAMMI, mengapa harus berpikir demikian?

Seberapa paham kah AB1 tersebut terhadap KAMMI? Jika AB1 tersebut berkualitas, maka tanpa disuruh pun ia akan mengikuti pelatihan tahap 2 ini. Bahkan DM berapa pun akan ia ikuti.

Wahai teman – teman seperjuangan yang telah kenyang akan jalan yang berliku ini, Dauroh Marhalah 2 ini tidak setiap bulan diadakan oleh Kaderisasi KAMMI Kepulauan Riau. Sebuah kesempatan besar yang sangat sayang sekali untuk dilewatkan.

Dalam surah An Nisa : 95 Allah swt berfirman

Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk ( yang tidak turut berperang ) tanpa mempunyai uzur ( halangan ) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang – orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang – orang yang duduk ( tidak ikut berperang tanpa halangan ). Kepada masing – masing, Allah menjanjikan ( pahala ) yang baik ( surga ) dan Allah melebihkan orang – orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.

Untuk itu penulis menghimbau kepada seluruh AB1 KAMMI Komisariat Tanjungpinang, Batam dan Bintan untuk berlomba – lomba mendaftarkan diri kepada SC DM2 ( Ahmad Azroi, Redha Helmi, Raja Dachroni, Iin Parlina, Endri Rahayu dan Indra Fitri Yeni ).

Jika bukan kita yang menerima estafet perjuangan ini, lalu siapa lagi? Akankah kita membiarkan wajihah ini stagnan karena generasinya tak mau mewarisi dan diwarisi nilai – nilai yang ada di dalamnya? Wahai saudaraku, ketahuilah bahwa kita, mereka atau siapapun tidak akan berlama – lama di organisasi ini.

Mumpung kita masih diberikan waktu dalam status mahasiswa dan berkutat dengan kehidupan kampus, ikutilah tahapan ini. Waktu kita pun tak banyak untuk kembali mewariskannya pada generasi di bawah kita yang haus akan nilai – nilai KAMMI. Sanggupkah kita menelantarkan mereka mati kehausan kemudian perlahan mundur dari jalan ini?? Wallahualam…

Mari samakan orientasi dalam berjuang bersama KAMMI untuk Menuju Muslim Negarawan!!

PERSYARATAN DAUROH MARHALAH 2

A SYARAT PESERTA

1. Telah menjadi anggota biasa ( AB ) 1 selama minimal 6 bulan
2. Telah mengikuti tarbiyah selama minimal 1 tahun
3. Bersedia aktif di kepengurusan KAMMI Komisariat atau KAMMI Daerah Kepulauan Riau
4. Bersedia mengikuti dan mematuhi ketentuan – ketentuan pelaksanaan DM II yang tewlah ditetapkan oleh panitia dan kaderisasi KAMMI Daerah Kepulauan Riau
5. Mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkannya kepada panitia
6. Menyeraahkan ssurat mandate dari Ketua KAMMI Komisariat masing – masing
7. Mengikuti Pra DM II
8. Menulis makalah yang telah ditentukan
9. Menyerahkan pas foto 3x4 sebanyak 3 lembar
10. Mengikuti test wawancara dan test tertulis
11. Membaca, menghafal, dan memahami filosofi KAMMI
a. Visi KAMMI
b. Misi KAMMI
c. Prinsip Pergerakan KAMMI
d. Karakter Oraganisasi KAMMI
e. Paradigm Gerakan KAMMI
f. Unsur – unsur Perjuangan KAMMI
g. Kredo Gerakan KAMMI
Catatan : Semua berkas – berkas dimasukkan dalam map
Ikhwan map biru dan akhwat map merah

B. TAHAPAN DM II

1. Tahap sosialisasi 22 Oktober s/d 31 November 2010
2. Tahap pendaftaran gelombang 2 tanggal 7 November – 13 November 2010
3. Tahap seleksi 14 November 2010 serempak di Tanjungpinang dan Batam
4. Tahap Pra DM II 21 November 2010 bertempat di Gedung LAM Tanjungpinang ( tentatif ) pukul 08.30 WIB s/d selesai
5. Tahap pelaksanaan DM II 23 – 26 Desember 2010 bertempat di Kanpora Batam

C. TEMA MAKALAH

1. Gerakan Mahasiswa di Persimpangan Jalan ( Studi Kritis Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi )
2. Studi Komparatif Perilaku Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru dan Pasca Orde baru
3. Peluang dan Tantangan Penegakan Syariat Islam di Indonesia
4. Krisis Listrik di Kepulauan riau dan Upaya Mencari Solusi
5. Enterpreneurship dalam Membangun Ekonomi Umat
6. Seandainya Saya Jadi Gubernur Kepulauan Riau
7. Pemilukada di Batam
8. Mengusut Tuntas Bansos Batam

KETENTUAN MAKALAH

Pilih salah satu tema di atas dan dibuat minimal 7 halaman ( di luar dari halaman pembuka, kaya pengantar dan daftar isi ) dengan ketentuan kertas A4, font Times New roman, font size 12, spasi 1,5 ; alignment justify, rangkap 2

D. PENUGASAN

1. Mengisi form Mutab’ah harian
2. Membaca dan meresume buku : Komitmen Muslim Sejati karangan Fathi Yakan dan Model Manusia Muslim Abad 21 karangan Anis Matta
3. Membaca buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 1 dan 2 serta Membina Angkatan Mujahid
4. Menghafal Surat Al Anfal 1 - 30
5. Silaturahim ke tokoh – tokoh kampus ( Dosen, dekan, Pembantu Dekan, Rektor, Pembantu Rektor ) dan mencatat hasil diskusi dengan mereka dengan bahasan diskusi “ Pendapat Mereka Mnegenai Gerakan / Organisasi Mahasiswa serta Pendapat Mereka Meengenai KAMMI “
6. Tugas – tugas ini diserahkan pada saat tes tertulis dan wawancara

Info lengkap dapat menghubungi Tim SC, Kaderisasi dan Binsat KAMMI Daerah Kepulauan
1. Ahmad Azroi
2. Raja dachroni, S. Sos, MU, ME (085272276756 / 085765309410)
3. Redha Helmi, S. PdI
4. Endri Rahayu, S. PdI
5. Indra Fitri Yeni (085272870165)
6. Iin Parlina


Catatan :
1. Semua penugasan diharapkan dikumpulkan via email kaderisasikammikepri@gmail.com
2. Jadwal sewaktu – waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi

Thursday 4 November 2010

Latihan Kepemimpinan Bangsa 1

Latihan Kepemimpinan Bangsa 1
KAMMI Komisariat Tanjungpinang

Kepada seluruh mahasiswa di Kota Tanjungpinang, bergabunglah bersama Kesatuan Aksi Mahasiswa dengan mengikuti LAtihan Kepemimpinan Bangsa 1 yang akan diadakan pada :

Hari / tanggal : Jumat - Minggu / 5-7 November 2010
Tempat : Gedung LAM, Tanjungpinang ( di depan Kantor Kejaksaan )

Untuk acara pembukaan akan diadakan pada :

Hari / tanggal : Jumat / 5 November 2010
Tempat : Hotel Sampurna Jaya
Waktu : 13.30 WIB

Perlengkapan yang harus dibawa peserta :
1. Al Quran
2. Alat tulis
3. Baju ganti selama 3 hari ( bagi laki - laki harus berkerah, untuk perempuan berpakaian muslimah )
4. Baju olahraga
5. Mukena bagi perempuan
6. Sendal jepit

Infak peserta Rp. 10.000,-

* Untuk acara pembukaan seluruh peserta dan panitia memakai baju kurung

* Selama masa pelatihan, peserta laki - laki tidak dibenarkan untuk memakai kaos oblong dan celana jeans

Untuk info lebih lanjut hubungi
Nurul Azizah : 085264990817

Friday 29 October 2010

Gubernur Ajak untuk Berbuat Kebaikan

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 82 tahun, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan upacara di halaman Kantor Gubernur, Kamis ( 28/10 ).

Upacara ini dihadiri oleh kalangan pelajar dan mahasiswa serta undangan lainnya.
Upacara kali ini disejalankan dengan launching Pendidikan Budi Pekerti yang ditandai dengan pelepasan balon udara dan penyerahan silabus kepada 7 kepala dinas dari 7 kabupaten/kota. Tujuan dari pendidikan budi pekerti ini ialah diharapkan ke depannya Kepulauan Riau memiliki pemuda – pemuda yang berkarakter bagus sebagai penerima estafet pembangunan berikutnya. Silabusnya diadopsi dari Gurindam 12 karya Raja Ali Haji dan Dasa Darma Pramuka. Dua landasan dalam pendidikan ini diharapkan dapat menumbuhkan ketakwaan, kebersamaan, toleransi, mempererat persatuan dan kesatuan serta adanya budaya saling menghormati.

Di samping itu peringatan Sumpah Pemuda, Gubernur selaku pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menandatangani perjanjian dengan empat media cetak terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Penandantanganan ini berhubungan dengan adanya program Koran Masuk Desa. Gubernur Kepulauan Riau menyatakan bahwa program ini perlu diadakan karena saat ini masyarakat desa banyak yang tidak mendapatkan akses berita melalui koran. Akibatnya mereka ketinggalan informasi.

Dalam pidatonya, Gubernur kepulauan riau H. Muhammad Sani mengajak pemuda di Provinsi Kepri untuk bersama – sama mengintrospeksi diri masing – masing dan senantiasa berlomba – lomba berbuat kebaikan. Adalah sangat penting bagi semua orang untuk menggurui diri masing – masing sebelum menggurui orang lain, demikian pesan beliau.

Tak hanya itu gubernur juga kembali mengingatkan akan besarnya jasa Raja Ali Haji yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Bidang Bahasa oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bahasa Indonesia yang saat ini dipakai berasal dari bahasa Melayu. Untuk itu sudah waktunya bagi Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkat kualitas dan kuantitasnya di sektor pariwisata sebagai salah satu kebanggaan pemuda Kepulauan Riau.

Friday 22 October 2010

Inikah Aku?

Aku adalah orang yang memiliki pikiran paling jahat.

Aku adalah orang yang tak pernah menghargai orang lain, baik pikiran maupun perbuatannya

Aku adalah orang yang paling merasa benar

Aku adalah orang yang tidak pernah peduli dengan keadaan dan lingkungan sekitar

Aku adalah pembohong besar abad ini yang tidak pernah melakukan apa yang kusampaikan kepada orang lain

Aku adalah orang yang zalim karena senang berkata tidak baik kepada teman - teman

Aku adalah orang tidak suka dengan keramaian, kesendirian adalah surga dunia di mana aku bebas melakukan apa saja, sesukaku

Aku adalah orang paling jahat dan tak pernah membantu orang lainAku adalah orang yang suka menjerat kaum adam ke dalam perangkap pesonaku

Aku adalah orang yang senang mempermainkan perasaan lawan jenis hanya untuk membuktikan teoriku sendiri

Aku adalah orang yang paling tidak amanahAku adalah orang yang palign suka berbohong dengan mengatakan semuanya beres, padahal tidak satu pun yang selesai

Aku adalah orang yang suka melawan perkataan kedua orang tuakuAku adalah orang paling suka menghamburkan uang orang tua untuk sesuatuu yang tak berguna

Aku adalah orang yang suka memaksa orang tuaku memenuhi permintaanku meskipun itu diluar kemampuannya

Aku adalah orang yang jarang sekali meneteskan air mata karena takut pada Sang Pencipta

Aku adalah orang yang malas menghapal ayat - ayat cintaNya

Aku adalah orang yang paling tidak suka bangun di tengah malam untuk meminta ampunan kepadaNya

Aku adalah orang yang paling merasa tidak berdosa

Aku adalah orang yang tidak pernah bertobat

Aku adalah orang yang paling banyak melanggar perintah Tuhanku

dan aku adalah orang yang paling dimurkai oleh Allah azza wa jalla

Thursday 21 October 2010

Semangat Juang Mahasiswa


Tulisan ini mungkin saja adalah tulisan yang berlandaskan emosi semata. Tulisan yang kedengarannya mengada – ada dan dianggap terlalu berlebihan serta akan memunculkan celaan terhadap penulis. Namun bagaimana pun juga penulis merasa hal ini perlu ditulis dan perlu disampaikan.
Alam selalu disalahkan dalam setiap hal apa pun yang dapat menghalangi manusia untuk melakukan segala aktivitasnya. Mari simak kaitan antara hujan, mahasiswa dan kampus.
Penulis yang kuliah di salah satu kampus yang ada di kota ini menyadari dengan sesadar - sadarnya bahwa lokasi kampus kami tidak berada di tengah kota yang mudah untuk dijangkau. Meskipun demikian, ketika niat dan kemauan telah tertanam dalam hati apa pun akan dilakukan untuk menempuh jalan menuju kampus.
Hujan seringkali dijadikan alasan, atau lebih tepatnya kambing hitam. Mahasiswa menyalahkan lebatnya hujan telah menghalangi mereka untuk pergi ke kampus. Menuding petir yang telah membuat mereka takut untuk berkendara di jalan raya menuju kampus. Mencaci jalanan yang becek dan membuat kendaraan mereka kotor.
Marilah berpikir secara jernih dan membuang kebiasaan saling menyalahkan maupun mencari sesuatu untuk disalahkan. Hujan tak pernah menghalangi mahasiswa untuk pergi ke kampus. Bukankah bagi mahasiswa yang memiliki kendaraan bermotor punya mantel hujan? Takut kebasahan? Persiapkan pakaian ganti di jok motor atau pun dibungkus dengan plastik agar tak basah.
Terlalu repot dengan persiapan yang seperti itu? Mungkin kita akan berpikir tak akan ada gunanya. Logikanya, bagaimana mungkin kita berpikir bahwa hal itu merepotkan? Kita bukannya menyiapkan bekal kematian, namun hanya bekal ke kampus, sebuah tempat dengan cakupan ilmu yang besar dan telah melahirkan pemimpin – pemimpin handal.
Kemudian, bukankah ada begitu banyak kendaraan umum yang dapat dimanfaatkan agar langkah kaki tiba di kampus? Jarak rumah yang jauh, bukankah bisa memperkirakan waktu agar tiba di kampus tepat waktu? Datang terlalu cepat, bukankah banyak hal yang dapat dikerjakan di kampus dalam rentang waktu tersebut?
Apakah ini berarti kita bukanlah termasuk golongan orang - orang yang dengan penuh rasa syukur menggunakan akal dan segala potensi yang ada dalam diri kita? Apakah tidak terpikir di kepala kita akan segala kemungkinan - kemungkinan tersebut, hal - hal yang masih bisa kita lakukan meskipun kondisi alam tidak seperti yang kita inginkan?
Atau kita telah dikalahkan oleh nafsu yang sedemikian rupa mengendalikan alam pikiran kita dan berusaha sekuat tenaga agar kita mengikuti perintahnya? Atau memang kita selalu mendengarkan "nasihat" dari musuh abadi kita? Bisikan - bisikan yang musuh kita hembuskan ke setiap dada manusia? Atau enggan memenuhi panggilan ilmu?
Apa pun itu hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya. Penulis hanya bisa menyampaikan, jangan terus menerus menyalahkan alam atas kelalaian dan kemalasan yang ada dalam diri kita. Jangan menuntut alam atas kegagalan yang kita alami. Jangan lagi memberi alasan kepada alam sehingga pada puncaknya kemarahannya akan berakibat fatal bagi kita umat manusia.
Sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita memiliki semangat juang yang tinggi untuk hadir di perkuliahan karena inilah saatnya kita mendapatkan apa yang tak pernah kita raih di sekolah dulu. Sebagai kaum intelektual, menyalahkan alam sama artinya menunjukkan kelemahan diri. Dibalik almamater yang kita sandang saat ini tersimpan semangat juang untuk meraup ilmu pengetahuan dari pengajar dan rekan - rekan di luar kelas.
Karena itu teman – teman, buang jauh – jauh rasa enggan itu. Kunci dari segala aktivitas hanyalah kemauan. Ketika kemauan telah merasuki jiwa, maka tak kan ada yang dapat menghalangi kita beraktivitas. Tak baik berlindung dibalik alasan - alasan yang seringkali menjadikan alam sebagai tumbalnya karena ALASAN HANYA UNTUK ORANG - ORANG YANG GAGAL.

            Rabu, 20 Oktober 2010
Pukul 23:47 WIB
Advokasi terhadap alam yang terpojokkan

Monday 11 October 2010

Komitmen



Ketika menuliskan data diri di formulir pendaftaran KAMMI, amatilah tulisan kecil di bawah yang intinya adalah bahwa dengan menandatangani formulir tersebut, kita, saya dan teman - teman semua bersedia untuk mengikuti agenda - agenda yang diadakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ).

Kenyataan pun tak dapat dihindari. Begitu selesai DM1 tak banyak yang bertahan untuk terus bertahan dan mengikuti rangkaian agenda yang diadakan oleh KAMMI, baik oleh pengurus daerah maupun pengurus komisariat. Rangkaian agenda yang merupakan proses yang harus dilalui oleh seluruh alumni DM1 banyak yang terlewatkan begitu saja dengan beragam alasan.

Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Ke mana kah semangat ketika dauroh marhalah 1 lalu? Masih ingatkah dengan komitmen yang diucapkan, yang dituliskan di selembar kertas saat dauroh dulu?



* harus keep istiqomah

Sunday 10 October 2010

25 Mahasiswa Mengikuti Pelatihan Jurnalistik

Untuk menyuburkan minat dan bakat, sebanyak 25 mahasiswa Peguruan Tinggi Agama Islam Swasta Kopertais Wilayah XII Riau - Kepulauan Riau mengikuti pelatihan jurnalistik tingkat dasar di hotel akasia, pekanbaru sabtu – senin ( 9 – 11/10 ).

Menurut koordinator kegiatan Drs. H Abu Bakar MS kegiatan in diadakan setiap tahunnya. Adapun pesertanya adalah perwakilan mahasiswa perguruan tinggi agama islam swasta dari Riau dan Kepulauan Riau.

Kegiatan yang bersumber dari dana APBD-P 2010 Riau ini bertujuan untuk melestarikan budaya tulis menulis di kalangan mahasiswa. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta mampu memberdayakan diri di institusinya masing – masing dengan mendirikan mading kampus bahkan koran atau buletin di kampus.

Saturday 2 October 2010

Menunggu

Tanggal 30 September 2010 dua orang petinggi KAMMI Daerah Kepulauan Riau berangkat menuju Solo untuk menghadiri Pra Muktamar sekaligus sosialisasi Manhaj KAMMI yang baru.

Apa hasil dari pertemuan rapimnas kali ini? Apa saja yang dibahas dalam rapimnas tersebut? Isu hangat apa yang sedang dperdebatkan oleh mereka?

Menunggu hasil keputusan sambil terus mencoba bergerak dan menggerakkan yang tersisa di sini.....

Thursday 23 September 2010

Konsep Dasar Kerja Pers


-->
Dalam bukunya Fikih Jurnalistik, Faris Khoirul Anam menuliskan lima konsep dasar kerja pers yang mesti menjadi pegangan bagi siapa pun yang melibatkan diri dalam dunia pers.  Ketika menyebutkan kata pers, maka yang terbayang dibenak kita adalah kegiatan yang berhubungan dengan berita dan memberitakan. Kelima konsep dasar kerja ini bukanlah untuk membatasi aktivitas dalam dunia pemberitaan melainkan agar pekerja pers dapat bekerja lebih tertib dan mampu memberikan informasi yang akurat dan benar kepada masyarakat.
Konsep dasar kerja pers yang pertama ialah mengklasifikasi sumber berita di mana ini adalah hal yang sangat utama karena menyangkut kebenaran informasi atau berita yang akan disampaikan kepada masyarakat. Dalam mengklasifikasikan sumber berita seorang pekerja pers membutuhkan saksi mata yang dapat dipercaya dan memenuhi syarat untuk berbicara (jika sumber adalah orang). Sumber berita tak hanya berupa orang, namun juga catatan, dokumentasi, referensi, buku, kliping dan sebagainya yang memberikan makna dan kedalaman suatu peristiwa.
Seorang pekerja pers juga tidak boleh terburu – buru dalam memberitakan suatu peristiwa sebelum ia melakukan klasifikasi dan cross check secara terus menerus hingga kevalidan berita ia terima dapat dipertanggungjawabkan, meskipun sedang dikejar deadline.
Kemudian yang kedua, membekali kerja dengan kejujuran sebagaimana disebutkan dalam butir pertama KEWI ( Kode Etik Wartawan Indonesia ), “ wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar “. Setelah mengklasifikasikan sumber berita, maka diperlukan kejujuran seorang pekerja ketika menuliskan berita tersebut dan menyebarkannya ke masyarakat. Dalam hal ini kejujuran yang dimaksud adalah kejujuran berita dan kejujuran hukum.
Kejujuran berita ialah berita tersebut ditulis dengan sebenar – benarnya dengan tidak memanipulasi data dan fakta yang ada di lapangan. Sedangkan kejujuran hukum berarti seorang pekerja pers tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan dalam menyikapi suatu berita, untuk diterima atau tidak. Pandangan pekerja pers hanya dapat dituliskan dalam berita tersebut dengan syarat pendapat merupakan penjelasan tafsir yang benar tentang suatu berita dan dampaknya, bukan pendapat pribadinya.
Konsep dasar kerja pers yang ketiga yaitu menyempurnakan kejujuran dengan akurasi. Artinya sebuah berita juga mesti dilengkapi dengan berita sekunder untuk menghindari kesalahpahaman pembaca akan berita tersebut. Sebelum berita disampaikan kepada masyarakat, kebenaran berita harus diperiksa dengan teliti dan meminta konfirmasi dari pihak yang bersangkutan, sehingga ketika berita diterbitkan, tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan pemberitaan tersebut.
Seperti kasus memilukan yang terjadi dibalik peristiwa Bom Bali I, 12 Oktober 2002. Peristiwa ini terjadi akibat pemberitaan yang kurang akurat, asal memberitakan dan lebih mengutamakan keinginan pasar. Di mana diekspos di media massa bahwa Letnan Djaja Suparman saat peristiwa ledakan sedang berada di Bali. Ia merasakan pers tidak berupaya menghubungi untuk meminta konfirmasi atas isu tersebut. Dan tidak dengan memberikan bukti – bukti yang ada seperti tiket pesawat atau bill hotel untuk membuktikan kebaradaannya di Bali. Jadi tidak menelan mentah – mentah informasi dari sumber anonym yang mengatakan ‘ ada dua Jenderal yaitu jendral TNI Angkatan darat dan Jenderal Polisi ada di Bali dan dikaitkan mereka berada di belakang peritiwa Bom Bali ‘.
Hal ini tentu saja memojokkan Djaja Suparman dan harus menerima kenyataan mertuanya meninggal karena shock mendengar berita itu. Setelah 40 hari pemberitaan itu ayah kandungnya juga meninggal.
Keempat, objektif dalam menjelaskan kejadian, yang artinya seorang penulis berita harus mengemukakan pendapatnya berdasarkan fakta yang ada bukan kecondongan dan ambisi pribadinya. Berita yang ditulis haruslah mencakup jalannya suatu kejadian, kelanjutan dan dampak sebuah peristiwa, fakta dan data di lapangan kemudian catatan dan solusi yang konkrit lagi bermanfaat. Seorang pekerja pers tidak diperkenankan untuk memasukkan pendapat pribadi yang bertujuan untuk memenuhi ambisinya, apalagi yang jauh dari kebenaran. Tak hanya itu, berita juga ditulis dengan gaya bahasa yang tidak melecehkan maupun menjatuhkan martabat  pihak yang diberitakan.
Konsep kelima ialah mematuhi aturan dan etika umum ( kode etik ). Ketika menulis berita pekerja pers diikat oleh aturan – aturan  dan ketentuan – ketentuan yang berlaku di komunitasnya. Dengan adanya aturan dan ketentuan tersebut diharapkan akan tercipta kondisi yang dapat diterima masyarakat namun tidak merugikan pihak pers.
Di Indonesia ada banyak organisasi wartawan, namun yang paling besar adalah Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) dan Aliansi Jurnalis Independen ( AJI ). Organisasi – organisasi ini memiliki kode etik sendiri bagi para anggotanya yang bertujuan untuk mengontrol cara pemberitaan sehingga tidak mengganggu pihak – pihak yang akan diberitakan.

Sunday 19 September 2010

OIS FISIP UI 2007

Meskipun teman saya selalu mengatakan lebih baik saya menulis hal - hal yang lebih penting, daripada sekedar menulis pengalaman pribadi, hal itu tidak akan mematikan semangat saya dalam menulis apa - apa saja yang pernah saya lewati. Walaupun saya tahu bahwa pengalamannya lebih banyak dan lebih spektakuler dari saya, saya kekeuh untuk menulis apapun yang saya inginkan. Selagi jari jemari saya masih bisa menari di atas keyboard, saya akan terus menuliskan apapun yang saya sukai.



Olimpiade Ilmu Sosial FISIP UI
Jakarta, 12 - 16 Februari 2007

Mengikuti Olimpiade Ilmu Sosial Tingkat Nasional yang diadakan oleh FISIP UI tahun 2007 lalu merupakan sebuah pengalaman luar biasa dan tak akan mungkin terlupakan.  Entahlah, apakah hal itu merupakan suatu kebetulan atau memang dikarenakan oleh karya tulis yang kami buat ( lebih tepatnya teman – teman saya ) punya nilai lebih di mata panitia. Yang jelas dan hingga saat ini saya yakini bahwa tentunya hal ini sudah tertulis di catatan sang Pencipta sebagai salah satu scenario dalam hidup kami.

Saya sudah bertekad untuk menuliskannya dalam catatan harian saya begitu kami pulang dari Jakarta, namun entah kenapa hal itu tidak juga saya lakukan. Barulah hari ini ( setelah tiga tahun berlalu ) saya bisa menuliskannya agar kenangan itu tetap membekas dan memberikan dorongan semangat kepada saya, betapa masih banyak hal yang harus dipikirkan dan saya harus selalu produktif.

Berawal dari tawaran dua orang teman saya dari kelas berbeda ( kelas super, demikian saya menyebutnya ) untuk bergabung dengan mereka untuk mengikuti kegiatan ini. Kebingungan dan keheranan menerpa saya, mengapa saya yang dipilih. Padahal saat itu ada banyak teman – teman lain yang punya kompetensi lebih baik dari saya. Alasannya hanya satu, karena beberapa waktu lalu saya adalah salah satu peserta debat antar kelas ( di class meeting akhir semester ). Sebuah keberuntungan.

Mungkin menurut teman – teman penampilan saya cukup baik pada saat itu ( saya sangat menyukai debat itu sendiri ). Saya pun menyetujui untuk bergabung dan mulai bekerjasama untuk membuat karya tulis dengan tema Beyond Disaster. Kami sengaja mengambil contoh kasus Tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Mengupasnya semampu kami dan mencoba menawarkan solusi bagi pemerintah dalam menanggulangi keadaan di Aceh yang pada saat itu jauh dari kelayakan, di mana para korban yang masih hidup tinggal di tempat yang tidak layak.

Singkat cerita, karya tulis yang menurut saya sangat sederhana itu pun dikirim ke Jakarta. Ketika dikirim, saya cukup berharap kami masuk sebagai finalis dan berkesempatan mengikuti kegiatan selanjutnya di Jakarta. Harapan yang tipis itu segera saya tepis karena saya rasa itu adalah hal yang mustahil kami bisa lolos babak seleksi. Setelah itu saya tak lagi berharap dan juga tak berdoa akan kelulusan kami.

Beberapa waktu setelahnya, saya kurang ingat kapan pastinya, kami diberitahu bahwa karya tulis tentang Tsunami di Aceh itu lolos dan termasuk dalam 25 finalis dari seluruh Indonesia. Betapa senang dan bahagianya kami saat itu, khususnya saya. Bagaimana tidak, ini akan jadi perjalanan pertama saya keluar dari pulau Sumatera. Akan ada daerah baru lagi yang akan saya kunjungi, karena satu – satunya kota besar yang pernah saya tempati hanyalah Padang (  Sumatera Barat ) dan Pekanbaru ( Riau ). Selebihnya hanya kota atau pulau kecil. Saya begitu senang hingga terus memikirkan perjalanan itu.

Persiapan Keberangkatan

Begitu pengumuman diterima, dalam waktu cukup singkat orang tua kami dipanggil ke sekolah untuk membicarakan hal ini, yang saya ketahui akhirnya ialah masalah biaya keberangkatan kami. Sekolah ternyata tidak sanggup ( atau tidak mau ) membiayai, yang artinya kami berangkat dengan biaya kami sendiri. Hampir saya tidak percaya akan hal ini, pupus sudah harapan saya. Namun guru pembimbing kami menenangkan kami dan meyakinkan bahwa kami akan berangkat dengan cara apapun. Kami tidak perlu memikirkan biaya ataupun yang lainnya, hanya perlu focus pada persiapan untuk  ke sana.

Putus asa tentunya menyerang pribadi saya sehingga tidak banyak persiapan yang saya lakukan. Saya sudah tahu kami pasti tidak akan jadi berangkat untuk mengikuti kegiatan itu.

Takdir berbicara dan kami dikabari bahwa kami akan berangkat pada hari X ( saya lupa harinya ). Bukan main senangnya kami ketika itu, perjalanan impian akan segera dimulai. Kami pulang sekolah lebih awal untuk persiapan esok hari. Tak lupa kami berpamitan pada wali kelas masing – masing yang saat itu wali kelas saya tengah mengajar (malu sekali rasanya ketika saya harus masuk kelas yang sedang diajarnya itu ).

Keberangkatan

Hari bersejarah itu pun dimulai. Kami akan mengikui kegiatan nasional selama 5 hari di ibukota Negara. Begitu pamit dengan orang tua, kami melangkah untuk keberangkatan pertama menuju Batam. Sepertinya saat itu sudah lama sekali saya tidak naik kapal laut, alat transportasi favorit saya walaupun sebagian orang tidak suka karena terombang ambing di tengah laut.

Singkat cerita, kami tiba di bandara Hang Nadim, Batam ( saya menyukai bandara ini ), kemudian masuk ruang tunggu. Berdebar – debar hati saya ketika itu karena akan naik pesawat lagi, alat transportasi yang jarang sekali saya naiki.

Sayang di pesawat saya tidak mendapatkan kursi yang dekat dengan jendela, padahal saya sangat berharap sekali. Tidak apa lah, dalam hati saya berdoa agar pulang nanti saya bisa mendapatkannya. Setidaknya dengan duduk di bagian tepi saya bisa menyaksikan lagi pramugari ‘bisu’ tampil untuk memberikan keterangan pada penumpang tentang upaya penyelamatan seandainya terjadi sesuatu.

Sebelum pesawat take off saya memperhatikan orang – orang di sekeliling saya dan hanya bisa tersenyum geli saat melihat salah satu penumpang tidak tahu bagaimana cara memasang seat belt. Mungkin ini pengalaman pertamanya naik pesawat begitu batin saya. Namun saya berpendapat, setidaknya jika dia mendengar dan memperhatikan pramugari cantik itu dia akan tahu. Huft…. Saya tidak habis piker dengan orang – orang yang kadang tidak mau peduli.

Kemudian ketika saya melongok ke seberang belakang, tempat guru pembimbing kami duduk saya kembali menahan tawa. Seorang bapak yang duduk di sebelah beliau tak hentinya komat kamit  entah membaca apa. Masih terpatri di benak saya bahwa secara penampilan dia adalah orang yang punya ilmu agama yang tinggi. Saya tidak habis piker lagi, mengapa orang begitu takut akan sesuatu sebelum hal tersebut terjadi. Mengapa tidak berpikir positif saja dan meyerahkannya pada Allah. Yah, saya tahu dia hanya berdoa, tapi menurut saya berlebihan karena bibirnya tak berhenti untuk komat kamit.

Tibalah saarnya untuk take off dan saya tidak mau melewatkan momen ini karena saya suka dengan sensasi aneh yang timbul ketika pesawat take off. Tak lupa saya berdoa akan kelancaran perjalanan kam. Di detik itu pula kembali saya memperhatikan bapak yang duduk di sebelah guru pembimbing kami, dan semakin geli saya melihatnya. Bibirnya semakin bergerak cepat, dan saya idak pernah tahu apa yang dibacanya. Sementara itu salah satu penumpang  menunjukkan ketegangan luar biasa, pastilah ini pertama kalinya ia naik pesawat.

Alhamdulillah the trip is so nice. Bersyukur saya bisa menginjakkan kaki di Bandara Soekarno Hatta. Dan pikiran yang pertama kali muncul ialah saya membayangkan bahwa di sini lah lokasi syuing Eiffel I’m in Love. Huahahaha naïf sekali ketika itu saya berpikir demikian.

Secara umum saya lebih menyukai bandara Hang Nadim karena di sana lebih bersih daripada di Jakarta. Saya heran dan sekaligus malu, karena saya sempat melihat turis mancanegara dan takut sekali akan pendapat mereka akan bandara ini ( padahal kami sama sekali tidak berkomunikasi ). Dasar, saya terlalu berlebihan!!

Kami dijemput oleh dua orang panitia di bandara dan langsung diantar ke penginapan. Dalam perjalanann saya tidak mau melepaskan mata dari kondisi jalanan yang kami lewati. Ada rasa kagum yang muncul dengan kota ini karena banyaknya gedung – gedung tinggi di kiri kanan jalan, jalan raya yang besar dengan 4 jalur ( klo ga salah ingat ) dan lain sebagainya.

Di Penginapan

Sesampainya di penginapan, saya langsung shalat ashar. Namun karena di tempat baru, saya cukup takut dantidak khusyuk sama sekali. Saya shalat di atas tempat tidur dan membayangkan hal – hal yang menakutkan di penginapan tersebut.

Ternyata kami tidak berada dalam satu kamar yang sama. Panitia mengacak agar tidak ada peserta yang berasal dari satu daerah tidur di kamar yang sama. Saya berkesempatan sekamar dengan teman dari SMAN 1 Depok dan SMAN Frater Don Bosco ( Sulawesi ). Mereka adalah teman sekamar yang cukup menarik bagi saya. Salah satunya datang dengan cukup heboh dan memang merupakan peserta terheboh.

Peserta yang hadir hanya 69 orang dari 23 daerah. Dua daerah tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut dan saya cukup kecewa dengan ketidakhadiran mereka. Meskipun begitu saya harus tetap semangat.

OIS 2007

Olimpiade Ilmu Sosial ini merupakan ajang kompetisi ilmu – ilmu sosial bagi siswa/I sekolah menengah atas atau sederajat yang telah diselenggarakan untuk kelima kalinya. Tahun 2007 ini OIS mengambil tema Beyond Disaster mengingat maraknya bencana alam yang terjadi di Indonesia pada waktu itu. Melalui acara ini diharapkan peserta OIS 2007 selain dapat menganalisis masalah juga mampu memberikan solusi dan kontribusi secara langsung terhadapa permasalahan tersebut.

Rangkaian acara Olimpiade Ilmu Sosial 2007 yang diselenggarakan oleh FISIP UI tersebut terdiri dari empat acara inti dan lima acara pendukung. Acara inti meliputi menulis review film dalam bahasa Inggris, analisis masalah, presentasi masalah dan circle of beat. Sementara itu acara pendukung terdiri dari training public speaking, kunjungan ke kantor DPR/MPR, FISIP open house, city tour dan diakhiri dengan malam keakraban.

( bersambung )

Surat Cinta yang Kucintai : Serpihan Hati Seorang Pejuang (Akhwat)

sungguh..

hati ini telah terpaut..
dalam rasa yang membuat diri ini enggan..
enggan untuk berpisah..
enggan untuk tak bersapa..
enggan untuk tak bersua..

cinta ini..
membuat diri ini begitu merasa spesial..


sungguh.
aku mencintaimu..

demi Allah..
aku mencintaimu karena cintanya engkau pada-Nya..

tapi,
maaf…
aku berkhianat padamu..
khianat..

karena aku mempunyai cinta-cinta yang lain..
dan, aku lebih mencintai lebih jauh..
lebih dalam..
pada cintaku yang lain itu..

aku lebih mencintai umat ini..

aku lebih mencintai jalan suci ini..

aku lebih mencintai Allah Sang Khalik…

sehingga.
aku enggan..
aku malu..
untuk membuat-Nya murka..

untuk membuat-Nya tidak lagi memberkahi jalan sulit yang saat ini sedang ku tempuh..

aku malu..
aku takut…

ketika kepahamanku dipertanggungjawabkan kelak..
sebagai seorang aktivis dakwah..
sebagai seorang dai..
sebagai seorang guru..
sebagai seorang teladan..

bagaimana bisa…
bagaimana bisa..

ada sebuah kontradiksi dalam aktivitas-aktivitas kita..
ya akhi..

bisa jadi karena maksiat-maksiat yang kita lakukan..
Allah menutup hati mereka,mereka yang belum terwarnai oleh Islam..
karena Allah begitu menjaga jalan dakwah ini..

karena Allah enggan ada orang-orang yang munafik berada di jalan ini..
sungguh,

demi Allah..
sebesar apapun cintaku padamu..
sebesar apapun cintamu padaku..
Allah tidak akan pernah ridho..
jika semua tidak dibalut dengan syariat..

ya akhi..
biarkan aku sendiri..
biarkan..

mungkin akan perih untuk kita berdua..
mungkin akan sakit untuk hati-hati yang telah diselimuti syaithan..

namun,
biarkan rasa sakit ini yang menjadi saksi..
bahwa kita adalah aktivis dakwah sejati..
sejati dengan kepahaman kita..
sejati dengan keilmuan kita..
sejati dengan jalan yang kita jalani..

tersenyumlah akhi..
sekalipun perih terasa menyayat..
karena senyum itu..
pertanda kau telah mampu..
mampu untuk melupakan cinta yang tidak halal ini..

dan sungguh,
karena mencintai adalah memiliki..
sehingga Sang Pemilik diri enggan,
enggan bila kita membagi cinta kita kepada yang lain..
terlebih cinta itu bukanlah vinta yang halal..
-untuk dia yang pernah tersakiti-

ikhwahfillah..
cinta merupakan suatu hal yang fitrah..
fitrah bagi kita seorang manusia..
sekalipun kita adalah aktivis dakwah..

namun,
cinta itu menjadi tidak fitrah..
manakala kita..
kita,yang terlibat dalam manuver-manuver dakwah..
ternyata menyimpan rasa-rasa yang bisa jadi itu bukanlah rasa yang Allah berikan..

Cinta..
ada untuk dinikmati..
dengan cara-Nya…
ikhwahfillah..
dalam suatu lingkaran pernah dikatakan,
bahwa cinta sebelum pernikahan adalah suatu yang haram..

lalu, bagaimana bisa aktivis dakwah yang notabenenya adalah seseorang yang telah ter-tarbiyah mengalami hal ini?

astagfirullah..
mari,
melihat diri-diri kita kembali..
bisa jadi sulitnya jalan dakwah yanng kita lalui..
adalah karena maksiat-maksiat di hati kita..
maksiat akibat rasa-rasa ‘nakal’ kita..

cintailah Allah..
maka Allah akan mencintaimu..

cintailah Allah..
maka Allah akan berada senantiasa di dekatmu..


-teruntuk yang spesial diri sendiri, dan semua aktivis dakwah di semua lembaga-
notes ini adalah ungkapan kebingungan atas semua yang terjadi..


copas from www.akarsejarah.wordpress.com

Friday 10 September 2010

Obsesi Menjadi Dia

Oke lah kalo begitu. Aku tahu aku terobsesi. Atau lebih tepatnya terbayang-bayangi.

Seharusnya aq bebas berekspresi dengan gaya tulisanku sendiri. Hmm mungkin ini diakibat terlalu banyak ( oh ya! ) membaca tulisan orang lain.

Well, biar kuuraikan masalah ini.
Katanya, agar bisa menulis dengan baik, maka kau dianjurkan untuk lebih banyak membaca karya atau tulisan orang lain. Mengapa? Dari sini kau bisa belajar secara otodidak bagaimana menulis yang baik dan benar. Ya tergantung juga. Seperti mata pisau, jika kau menggunakan bagian yang tajam untuk memotong daging, pastilah pekerjaan potong memotong terlaksana dengan sukses. Sebaliknya ketika bagian yang tumpul digunakan, percayalah hanya kekesalan yang kau dapatkan karena daging tak kunjung terpotong sementara kau harus segera memasaknya ( hh resiko kalo yang nulis cewek, gak jauh dari masakan, padahal gak bisa masak ).

Demikian jugalah yang terjadi saat kau terlalu banyak membaca karya orang lain.

Oke kembali ke topik awal, kusadari bahwa kita sudah melenceng terlalu jauh.

Masalahku dengan tulisan ialah bahwa setiap kali akan menulis sesuatu, aku selalu dibayang-bayangi oleh seseorang yang merupakan guru pembimbingku dalam menulis. Ya, dia juga bukan segalanya, maksudku, tidak semua pelajaran menulisku kudapatkan darinya. Dia adalah seorang motivator jutek bagiku. No problem, selagi bisa membuatku mau menulis.

Aku terobsesi untuk bisa menulis seperti dia. Maksudku, tulisannya yang berkisar masalah politik kedaerahan bagiku cukup berat, namun aku tetap ingin mencoba. Setiap kali ingin menulis masalah kedaerahan kupaksakan seperti tulisannya. Hasilnya dapat kau bayangkan, benar-benar tidak memuaskan.

Aku tahu dan sangat sadar aku tidak boleh begitu. Setelah kupikir-pikir pemikiran dan gaya tulisan setiap orang tidak sama. Boleh saja kau memiliki ide yang sama, namun begitu tertuang dalam bentuk tulisan, hasilnya akan berbeda.

Seharusnya aku memang tidak boleh terlalu terobsesi dengan tulisan-tulisannya. Juga tidak berusaha untuk jadi seperti dia karena kami tidak sama ( ya iya laaah ).

Thursday 9 September 2010

Hey!

Well, apa sih yang akan kau lakukan kalau kau terus menerus merasa didesak untuk melakukan ini itu sesuai keinginannya? Sementara di saat yang sama kau kebingungan dengan tugas-tugas yang menurutmu sangat banyak dan luar biasa.

Okey, mungkin aku terlalu banyak mengeluh. Hey, come on, salah ya kalau aku mengeluh? Yah aku tahu, ngeluh itu gak boleh, tapi di keadaan yang seperti ini?

Mari berpikir positif (sekalipun itu sulit). Bayangkan jika semua tugas yang dia berikan itu aku selesaikan dengan baik. Well, akan sangat bermanfaat untukku. Tidak semua orang kan yang punya kesempatan seperti ini??

So, apa mesti ngeluh lagi?
Huft, tapi kenapa sih kok kayaknya hanya aku yang digodok. Dilatih seperti ini memang menyenangkan. Tapi, hey, kau tidak ingin kan berlatih sendirian?

Oke, anggap saja angin lalu.

Thursday 2 September 2010

Presiden Dinilai Tidak Tegas Menghadapi Malaysia

Kekecewaan jelas tergambar di wajah seluruh rakyat Indonesia yang menantikan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait masalah Indonesia – Malaysia. Pidato ini diawali oleh presiden dengan memaparkan kembali apa yang telah terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Ditangkapnya tiga orang petugas KKP oleh Malaysia akhir Juli lalu memanaskan kembali hubungan kedua Negara ini.

Meskipun ketiga petugas tersebut dibebaskan oleh pemerintah Malaysia dengan upaya dari pemerintah Indonesia juga tentunya, belakangan timbul pernyataan akan perlakuan tidak pantas yang telah diterima oleh tiga orang petugas KKP itu. Indonesia pun berusaha mengklarifikasi kebenaran hal tersebut.

Sementara itu, rakyat Indonesia mulai menunjukkan kemarahannya atas sikap angkuh Malaysia yang dinilai banyak pihak amat menghina dan merendahkan martabat bangsa Indonesia. Kedaulatan Negara pun dipertanyakan oleh rakyat? Hanya langkah diplomasikah yang dapat diambil oleh Indonesia setelah diperlakukan demikian? Seberapa tegas pemerintah menyikapi hal ini?

Di dalam pidatonya, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menjelaskan kepada rakyat Indonesia demi kepentingan nasional, jalan perang bukanlah langkah yang patut diambil. Ada 2 juta warga Negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Tak dapat dipungkiri mereka punya andil besar dalam menambah devisa Negara. Bagi Malaysia sendiri, keberadaan pekerja Indonesia di negaranya juga tidak kalah penting dalam hal pembangunan di sana. Selain itu, banyak juga mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu dan mengadakan penelitian di Malaysia, dan mereka merupakan aset Negara yang ternilai harganya.

Presiden menyadari, semakin dekat hubungan dua Negara maka akan semakin besar pula masalah yang akan timbul di antara keduanya. Oleh karena itu, Indonesia berupaya untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai contoh, upaya pemerintah Indonesia memperjuangkan hak – hak pekerja Indonesia di negeri Jiran tersebut, seperti masalah gaji dan hari libur mereka.

Di sisi lain, kedaulatan Negara juga tidak dapat dimain – mainkan oleh Negara lain. Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin melalui jalan diplomasi yang telah dilakukan dari awal. Pengiriman surat ke Malaysia pun telah dilaksanakan. Semua upaya yang dilakukan oleh pemerintah telah sesuai dengan system yang berlaku.

Sekali lagi Indonesia menunjukkan kelembutannya dalam menghadapi konflik dengan Malaysia yang sudah terjadi untuk ke sekian kalinya. Tidak ada instruksi militer dalam pidato tersebut yang mengindikasikan peperangan seperti yang dikehendaki sebagian rakyat Indonesia melalui aksi – aksi demonstrasi belakangan ini. Tak hanya itu, sikap tegas yang diharapkan pun tidak muncul. Presiden hanya menginstruksikan agar perundingan perbatasan wilayah lebih dipercepat.

Bagaimana pun juga, hubungan baik kedua negara harus negara harus tetap dipertahankan demi kepentingan nasional juga ASEAN secara keseluruhan. Hal ini disebabkan Indonesia dan Malaysia merupakan pondasi dari negara – negara yang berada di kawasan Asia Tenggara.


KAMMI Daerah Kepulauan Riau Sepakat dengan Sikap yang Diambil Presiden RI


Ketua Departemen Kajian Strategis dan Humas KAMMI Daerah Kepulauan Riau, Jamhur Ar Rahman, ketika dikonfirmasi mengenai hal ini menyatakan kesepakatannya terhadap langkah – langkah serta sikap yang telah diambil oleh Presiden SBY terkait konflik dua negara tetangga ini.

“ Sikap yang diambil oleh Presiden sudah cukup tepat, karena adanya kekhawatiran dua negara ini tengah diprovokasi oleh antek – antek Yahudi, mengingat Indonesia dan Malaysia merupakan basis Islam terbesar di kawasan Asia Tenggara, “ ungkap Jamhur Ar Rahman.

Jika permasalahan kedua negara ini masih bisa diselesaikan melalui jalan diplomasi, perang bukanlah langkah yang patut diambil karena akan menimbulkan kerugian yang sangat besar di kedua belah pihak. Lagipula, rakyat Indonesia yang berdomisili di daerah perbatasan seperti Kalimantan dan Kepulauan Riau pastinya akan merasakan penderitaan sebagai korban perang.

Selain itu, kesiapan Indonesia untuk berperang dengan Malaysia juga masih dipertanyakan. Kendati memiliki kuantitas tentara lebih banyak dibandingkan Malaysia, kualitas peralatan dan fasilitas perang Indonesia tidak dapat dipastikan. Di samping itu, jika pilihan perang yang diambil pemerintah, maka setiap bulannya pemerintah harus menyediakan dana perang sekitar 6 triliun rupiah. Pertanyaannya, sanggupkah Indonesia?

Sementara itu, Muhammad Sani selaku Gubernur Provinsi Kepualauan Riau pun menyatakan ketidaksetujuannya akan jalan perang. Menurutnya, masalah antara negara Republik Indonesia dan Malaysia tidak mesti diselesaikan dengan perang. Sebaiknya hal ini sudah sepantasnya dibicarakan dalam suasana damai.
Tambahnya lagi pemerintah Provinsi Kepri, sebagai daerah yang berhadapan langsung dengan negara asing, akan memberikan masukan jika diminta oleh pemerintah pusat  dalam hal perundingan perbatasan wilayah maritim.

Gubernur juga mencanangkan untuk membentuk tim terpadu pengawasan daerah perbatasan tersebut yang akan melibatkan semua instansi yang terkait terkait. Namun sebelumnya penjelasan mengenai batas wilayah dari pemerintah pusat sangat diharapkan.

Wednesday 1 September 2010

Lelucon Tanpa Batas


Di tahun 2010, saya adalah seorang mahasiswa  semester 5 jurusan pendidikan Bahasa Inggris dan saya masih berumur 20 tahun, cukup muda. Hari ini saya ingin memposisikan diri dan berpura – pura menjadi anggota dewan yang terhormat. Baiklah, let’s follow my ridiculous mind.

Sebagai anggota dewan, saya merasa risih dengan pemberitaan –pemberitaan yang ada di media tentang kinerja kami dalam mengurus rakyat Indonesia yang sangat banyak ini.
Di televisi banyak beredar gambar yang menyorot beberapa teman saya yang ngantuk dan bahkan ada yang tidur ketika rapat ataupun sidang sedang berlangsung. Akibatnya, banyak pihak yang mencemooh kami dan menilai kinerja kami sangat buruk. Rakyat bilang kami hanya makan gaji buta tanpa melakukan apa – apa untuk mereka. Hhh… seandainya saja mereka tahu apa yang kami bicarakan di dalam sini.
Ou, baiklah tentu saja mereka tidak tahu apa – apa saja yang kami bicarakan. Tidak ada siaran televisi yang khusus menyiarkan kegiatan – kegiatan yang ada di gedung MPR / DPR. Apa yang kami bahas di ruang rapat hanya disaksikan sebagian rakyat Indonesia. Dan tentu saja oleh mereka yang punya akses untuk masuk ruangan. Merekalah yang menyaksikan seperti apa kami di ruangan.
Kunjungan – kunjungan kerja kami juga sepertinya jarang jadi pemberitaan di media massa. Hahahha sebagai anggota dewan bukannya saya mau diikuti terus menerus oleh wartawan atau dikejar – kejar seperti Britney Spears dan artis Hollywood lainya. Kalau dipikir – pikir pamor kami sebagai anggota dewan kalah saing dengan artis ( ya kecuali artis yang jadi anggota dewan ). Gak ada tuh paparazzi yang ngejar saya dan teman- teman ketika melakukan kunjungan, sekedar mendapatkan foto kami. Kalo pun ada, hanya segelintir, itupun entah diterbitkan atau tidak.
Selama ini yang mengawasi kami sepertinya hanya segelintir orang. Mahasiswa yang paling kami takutkan. Tapi itu sih dulu, sekarang kayaknya gak lagi. Mahasiswa sekarang sudah banyak yang tidak bergerak, kalaupun ada jumlahnya sedikit sekali. Sebagian besar tidak peduli pada apa yang kami lakukan, tapi kalo sudah dengar berita kecil tentang kinerja kami ( yang sebenarnya gak penting untuk dibesar – besarkan ) hebohnya minta ampun. Demo sana sini, ngerusak pagar dan fasilitas lainnya. Haduh apa sih yang mereka pikirkan ketika berdemonstrasi?
Ya sudahlah, itu kata Bondan Prakoso. Sekarang saya mau membuat pembelaan sedikit nih masalah anggota dewan yang suka ngantuk dan tidur ketika rapat. Pernahkan lihat gambarnya di tivi? Terus terang saya malu juga dengan sorotan media seperti itu. Tahukah anda mengapa kami sering ngantuk?
Ruangan. Salah satu alasannya adalah ini. Kami selalu membicarakan permasalahan undang – undang di ruangan yang sangat nyaman. Ruangan yang besar dengan langit – langit yang tinggi dengan AC setiap saat. Benar – benar membuat kami kadang terlena. Lantainya tertutup oleh karpet tebal, dan ketika anda berjalan di atasnya, suara langkah kaki anda tidak akan terdengar. Sunyi ( kecuali ketika ada yang berbicara ). Lalu kami pun disediakan kursi yang sangat empuk. Enak sekali ketika duduk di kursi ini, saya pernah ingin membawanya pulang. Tapi tentu saja tidak boleh, ini kan punya rakyat (lho, saya rakyat juga kan?). Jadi bayangkanlah ruangan ini, nyaman sekali berada di dalamnya. Seharusnya anda juga ada di sana dan merasakan hal yang sama seperti saya.
Pernah saya berpikir, mungkin para mahasiswa di luar sana yang sering menyuarakan aspirasinya dari luar pagar harusnya merasakan kenyamanan yang kami rasakan. Mereka, mahasiswa itu selalu saja merasa tidak puas dengan apa yang kami kerjakan. Anggota dewan suka tidurlah, suka ngobrol lah, suka on line lah, suka smsan lah klo lagi rapat, suka bertinjulah dan suka suka suka lainnya. Pusing juga dengarnya. Padahal, coba saja mereka ada di ruangan ini.
Aha!!
Saya punya usulan. Bukankah di gedung ini ruang rapat banyak sekali? Bagaimana jika saya mengusulkan pada ketua untuk meminjamkan salah satunya pada mahasiswa dan pelajar untuk dijadikan sebagai tempat mereka kuliah umum? Dengan demikian, mereka juga akan merasakan fasilitas di gedung ini. Bukankah mereka juga berhak? Saya ingin melihat reaksi mereka akan kenyamanan ruangan ini. Lagipula saya ingin agar mereka tak lagi mencaci kami, akan kami yang suka ngantuk dan bahkan tidur, tidak datang rapat dan sebagainya.
Masalah di atas benar – benar tidak penting untuk dibahas, bahkan dijadikan berita utama. Caci dan makilah saya beserta teman- teman anggota dewan lain ketika kami tidak berhasil mencapai target kerja, atau ketika kami melakukan tindakan asusila, korupsi dan hal lainnya yang melanggar undang – undang.

Nah, sekarang saya sudah kembali menjadi mahasiswa muda berusia 20 tahun di 2010. Terima kasih sudah melakukan perjalanan penuh lelucon sebagai anggota dewan yang terhormat. Pikiran ini terbentuk berdasarkan ingatan dan pengalaman ketika berada di ruangan Nusantara ( entah nomor berapa, agak lupa )  MPR/DPR yang benar – benar nyaman.
1 September 2010
Ketika berpura – pura menjadi anggota dewan