Saturday, 22 November 2014

Bertanya

Menurutku, bertanya adalah hal wajib yang harus selalu dilakukan oleh manusia, terutama bagi pelajar, mahasiswa dan pecinta ilmu. Bagiku, bertanya adalah salah satu proses untuk menggali ilmu, mencari tahu sesuatu yang belum diketahui. Bertanya atas rasa ingin tahu akan membangkitkan kreativitas seseorang. Dengan bertanya, ia akan berusaha mendapatkan jawaban dari pertanyaan - pertanyaannya. 

Lihatlah perbedaan antara anak kecil yang terus mengajukan pertanyaan kepada orang tuanya dengan anak yang lebih banyak diam, tak banyak menggunakan lidahnya untuk berbicara. Perkembangan keduanya tentu berbeda. Kita mestinya harus terus menjadi seperti anak-anak yang penuh rasa ingin tahu akan sesuatu. Sibuk bertanya dan mencari tahu jawaban akan masalah ataupun sesuatu yang membuat kita tertarik. 

Meski demikian, sebagai pelajar dulunya, bertanya adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, terutama di dalam kelas. Aku masih mengingat masa-masa di mana lidahku terlalu kelu untuk mengajukan satu atau dua pertanyaan pada guru akan hal tak kumengerti. Rasanya sungguh menyakitkan karena jantung tak berhenti untuk berdebar, ditambah lagi aku tak dapat jawaban. 

Aku selalu iri pada teman-teman yang dengan mudahnya mengangkat tangan hanya untuk pertanyaan yang menurutku kadang tidak penting alias sepele sekali. Tapi para guru selalu memujinya karena keberanian yang ia miliki. Ouch, rasanya tersiksa sekali melihat ada orang mendapat pujian karena hal demikian. Nuraniku mulai berontak dan berkata, jika dia bisa kenapa aku tidak. 

Mulailah proses bertanya di dalam kelas yang kususun sedemikian rupa agar bisa menjadi seperti teman lain. Walaupun aku tahu bahwa anak-anak yang bertanya hanya segelintir, tapi rasa tak ingin kalah memaksaku untuk mulai melakukan hal konyol. 

Aku ingat bagaimana seorang Hermione Granger, salah satu tokoh dalam novel Harry Potter, membuatku sangat kagum saat membaca setiap seri novel itu. Aku tahu aku bukan siswa yang super duper cerdas sepertinya, tapi kupikir aku bisa meniru yang ia lakukan. Membaca materi pelajaran sebelum guru masuk dan mengangkat tangan untuk menjawab serta bertanya di dalam kelas. 

Tentu tidak mudah. Ada proses penyusunan ulang mental yang harus kulewati. Pertama diawali dengan mengibas-ngibaskan tanganku yang kaku dan berat sekali untuk terangkat di dalam kelas.Ketika guru bertanya apakah di antara kami ada yang ingin bertanya mengenai materi tadi, tangan kananku seperti menggantung di udara. Keraguan menghalanginya untuk terangkat. Padahal telah kupelajari bagaimana tangan yang keren untuk bertanya. Apakah harus mengacungkan tinju? Atau cukup telunjuk? Atau menegakkan kelima jari seperti Hermione?

Setelah itu aku mulai membuat daftar guru yang mengajar di kelas kami. Mulai dari guru Bahasa Indonesia hingga olahraga. Well aku benci pelajaran olahraga karena kami selalu diminta untuk lari mengelilingi sekolah yang berbukit, memiliki banyak tangga. Melelahkan dan membuat engselku terasa akan putus. 

Berbekal daftar yang kubuat aku mulai proses bertanya tersebut. Dengan tekad untuk menghilangkan kekakuan di lidahku, aku mulai memberanikan diri untuk mengangkat tangan di kelas. Ah, aku ingat saat itu pelajaran Geografi. 

Hasilnya? Sungguh menyenangkan. Pertama kali kulakukan ada begitu banyak keringat dan rasa yang tak nyaman di sekujur tubuh. Belum lagi jantung yang terus berdetak kencang seakan - akan ia akan keluar dari tubuhku. 

Benar, orang-orang selalu berkata, langkah pertama adalah yang paling berat namun setelah itu kau akan rasakan bagaimana kau dapat melangkahkan kaki dengan ringan tanpa beban. 

Aku melewatkan seminggu hanya untuk membaca materi pelajaran, membuat daftar guru dan pertanyaan apa yang akan kulontarkan. Kulakukan ini rutin. Banyak sekali manfaat yang aku dapatkan dari aktivitas ini. Selain aku semakin memahami materi, aku mulai membangun kemampuan berkomunikasi yang tampaknya cukup sulit untuk dikuasai oleh setiap anak di kelasku. 

Rupanya suatu waktu aku mendapatkan dalil tentang anjuran seorang penuntut ilmu untuk bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan 

Dan kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad) melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (QS An Nahl : 43)

Di catatan kaki ada penjelassan mengenai orang yang memiliki pengetahuan adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab. 

Nah ternyata anjuran untuk bertanya juga bermanfaat ga cuma untuk si penanya. Salah seorang di antara kita dianjurkan untuk bertanya dalam sebuah forum untuk membantu orang lain yang ada di forum tersebut bisa memahami hal-hal yang dibahas. Karena bisa jadi ia tidak paham dan enggan untuk bertanya. So, pertanyaan yang kita ajukan bisa membantunya untuk lebih paham. 

Emang sih sebagian kita suka jengkel kalo ada teman yang bertanyanya kelewatan sampe ga ingat waktu. Nah, sebagai orang yang suka bertanya kita juga mesti ingat kondisi yang ada di kelas. Kalaupun tidak cukup waktunya, silahkan ajukan pertanyaan tersebut di luar forum. 

Alhamdulillah bertanya itu sangat banyak manfaatnya. Tapi kita juga harus menghindarkan diri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu, tidak penting dan tidak bermanfaat. Jangan sampai kita jadi seperti bangsa Yahudi yang selalu bertanya, bukan karena rasa ingin tahu, tapi karena ia sombong. Sampai-sampai bangsa ini bertanya bagaimana rupa Tuhan yang sesungguhnya, padahal mereka telah diselamatkan. Yah, ujung-ujungnya Yahudi toh ingkar pada Allah juga kan. 

Bukan karena ia tak percaya, tapi karena ia sombong

Karena itu, bertanyalah karena ia akan menjawab rasa ingin tahumu
Bertanyalah karena ia akan membantumu mengembangkan kemampuan berkomunikasi
Bertanyalah karena ia akan membantumu memahami sesuatu secara keseluruhan
Bertanyalah...... 

No comments:

Post a Comment