Saya cukup tersentak ketika membaca status salah seorang teman di facebook tentang sebuah pemahaman agama. Tidak salah bagi saya apa yang ia pahami saat itu. Hanya saja barangkali pernyataan itu sedang ditujukan pada orang - orang yang selama ini 'mungkin' terkesan menyalahkan dirinya.
Tidak yakin juga apakah saya termasuk di dalam pernyataannya itu. Memang beberapa kali saya men-tag beberapa catatan atau pun foto tentang jilbab hingga pacaran. Maksud saya semoga ada sebuah pemahaman baru baginya. Terus terang bagi saya dia adalah anak yang luar biasa cerdas dengan prilaku yang baik pula. Lahir dari keluarga terhormat dan dianugerahi fisik yang baik serta saudara - saudara yang tak kalah hebatnya.
Dari apa yang ia nyatakan, saya kembali introspeksi diri. Mungkin apa yang ia katakan benar juga. Saya terlalu sibuk mengurusi orang lain sehingga lupa bahwa belum tentu saya lebih baik dari mereka. Saya lupa bahwa bisa jadi di mata Allah mereka punya nilai plus daripada saya yang masih saja berkutat pada maksiat.
Allah....
Apa yang harus saya lakukan? Kadang ketika menasihati orang lain atau ada seseorang yang minta untuk dinasihati, saya merasa bersalah. Saya masih berlumur maksiat tapi sudah berani menjadi 'sok suci' di depan orang lain yang saya tak pernah tahu apakah kadarnya lebih dari saya.
Untuk pernyataan teman di facebook itu, saya punya seribu argumentasi untuk membalikkannya. Saya yakin itu. Jika ada pembelaan darinya saya yakin akan ada argumen lain yang bisa mematahkannya.
Tapi saya pikir saya tak akan melakukanya
Sia - sia. Tak perlu saya buang waktu untuk berargumentasi dengan seseorang yang sudah memiliki pemahamannya sendiri tentang hakikat beragama. Tentang cukupnya beragama hanya dengan jilbab dan shalat. Tentang concernnya ia pada siapa yang menyampaikan, tapi tidak menelaah apa yang disampaikan.
Apa saya terkesan sedang melarikan diri dan menyerah pada teman saya itu? Tentu saja tidak.
Saya sedang mencoba membuat prioritas. Mana yang harus saya jadikan perhatian utama, mana yang menengah dan mana yang harus saya abaikan
Kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia, demikian Sang Imam Hasan Al Banna berpesan
Wahai imam, semoga saya tak salah memilih langkah. Ya Rasul, semoga ini tak menyimpang dari caramu.
Allah, pilihkan jalan yang baik....
Untuk temanku, hanya satu yang tertinggal
QS. Al An'am : 125
#menapaki jalan berduri sembari berusaha untuk istiqomah
No comments:
Post a Comment