Tuesday 26 October 2021

Tentang Apabila Perempuan Minta 50juta

 Tergelitik ingin berkomentar ketika lihat video viral soal bila perempuan minta 50juta.

Tentunya ini soal mahar atau ketika mau menikah yaaa... Aku ga tau klo di luar itu. Ya pasti ditanyain dulu buat apa 50juta nya 

Jawabannya beragam sih dan ini tergantung gender kayanya. Bukan ngebelain siapa siapa tapi mencoba melihat lebih objektif. 

Akhir akhir ini aku kadang resah liat perempuan dan laki laki saling merendahkan terutama soal uang dan kemandirian. Lelaki bilang perempuan matre, sebaliknya perempuan bilang laki laki g punya modal. 

Sebenarnya pernyataan kaya gini ditujukan kepada siapa? Kepada perempuan atau laki laki yang gmana?

Soal 50juta tadi...

Yang aku lihat ketika perempuan meminta mahar pernikahan senilai 50juta rupiah itu sih rasanya wajar wajar aja. Karna menentukan mahar adalah hak perempuan kan. 

Hanya saja perlu digarisbawahi, ketika meminta sesuatu juga harus mengukur kemampuan dari orang yang diminta. Juga, tujuan dari permintaan

Apa ga heran kalau seorang perempuan minta 50juta pada seorang laki laki yang hanya punya penghasilan kurang dari 5juta per bulan? 

Sebagai seorang perempuan kita juga harus bertanya apakah dia mampu? 

Jika benar mampu, dari manakah uang nya? Padahal gaji nya saja segitu

Apakah ia akan berhutang? Jika ia dan kemudian meereka menikah, gmana menurut kalian pernikahannya? Bukankah si lelaki akan berusaha melunasi hutang tersebut? Bukankah itu akan mengganggu keuangan keluarga?

Pertanyaan2 seperti ini bisa dijadikan tolak ukur ketika akan meminta sekian juta pada seorang laki laki. 

Kalau kenyataannya ia tak mampu memenuhi itu artinya dia bukan laki laki yang tepat tempat perempuan meminta jumlah tersebut. Perempuan harus mencari laki laki yang menyanggupinya.

Dan untuk laki laki ketika kalian dimintai 50juta atau sekian juta lainnya oleh seorang perempuan, kalian g perlu langsung mengatakan bahwa perempuan itu matre dan hanya memikirkan uang. 

Perlu diketahui bahwa perempuan berhak meminta dan menyebutkan keinginan mereka. 

Jika belum sanggup memenuhi bisa dibicarakan baik baik alias dinegosiasikan. Jika mentok dan tak berujung, mungkin kita bukan orang yang bisa memberikan hal itu kepadanya. Atau berikan pilihan yang lebih baik

Kadang kadang ketika akan menikah perempuan ingin mempersiapkan diri sebaik baiknya. Bukan hanya untuk hari pernikahan tapi juga hari hari setelah akad diijabkabulkan. 

Namun ketika bicara mahar pernikahan, sebaik baiknya adalah yang tidak memberatkan kedua belah pihak. Lebih spesifik, yang diridhoi oleh kedua belah pihak. Ia tak terlalu murah, juga tak terlalu mahal. 

Sejatinya, karna mahar adalah pemberian wajib seorang laki laki, maka berikanlah yang terbaik. 


Dan untuk perempuan, paling baik adalah yang memudahkan, tidak menyulitkan. Percaya saja, jika ia memang laki laki bertanggng jawab, ia tak akan meberikan hal yang sia sia

2 comments: