Wednesday, 1 May 2013

Amanah Mewah untuk Orang Sok Gagah

Minggu ini otak rada kacau balau bin galau wa sakau

Biasanya amanah itu datang ketika kualitas diri semakin baik. Harus bertanya pada diri sendiri, apa ada yang salah ketika tak ada satu pun amanah yang diemban. Alias pengangguran dalam tanda kutip.

Lalu, siang itu datang telpon untuk sebuah amanah baru. Ou em jiiii! Ini beneran atau hanya sekedar iseng??
Tak sanggup rasanya dapat amanah seperti itu. Amanah mewah untuk orang sok gagah, sungguh tak layak dan tantangan ke depan yang entahlah.

Penolakan bukan tak dilakukan, berusaha bicara tak karuan dengan kondisi kekinian yang tak memungkinkan untuk pengembanan amanah. Sayang, ditolak habis - habisan

Sudah pula berkata bahwa kali ini terpaksa membangkang dengan kesepakatan yang diambil, tapi rupanya tak bisa. "Tolong ya Ukhti"

Walau hati nolak habis - habisan, tapi rupanya fisik bergerak sendiri menyiapkan hal - hal yang dibutuhkan. Tak ada waktu lagi, semua harus siap!! Sepanjang perjalanan berusaha tak memikirkan, tapi rupanya otak berjalan sendirian mencari strategi mapan. Duh, masih bisa balik lagi ga ya?

Akhir pekan, semua diutarakan, namun rupanya hanya disuruh untuk mengumpulkan keberanian sebagai salah satu ciri keistiqomahan. Poin yang dijelaskan sungguh mengerikan. Ada poin sabar dalam ketaatan dan hanya berharap Allah yang beri balasan.

Ah, kakak, tak ada hal lain kah yang bisa membatalkan keputusan tersebut?? Ada banyak hal yang akan kuhadapi jika ini dilanjutkan. Banyak persiapan, terutama mental dan ilmu pengetahuan dibalik persiapan utama yaitu ruh. Ada satu tahun penuh pernah kulalui dengan amanah yang tak jauh berbeda. Entahlah, apa kau tau atau tidak bagaimana aku saat itu.

Yah, mungkin karena selama ini sok gagah, jadi banyak yang berpikir cocok untuk dapat berbagai amanah.
Mungkin selama ini selalu terlihat macho walaupun kadang agak cengeng. Terlalu banyak bicara sehingga selalu diletakkan di depan untuk menghadapi orang.

Saat ini kondisi sedang tidak baik, harusnya amanah bukannya datang tapi diambil alih seperti kejadian tahun lalu. Satu per satu amanah yang ada dialihkan ke orang lain. Begitu tahu, langsung sadar dan tahu diri bahwa memang sudah saatnya amanah dialihkan.

Nah sekarang harusnya kejadiannya sama. Tapi kata si kakak,"Mungkin dengan amanah ini, Nurul bisa jadi lebih baik dari sekarang. Mungkin kalau diperingatkan secara halus, tidak mempan, jadi harus pake cara yang keras"

Gubrakkkk!!!!!


*Masih dalam pengharapan, keputusan tersebut diubah -______-

No comments:

Post a Comment