Suasana kantor pagi ini benar - benar membuat muntah!!!
Tiba di kantor pukul 08.10 WIB, sepi sunyi tanpa satu orang karyawan pun kecuali Pak Azwar yang sedang menonton televisi di ruang belakang. Keinginan untuk senyum menjadi hilang mengingat peristiwa semalam dan dampak yang ditimbulkan pagi ini. Well sebenarnya tidak pagi ini tapi sudah dari semalam. Ketika keputusan itu dibuat.
Aku tak tahu harus memulai dari mana menceritakan yang sedang terjadi.
Pagi ini ku ambil sapu dan mulai menyapu dari depan hingga belakang. Sedikit menyadari bahwa dari keputusan yang diambil semalam berefek pada tugas pagi di kantor. Salah satunya ya ini, membersihkan kantor tak lagi akan menjadi perhatian yang lainnya. Yang diharapkan untuk membantu pun biasanya lebih sering datang terlambat. Jarang kutemukan ia datang pagi sebelum aku datang.
Entah pikiran dari mana yang membuat pimpinan membuat kebijakan seperti itu, kami semua tak habis pikir. Yang lebih kuherankan adalah si tersangka yang masih berani menjejakkan kaki dan bertatap muka dengan kami semua dengan senyuman yang dibuat buat tanpa rasa bersalah. Cih!!
Aku tau, kami tak berhak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, hanya saja keputusan yang diambil membuat kami shock dan hanya bisa mengumpat sepuas - puasnya.
Lalu ketika pagi ini aku sedang membersihkan meja, lewatlah si tersangka, "Pagi, Nurul"
Cih, benar - benar pengen muntah. Tak kutanggapi dan hanya terus mengelap meja berkali - kali meski sudah bening sebening beningnya. Biarkan saja dia mau bilang apa. Siapa sekarang yang harusnya punya malu.
Pagi ini suasana hati betul - betul tak baik, apa yang terjadi pada teman - teman yang lain sungguh di luar dugaan dan aneh! Tak ada kata yang bisa menggambarkan suasana hari ini.
Apalagi setelah tersangka kembali mengajukan pinjaman. Gila!!! Tak tahu harus berkata apa, yang ada hanya heran ckckckckckckckckkkk
Entah pikiran dari mana yang membuat pimpinan membuat kebijakan seperti itu, kami semua tak habis pikir. Yang lebih kuherankan adalah si tersangka yang masih berani menjejakkan kaki dan bertatap muka dengan kami semua dengan senyuman yang dibuat buat tanpa rasa bersalah. Cih!!
Aku tau, kami tak berhak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, hanya saja keputusan yang diambil membuat kami shock dan hanya bisa mengumpat sepuas - puasnya.
Lalu ketika pagi ini aku sedang membersihkan meja, lewatlah si tersangka, "Pagi, Nurul"
Cih, benar - benar pengen muntah. Tak kutanggapi dan hanya terus mengelap meja berkali - kali meski sudah bening sebening beningnya. Biarkan saja dia mau bilang apa. Siapa sekarang yang harusnya punya malu.
Pagi ini suasana hati betul - betul tak baik, apa yang terjadi pada teman - teman yang lain sungguh di luar dugaan dan aneh! Tak ada kata yang bisa menggambarkan suasana hari ini.
Apalagi setelah tersangka kembali mengajukan pinjaman. Gila!!! Tak tahu harus berkata apa, yang ada hanya heran ckckckckckckckckkkk
No comments:
Post a Comment