Thursday, 4 June 2015

Aisyah, Gadis Kecil Itu Telah Pergi

Innalillahi wa inna ilaihirojiuun

Seingatku, ini kali keempatnya aku menulis tentang seseorang yang telah dipanggil Allah SWT. Sebelumnya aku sudah pernah bercerita tentang Bu Asiah, rekan kerja di TK dulu. Lalu yang kedua adalah Agus Syafriadi, junior di SMA yang tak pernah sempat kutemui secara fisik di masa hidupnya. Pertemuan pertama dan terakhir kami adalah ketika aku turut mengantar jenazahnya ke liang lahat. Terakhir tentang arti sabar yang harus kupelajari dari Mbak Nana yang kehilangan suami dan dua anaknya dalam satu malam.

Aisyah, gadis kecil itu telah pergi untuk selama-selamanya dari dunia ini, kembali ke pangkuan ilahi Rabbi sembari menunggu kedatangan orang tuanya yang kelak akan ia ajak ke surga bersama dengannya.

Ya, Aisyah anak Ustadz Asro dan Bu Fenty baru saja meninggal hari ini. Pukul 8 malam setelah isya kami pergi ke rumah duka yang ternyata sudah ramai dikunjungi pelayat. Sampai di ruang tamu, kami melihat tubuh mungil itu telah terbaring tak bergerak dibungkus kain kafan dan diselimuti kain panjang.

Aisyah, baru beberapa minggu yang lalu kita bertemu. Saaat aku dan Hadijah pergi ke rumah Pak Asro untuk menyampaikan surat permohonan menjadi juri dai cilik dalam acara JSIT se-Kepri.

Ketika kami bertamu, dari keempat anak Pak Asro ia lah yang keluar menemani kami dengan masih tertatih-tatih berjalan sambil berpegangan pada tepi meja tamu. Sembari memberi senyum imutmu pada kami.

Ah, Aisyah betapa pertemuan kita hanya sebentar. Maafkan kami yang tak sempat menjengukmu dan Ummi yang ketika melahirkan kudengar mengalami pendarahan hebat. Tapi alhamdulillah Ummimu melahirkanmu dengan sehat.

Siang itu grup whatsapp dan ada begitu banyak broadcast di BBM yang mengabarkan bahwa engkau sakit dan butuh biaya yang tak sedikit untuk melakukan operasi.

Berawal dari jeruk yang kau makan saat menghadiri wisuda salah satu kakakmu siang itu. Tak disangka, salah satu biji jeruk itu masuk ke saluran pernafasan hingga membuatmu koma terbaring tak berdaya.

Kami sempat mendengar kabar bahwa engkau dirujuk ke Rumah Sakit Awal Bros Batam karena RSUP di Tanjungpinang tak sanggup menangani. Belum lama kabar beredar, kami menerima informasi bahwa kau harus dibawa ke Jakarta.

Tapi pagi ini kami mendengarmu koma. Hanya doa yang terkirim hingga sore tadi kami dikejutkan dengan berita bahwa engkau telah kembali pada-Nya.

Aisyah, sungguh engkau belum berlumur dosa sepertiku yang menuliskan sedikit cerita tentangmu. Sepertiku dan para pembaca blog ini yang masih menunda untuk bertobat, lalai dalam ibadah dan jarang meluruskan niat. Tapi aku yakin bahwa kau adalah tabungan buat Abi dan Ummi yang hari ini kulihat sangat terpukul karena engkau pulang lebih dulu daripada kami yang tadi datang ke rumahmu.

Selamat jalan Aisyah, semoga nanti kita bertemu dan bercengkrama di surga Allah bersama para ahli surga lainnya.

2 comments:

  1. Idih...
    Merinding wak aku bacanya....
    Serius....

    ReplyDelete
  2. trima kasih sudah berkunjung, semoga setiap kabar kematian mampu mmberi hikmah buat kita semua

    ReplyDelete