Apa yang saya dapatkan dari Madrasah Klasikal 1 Minggu 23 Mei 2010? Banyak. Apa yang disampaikan oleh pemateri yang tak lain adalah ketua kamda KAMMI Daerah Kepri mampu membangkitkan semangat kader yang melemah akhir – akhir ini ( atau jangan – jangan Cuma saya aja nih ). Saya yang awalnya tidak tahu bahwa beliau adalah pemateri untuk MK kali ini merasa bahwa beliau datang di waktu yang tepat sebab inilah yang saya harapkan agar kamda turun ke komisariat dan melihat kondisi kader pada saat MK, sebuah agenda wajib alumni DM1 dalam rangka menuju akreditasi menjadi kader AB1.
Nah tulisan kali ini bukan ingin membahas bagaimana dan melalui jalur mana saja Islam masuk ke Indonesia walaupun hal itu memiliki korelasi dengan apa yang akan saya sampaikan berikut ini berdasarkan ingatan saya tentang apa yang disampaikan tadi pagi.
Madrasah klasikal ini dibuka dengan kalimat basmalah ( agar acara ini diberkati ) dan rasa syukur pada Allah karena masih diberi nikmat sehat dan kesempatan serta iman dan Islam. Ketua Kamda membuka materi dengan terlebih dahulu memberikan pembukaan surah Al Baqarah : 249
” Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata,” Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum airnya, dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangannya.” Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil diantara mereka. Ketika dia ( Takut ) dan orang – orang yang beriman bersamanya menyebrangi sungai itu, mereka berkata, ” Kami tidk kuat lagi hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, ” Betapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang – orang yang sabar. ”
Inilah ayat pembuka yang disampaikan di mana maksud dan tujuan dari hal tersebut ialah untuk membangkitkan semangat kader yang meredup saat ini. Kita saat ini yang tergabung dalam wadah KAMMI adalah orang yang yang patut mensyukuri nikmat hidayah yang Allah berikan. Dan sudah sepatutnya kita tunjukkan rasa syukur kita itu salah satunya adalah dengan menghadiri MK kali ini. Minimnya jumlah kader terutama ikhwan merupakan pemandangan yang sudah biasa namun miris sekali untuk disaksikan. Begitu banyak alasan yang dikemukan untuk tidak hadir dalam majelis ilmu yang insya Allah merupakan majelis Allah dan yang hadir di dalamnya disebut – sebut oleh Allah namanya di hadapan para malaikat.
Tak sukakah kita diajak untuk menempuh sebuah jalan yang insya Alah telah Allah janjikan pahala yang besar di sisiNya. Pahala yang sulit sekali untuk habis karena ia selalu sambung menyambung yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah, saudaraku sekalian, demikian ucap ketua kamda kami.
” Nah saat ini antum semua bergabung dalam wadah KAMMI. Inilah wajah dakwah kita. Wajah yang akan kita gunakan untuk mengajak mahasiswa – mahasiswa di kepri ini untuk bergabung bersama kita. Bersemangatkah antum untuk merekrut untuk mengajak mereka bergabung?? ” lanjutnya.
Namun bagaimana kita akan meyakinkan orang – orang yang akan kita ajak jika kita sendiri tidak memiliki modal untuk mengajak mereka. Di madrasah inilah kita semua dibekali dengan pengetahuan – pengetahuan yang bisa kita olah dan kita jadikan modal untuk menarik mahasiswa – mahasiswa untuk turut serta dan memberikan kontribusinya kepada KAMMI. Sebagaimana yang dinamakan madrasah atau sekolah, maka haruslah dihadiri secara rutin agar tidak ketinggalan satu materipun.
Meskipun minim kader adalah fenomena seluruh organisasi saat ini di seluruh Indonesia, namun tentunya ini tidak melemahkan kita sebagai kader KAMMI. Memang susah untuk mengajak mahasiswa saat ini untuk diajak berorganisasi, apatah lagi untuk berdemonstrasi ( kecuali diiming – imingi dengan materi ). Sebagai contoh, Medan yang memiliki ribuan mahasiswa, tempat yang memercikkan api reformasi dulunya kini sangat sulit untuk mengumpulkan mahasiswa utnuk berdemo. Riau yang juga memiliki banyak mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk mengumpulkan bahkan hanya untuk 200 mahasiswa saat ini ( bisa dilihat jumlah kader KAMMI yang melakukan aksi terakhir di Kapolda dalam rangka memperingati reformasi 12 tahun yang lalu ).
Bagaimana mungkin Indonesia dapat bangkit jika mahasiswanya, di mana mahasiswa terkenal dengan intelektualnya yang tinggi, daya kritis yang memadai, memiliki idealisme dan selalu bersemangat, lebih senang untuk berdiam diri di rumah ataupun terjerumus kepada hal – hal yang tidak bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, orangtua, orang lain bahkan bangsanya? Mahasiswa Indonesia yang mayoritas beragama Islam bahkan tidak peduli dengan agamanya sendiri.
Kita masih ingat bagaimana seorang buruh bernama Adolf Hitler dengan partai nasionalisnya Nazi mampu membuat jerman bangkit dari keterpurukan setelah perang Dunia I. Terlepas dari bagaimana cara Hitler membangun pasukan militernya, kita seharusnya mampu mengambil hikmah dari sejarah ini di mana Hitler dengan semangat dan tekadnya mampu membuat pasukan sekutu juga Uni Soviet kalang kabut menghadapi pasukannya.
Jerman mampu bangkit dengan tulisan – tulisan Adolf hitler pemimpin Nazi itu dalam kitabnya Mein Kampf ( Perjuanganku ). Nah mengapa kita umat Islam negeri ini yang memiliki Al Quran dan hadits peninggalan Rasulullah saw juga tidak mampu bangkit??
Karena itu teman – temanku, saudara – saudaraku, sediakanlah waktumu untuk menghadiri kegiatan – kegiatan yang telah di agendakan oleh pengurus – pengurus KAMMI. Sesungguhnya kegiatan ini adalah untuk, dari dan oleh kita juga. Bukankah demikian demokrasi yang kita anut??? ^_^
Tanjungpinang, 24 Mei 2010
Midnight 00.32 WIB
Selalu dalam rangka memperbaharui semangat
* Tulisan tentang sejarah Islam di Indonesia akan saya lanjutkan di kemudian hari, Insya Allah...
klo sepanjang di berada di KAMMI mulus2 ja bukan jalan dakwah namanya dek....
ReplyDeletewes yang sabar. klo sekarang kadernya rada-rada males berarti masa yang akan datang kader KAMMI di tg.pinang bakal yang militan.