Hal yang paling menyenangkan dilakukan pas bulan puasa begini setelah sahur adalah TIDUR. Well, setidaknya bagi orang kurang kerjaan kayak saya. Habis subuh emang paling enak buat tidur, ngantuknya itu lho bikin mata meleleh.
Tapi sebenarnya kalo kita coba bertahan buat ga tidur n tetap terjaga sampe pagi menjelang, kondisi tubuh biasanya lebih segar. Kepala juga engga berat dan tubuh ringan banget. Efeknya, engga mudah lelah saat beraktivitas di siang hari. Tapi ya itu butuh perjuangan untuk ga tidur lagi.
Saya menulis ini karena engga tidur lagi, soalnya nanti pagi mau ikut kegiatan. Khawatir ketiduran, duh ga lucu kalo datang terlambat. Apalagi lokasinya harus ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit dari rumah.
Apa yang bisa diceritakan mengenai hari ini?
Kabar terakhir di televisi adalah jatuhnya pesawat Hercules yang rupanya tujuannya adalah Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Mendengar kata Tanjungpinang disebutkan di tivi itu agak aneh dan ganjil. Kota ini jarang sekali masuk pemberitaan.
Di antara mereka yang meninggal itu ternyata ada beberapa mahasiswa Natuna yang menumpang pesawat untuk pulang kampung.
Ya, di facebook saya membaca bagaimana kecewanya masyarakat, bukan pada Hercules tapi pada pemerintah yang tak mampu menyediakan transportasi murah, aman dan nyaman menuju pulau terdepan Indonesia itu.
Biaya perjalanan ke Natuna tak lah semurah dan semudah seperti melakukan perjalanan dari Tanjungpinang ke daerah lainnya. Di negeri ini bila menggunakan kapal butuh waktu beberapa hari dan harus bersiap menghadang hebatnya ombak sepanjang jalan.
Natuna, Anambas, Tambelan dan pulau di sekitarnya yang berada di utara Kepri cukup sulit ditempuh karena kondisi gelombang yang juga berbahaya. Saya dengar bahkan mereka yang akan ke Tambelan benar-benar tak punya jadwal yang pasti karena bergantung pada kondisi alam.
Memang di Natuna sudah ada bandara. Tapi biayanya sungguh amat mahal. Rasanya pergi ke Natuna hampir sama pergi ke Papua. Karena itu menumpang pesawat hercules adalah salah satu alternatif untuk mengurangi biaya perjalanan.
Masyarakat Kepri khususnya berharap pemerintah mampu menyediakan alat transportasi yang aman, nyaman dan murah. Melihat kondisi wilayah Kepri yang 96 persen terdiri dari lautan, maka harusnya pemerintah punya cara untuk mengatasi kesulitan transportasi meskipun ia berhubungan dengan kondisi alam.
Negeri ini kaya, maksud saya Kepri. Natuna adalah satu satu pemasok minyak dan gas alam terbesar di Indonesia yang bila sumber daya alam ini dikeruk selama 30 tahun pun tak akan ada habisnya. Dengan kekayaan seperti itu mustahil jika pemerintah tak mampu memberikan pelayanan yang maksimal untuk rakyatnya.
Tapi sekarang ya tergantung siapa yang menguasai pemerintahan itu sendiri. Saya berharap suatu hari kelak Indonesia benar-benar menggapai kesejahteraan rakyat. Bukankah harapan itu masih ada?
Selamat pagi!
Gara gara nak ikut panahan baru ngga tidur,
ReplyDeleteBiasanya bangun jam 9 ngalah2in gue
-___-
hahahaha mana pagi tadi dingin banget lho, hujan nya lebat ckckck gue emang keren menerjang hujan buat datang latihan manah hohoho
ReplyDeleteTurut berduka...
ReplyDeleteIya, sy baru tahu gmn ganasnya lautan natuna gegara baca novel2 andrea, bener2 but uh nyali lebih u berlayar klo kondisi alamnya seperti itu. Ntah kpn pemerintah bs peka dgn kondisi rakyatnya, klo ada kejadian baru rame2 nanganinnya#eh sekali komen panjang bener yak :)
Pesawat itu awalnya berangkat dari Abd.Saleh kota Malang, kemudian ada sejawat tenaga medis yang ikut juga di dalam penerbangan itu untuk kembali bertugas di Natuna.
ReplyDeleteTernyata, Allah punya cerita lain :(
Walaupun sy tidak kenal langsung dengan beliau, tapi sahabat dekat saya kenal baik dengan beliau. Kemudian barulah terpikir, sungguh kita benar-benar tak pernah tahu apa yang ada di masa depan...
Apalagi, sahabat dekat saya ini juga pernah mengikuti rute itu. Jadi pas ketemu dia kemarin langsung saya peluk peluk :')