Thursday, 10 December 2015

DM2 Terakhir



Well, menuliskan ini bikin sedih sebenarnya. Gimana engga, insya Allah pertengahan Desember 2015 ini saya akan pindah ke Bandung ikut bang Rio membangun rumah tangga di sana (ciyeee). 

Jadi tanggal 2-6 Desember lalu, KAMMI Tanjungpinang ngadain dauroh marhalah 2 lagi. Daurohnya diadain di mesjid raya dompak. Hmmm tempatnya bagi saya rada serem sih xixixi... 

Berhubung demikian otomatis ini terakhir kalinya saya terlibat dalam kepanitiaan di KAMMI, organisasi ekternal yang udah banyak memberi dan berpengaruh besar dalam proses pengembangan diri saya. 



Bicara soal kepanitiaan DM2, ini adalah keempat kalinya saya terlibat setelah saya dinyatakan lulus DM2 di bulan Maret 2010 yang lalu. Melihat ke belakang rasanya saya sudah menjalaninya dengan generasi yang berbeda. 

Hehehe saya sedang mengingat hal-hal manis tentang mereka. Tiap zaman selalu ada pemudanya dan itu yang saya rasakan. Memang berbeda susunan kepanitiaan di tahun 2010 dengan tahun 2015 ini. Meski saya sadar saya belum bisa berkontribusi banyak kecuali menyediakan waktu luang di pagi hingga sore hari di mana saat itu panitia lain sedang bekerja 



Dari tahun ke tahun hanya itu yang bisa saya lakukan, juga beberapa panitia lainnya. 

Tahun ini saya di lokasi full bersama Sri dari Batam. Untuk ikhwan ada Hatta, Ari dan Deni yang benar-benar stand by hampir 24 jam di lokasi acara. Otomatis ini membuat kami saling mengenal karakter masing masing. Kadang ada hal-hal konyol yang kami jumpai dan kemudian saya yakin ini akan menjadi kenangan kami kelak. Seperti terkurung di kamar mandi mungkin XD

Meski kadang ada waktu di mana kami merasa stagnan dengan kondisi yang ada, tapi hal itu tak membuat kami harus merasa sakit hati satu sama lain. Saya pikir inilah salah satu keuntungan bergaul dengan anak laki-laki. Mereka tak mudah tersinggung dan semua hal dibawa santai. 



Panitia akhwat pinang baru bisa hadir kadang siang, sore atau malam. TErgantung dengan waktu yang mereka miliki. Hari Sabtu barulah beberapa akhwat Batam full membantu di lokasi. Ada kak Sita, Puri dan Rani. Baru kali ini rasanya banyak akhwat di lokasi selama sejarah DM2 yang saya ikuti hehehe..... 

Yaa karena DM2 berlangsung 4-5 hari memang tak mudah bagi panitia untuk menyediakan waktu. Jangankan panitia, peserta juga demikian. 

Hanya saja kendala selama ini dalam kepanitiaan adalah untuk tim instruktur dan konsumsi. Karena jumlah kami yang sedikit maka setiap orang harus mau rangkap pekerjaan. Jadi MCR juga, observer juga dan juga bagian konsumsi. 



Kadang saya kasian juga melihat Hatta dan Ari karena ketiadaan panitia harus mereka terus yang jemput konsumsi. Ga jauh sih tapi karena mereka terus kadang saya berpikir, ini kerjaan berjamaah atau gimana. Tapi semoga keikhlasan mengiringi

Sempat ada rasa kecewa terhadap teman-teman lain yang memang hanya sempat datang malam hari. Saya tahu mereka bekerja. Yaahh ga ada gunanya mengeluhkan itu lagi. Toh kita hanya harus memaklumi uzur masing-masing bukan? 



Bagi saya, DM2 tak membutuhkan banyak pantia. Saya ingat ketika saya jadi peserta DM2 tahun 2010 lalu. Ketika itu mereka benar-benar minim panitia. Sangat minim, meskipun dengan jumlah peserta yang juga minim. Hanya 10 orang

Saya perhatikan hanya ada dua akhwat dan sekitar lima orang ikhwan. Mereka bergantian berada di lokasi dan acara berjalan lancar. See, tak butuh banyak orang. 

Tapi apapun itu saya bersyukur bisa menjadi bagian dari kepanitiaan DM2 selama 4 kali berturut-turut. Menyaksikan siapa yang bertahan dan siapa yang berguguran. Menguatkan konsep dan mengakarkan alasan mengapa saya berada di jalan ini. Mengapa saya melakukan ini. 



Alhamdulillah, terima kasih juga kepada KAMMI yang telah menjadi wadah saya untuk mengembangkan potensi diri dan menetapkan ke mana tujuan hidup yang sebenarnya. 

Lalu untuk teman-teman :) I really love you and I wish we'll be gathered in heaven to meet Allah and Rasulullah, talking about what we have done. Semoga segalanya adalah untukNya.

LULUS!!!!

GUE  AKHIRNYA LULUS!!!! 



Norak sih sebenarnya tapi saya ingin menuliskan bahwa setelah kuliah selama 7 tahun (!!!!!!) bulan November 2015 kemarin saya dinyatakan lulus setelah sidang skripsi. Heww... lega banget. 

Skripsi yang entah sudah berapa tahun saya kerjakan itu akhirnya berakhir juga di meja para penguji dengan nilai A(lhamdulillaaaaah). Meski saya agak bingung juga kenapa bisa dapat nilai A. 

Ini cerita sidang hari itu. 

Meski telah menunggu hari ini sekian lama, jujur saya gugup juga begitu akan berangkat ke kampus. Pagi-pagi saya sudah bersiap dan mengenakan baju ungu yang bahannya dibelikan Onang di lebaran beberapa tahun lalu. Ibu juga ikut gugup tapi menyempatkan diri untuk membuatkan sarapan. Hmmm saya katakan, "Udaah biasa ajaa."

Hahaha yaa moment begini harus dibuat sebiasa mungkin biar gugupnya ga ketulungan. Bismillah saya berangkat ke kampus. Inilah enaknya kalo datang awal, bisa menyaksikan kedatangan teman teman lain yang juga ga kalah gugup. 

Namanya juga mau sidang ya banyak yang harus disiapkan. But saya bertekad untuk ga lebay untuk bawa ini itu. Cukup bawa laptop dan skripsi yang udah saya tulis. Hari sebelumnya beberapa teman udah sibuk banget ngomongin buku apa aja yang harus mereka bawa. Daaaan hari itu saya sampe melongo betapa berat tas yang mereka bawa karena berisikan buku-buku referensi. Ouuww.....

Sidang kali ini angkatan 2008 ada tiga orang, saya, Widya dan kak Taufik. Senang sekali melihat kak Taufik juga ikut karena saya pikir ia tak akan lanjut lagi mengingat kami sudah kuliah terlalu lama. Alhamdulillah kami bertiga lulus. 

Karena kami masukin skripsi di last minute otomatis kami juga berada di urutan terakhir. Nah banyak di antara peserta sidang yang gugup dan berulang kali bolak balik skripsi mereka. Hehehe saya sebenarnya gugup juga tapi sekali lagi ga mau lebay. Maka, daripada bolak balikin lembar skripsi saya habiskan waktu menunggu dengan main game Onet di HP. Thank you so much bang Rio yang udah menghibahkan hp ini ke saya xixixiixii Kalo pake hape yang lama udah ga muat buat diinstal game lagi XD

Giliran saya tiba. Ehemm dengan sok pede aja dan ngomong seadanya. Ajaibnya saya di kursi panas itu kurang dari 30 menit dengan pertanyaan yang juga ga banyak. Amazing!!! Segalanya dipermudah alhamdulillah

Sidang ini punya arti yang banyak untuk saya. Selain menyatakan kelulusan, ini berarti bahwa saya telah bisa untuk berlari ke pelukannya bang Rio *muntah :p 

Gimana engga, saya harus ngejalanin LDR-an karena harus menyelesaikan kuliah. Tentu dengan sidang ini kami sudah bisa bersama kembali ehemm.... 

Aaah, akhirnya saya bisa tidur tenang :)


Wednesday, 25 November 2015

Murid Tak Beradab - Gara-Gara Proses Hujan

Selamat hari guru.....!!! 

Ah senangnya hari ini yang jadi guru. Pemerintah punya satu hari yang digunakan untuk memperingati hari guru. Membuat semua orang kembali mengenang dan mengingat akan pentingnya arti seorang guru.

Sebuah kutipan dalam film Ip Man : The Final Fight yang sangat saya suka dan ingat terus hingga saat ini. 

Sulit menjadi guru yang baik, tapi lebih sulit lagi menjadi murid yang baik
Ini diucapkan oleh Guru Ip setelah salah seorang muridnya membuka sekolah tanpa meminta izin atau restu darinya. Tentu tindakan ini membuat hati guru Ip sedikit luka, tapi dia bukanlah guru pendendam. 

Awalnya saya pengen nulis tentang guru favorit saya, tapi terlalu banyak xixixii apalagi karena SD saya pindah sampe empat kali. Duh jadi untuk guru favorit itu sungguh banyak. Semoga mereka hidupnya dirahmati Allah dan semua kebaikan yang saya lakukan juga berimbas ke mereka. 

Kali ini saya mau cerita pengalaman yang ga mengenakkan dengan seorang guru ketika SMA dulu. Yaa kalo dipikir-pikir saya salah sih. 

Beliau termasuk guru muda dan juga baru di sekolah itu, mengajar Geografi. Secara pribadi Geografi ketika itu adalah salah satu pelajaran favorit dari SD. Ketika masih duduk di sekolah dasar kami diminta untuk menghapal 5-10 nama negara beserta ibukotanya. Tapi saking sukanya saya menghapalkan nama seluruh negara dan ibukotanya di setiap benua yang dipelajari. I really love this subject. 

Nah di kelas X SMA kami mempelajari tentang angin, awan dan proses hujan yang ketiganya sangat berkaitan. Awan nimbus nimbus begitu saya mengingatnya, mirip sapu Harry Potter ya. 

Tibalah saatnya kami membahas tentang proses terjadinya hujan. Ah saya lupa detilnya. Namun saya ingat bahwa saya mengajukan pertanyaan kepada guru yang bersangkutan. Salahnya saya adalah tidak puas dengan jawaban yang diberikan sehingga saya terus menanyakan hal hal yang menurut saya tidak benar. Maksudnya menurut saya penjelasan guru tersebut tidak tepat. 

Setelah berdebat beberapa waktu tiba-tiba saja guru tersebut menangis terisak isak. Ouchh... did I do something wrong again??

Tanpa berkata apa - apa beliau pun keluar kelas yang kemudian diikuti dengan sorakan teman-teman memberi selamat pada saya yang telah berhasil (kata teman saya) menjatuhkan guru tersebut. Saya cuma pelanga pelongo karena jujur jantung saya berdebar-debar dan badan saya panas dingin. 

Beberapa hari setelah kejadian tersebut saya menyadari bahwa setiap pagi ada senior yang melongok ke kelas dan berbisik bisik begitu melihat saya sambil menunjuk nunjuk. Mereka kenapa? 

Barulah saya tahu ternyata berita saya membuat guru tersebut menangis telah menyebar ke seluruh sekolah dengan tuduhan bahwa saya adalah murid sombong yang pengen pamer bahwa ia lebih pintar dari guru dengan memberi pertanyaan yang menjebak guru tersebut. 

Ckckckck itukah yang beredar? Ternyata sang guru juga ikut bercerita di setiap kelas yang ia ajar setelah kejadian tersebut. Pantas saja setiap pagi ada orang-orang yang mencari, "Yang namanya Nurul yang mana?". Heww.....

Tak sampai di sana ternyata urusannya. Beberapa waktu kemudian saya dipanggil wali kelas dan ditanyai mengenai kejadian hari itu. Apa yang saya lakukan dan tujuan saya melakukan itu. Beliau menasehati saya untuk minta maaf. Apa?? Ketika itu saya bukan orang yang mudah untuk meminta maaf dan bertahan bahwa itu bukan salah saya. 

Saya meyakini bahwa apa yang saya lakukan di kelas bukan sesuatu yang salah. Saya hanya bertanya mengenai pelajaran yang sedang kami pelajari. Mungkin saja saya dianggap sengaja bertanya begitu untuk menguji kemampuan dan pengetahuan guru yang bersangkutan, but saya masih kekeuh bahwa saya ga bersalah *keras kepala sekali dulu itu :D

 Jadilah ujung-ujungnya saya dipanggil oleh guru BP. Duh!!! Dulu kalo udah dipanggil sama guru BP itu rasanya udah bikin pelanggaran berat banget. Ga pernah terbayangkan kalo suatu hari saya akan melakukan pertemuan khusus dengan guru BP cuma gara-gara saya nanyain soal proses hujan ke guru geografi. 

Kembali saya ditanya tanya tentang apa yang terjadi dan kenapa saya melakukan hal tersebut. Sekali lagi, guru BP tersebut (yang sekarang sudah almarhumah) menyarankan saya untuk minta maaf pada guru yang bersangkutan. Huft.... baiklah kalo memang itu menyelesaikan masalah. 

Saya pun mulai bertanya di mana guru tersebut tinggal dan sore harinya saya memberanikan diri untuk pergi ke rumahnya buat minta maaf. Oucchhh ketika itu hati kecil saya memekik bahwa saya tak harus melakukan ini. 

Daaaan tiba di rumah guru tersebut sambil menangis saya menyampaikan permintaan maaf saya pada beliau. Seperti biasa, saya kembali dinasehati untuk tak lagi melakukan hal tersebut pada guru-guru lainnya. Saya pulang dengan langkah ringan karena masalah yang selama berhari-hari itu selesaai dengan sebuah permintaan maaf. 

Jelang ujian kenaikan kelas, saya belajar keras untuk geografi. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa mendapatkan nilai yang tinggi untuk pelajaran ini. Saya tahu ada setitik kesombongan ketika itu di mana saya butuh pengakuan dari sekitar bahwa saya juga pintar. 

Heheheh maklumlah saya sekolah di salah satu sekolah favorit dan elit. Karena bukan berasal dari keluarga berada maka saya harus menggunakan otak yang saya miliki agar bisa diterima dalam pergaulan sekolah. Xixixiii namanya juga abege, pengen pengakuan. 

Ujian semester pun berlalu. Di masa class meeting saya kembali dipanggil oleh wali kelas dan guru BP. Loh kenapa lagi ini? Bukannya masalah saya udah selesai? Atau saya punya masalah baru? Apa? Apa nilai ujian saya melampaui sang juara sehingga saya dicurigai mencontek? Hahahha, dikeplak kepsek :D

Rupanya saya disuruh ujian ulang!!!! 

Ou my God, ujian satu kali aja udah bikin stres ini malah ujian ulang. Emang nilai saya remedi? 

Ternyata bukan. Kertas jawaban ulangan Geografi saya hilang. Raib. 

Hah, dari semua siswa dan dari semua kertas-kertas ujian, cuma kertas ujian Geografi saya yang ga ditemukan. Woww, apa ini? Pikiran saya jadi berprasangka bahwa ini adalah sesuatu yang disengaja. Kayak balas dendam gitu kali ya dari guru kemarin xixixii

Tapi saya bukan jenis yang menyerah saja ditantang begitu. Ketika semua orang sibuk dengan kegiatan class meeting di luar, saya duduk di ruang guru, kembali mengerjakan soal ulangan Geografi. Pffftt..... 

But saya yakin kali ini setidaknya nilai 80 berada di tangan saya. Saya yakin sekali bahwa saya telah menuliskan jawaban yang benar. 

Ketika terima rapor saya cuma bisa ngurut dada xixixii... Nilai Geografi saya turun drastis tak mencapai angka 70. Benar-benar dikasih nilai batas minimal, standar KKM banget lah.

Yah mungkin guru yang bersangkutan tak terima dengan perlakuan yang saya berikan padanya. Mau gimana lagi, nilai kan hak prerogatif guru. 

Untunglah hingga dua tahun terakhir saya bersekolah di sana, saya tak pernah lagi diajar oleh guru tersebut. Kalo tidak bisa terulang kejadian kemarin hehehhe

Well, jika saya pikir sekarang, apa yang saya lakukan memang salah. Sebagai guru mungkin seharusnya beliau bangga punya murid kayak saya hahha tuh kan sombong lagi. Mau bertanya dan ga malu berdiskusi di depan kelas. 

Namun yang sangat saya sadari adalah sikap saya dalam berdiskusi. Saya sadari bahwa ketika itu saya ngotot dengan pemikiran saya dan menganggap bahwa si guru ini tak tahu apa apa atau bahkan tak paham dengan pelajarannya sendiri. 

Sebagai murid saya tak bersikap sopan dan merasa lebih tahu. Saya tak menghargai beliau sebagai guru. 

Ketika liqo berulang kali kami membahas tentang adab dalam menuntut ilmu. Dalam proses belajar dengan guru, adab adalah hal yang sangat utama. Mengapa? Karena di sanalah letak keberkahan ilmu. 

Ilmu yang tak berkah tak akan menghasilkan apa apa kecuali kesombongan dari pemiliknya. Tak peduli sepintar apa pun kita, tanpa adab we are nothing. 

Bukankah adab adalah alasan utama kenapa kedudukan manusia lebih tinggi dari makhluk lainnya? 

Mari jadi murid yang beradab! 

*Selamat Hari Guru

Tuesday, 24 November 2015

Menikah dan Mentoring

Pernikahan Fitri dan Erpa



Ewww baca judulnya berasa galau sebelah. Mohon maaf buat teman-teman yang belum menikah, tidak bermaksud untuk bikin baperan. Saya hanya ingin menghubungkan satu hal yang paling penting dalam kehidupan pernikahan yang ternyata juga sama pentingnya ketika kita mentoring, yaitu KEHADIRAN. 

Untuk diketahui bersama saya juga baru menikah beberapa bulan, itu pun dijalani seadanya karena kondisi saya yang belum menyelesaikan kuliah memaksa kami untuk berpisah selama beberapa bulan. Di awal pernikahan saya sempat ikut suami ke Jogjakarta dan menetap di sana selama satu bulan. Waktu yang sebentar untuk pasangan baru seperti kami. Setelah itu kami menjalani pernikahan jarak jauh alias long distance marriage hampir selama tiga bulan. 

Memang sangat berat menjalaninya di awal bahkan hingga saat saya menuliskan tulisan ini. Eh btw kenapa bahasanya jadi baku ala EYD gitu ya hehehe.... Bawaan galau kali xixixi. 

Cukup berat juga ber-LDM-an ini. Saya di Tanjungpinang dan dia di Jogjakarta kemudian pindah ke Bandung. Selain jarak yang jauh yang ga memungkinkan untuk bolak balik meski cuma sebulan sekali, saya juga harus menghadapi kendala cara berkomunikasi dengan suami. 

Yaa maklum baru sebulan kenalan ga membuat saya mengenal betul siapa bang Rio. Pernikahan kami ga diawali dengan pacaran sehingga komunikasi sebelum nikah ya seadanya, benar-benar irit. Ditambah lagi ketika itu persiapan pernikahan juga dilakukan jarak jauh ckckkck.... Jadilah kendala awal adalah cara komunikasi, waktu komunikasi dan segala macam soal komunikasi. Klise banget tapi asli bikin galau. Sampe sampe saya bilang, duh seumur-umur engga pernah digalauin masalah beginian, eeh setelah nikah dibikin ribet gegara ini doang -___-

Kembali ke tujuan awal tulisan ini dibuat. Saya menyadari bahwa hal paling penting dalam hubungan dengan manusia, khususnya dengan pasangan adalah kehadirannya. Ketika kami bertemu September lalu, saya menyadari bahwa dibalik sikap cueknya selama LDM-an itu sebenarnya ia pun menyimpan kerinduan yang sama seperti yang saya rasakan. Hanya saja hal itu tak bisa terekspresikan lewat telp, bbm atau media komunikasi lainnya. 

Pertemuan akan menimbulkan interaksi antara manusia, baik lisan maupun bahasa tubuh. Ketika berjauhan mungkin ada banyak prasangka namun ketika bertemu semua hal bisa dibicarakan dengan baik. Menjadikan segala sesuatunya menyenangkan. 

Nah terkait dengan mentoring saya menemukan bahwa dalam sebuah proses mentoring hal utama yang harus diperhatikan adalah kehadiran kita dalam setiap pertemuan. 

Mentoring adalah proses belajar. Ia seperti sekolah yang mengharapkan kehadiran siswa di setiap pertemuan agar tak ada pelajaran yang tertinggal. Kita adalah murid guru bukan murid buku. Sebanyak apa pun buku yang kita baca, tetap saja belajar dari guru menjadi suatu hal yang tak tergantikan. 

Sebagai mentor saya termasuk yang cerewet soal kehadiran peserta mentoring. Meski tak terungkapkan secara eksplisit namun saya cukup menyayangkan ketidakhadiran peserta dalam pertemuan. 

Mentoring memang bukan sesuatu yang wajib untuk diikuti, seperti sekolah formal. Hanya pemerintah yang mewajibkan kita untuk belajar selama 12 tahun. Sebenarnya itu hanya pilihan, kewajiban kita yang sebenarnya adalah belajar. Hanya saja pemerintah menyediakan sekolah sebagai tempat untuk belajar. Begitu pula mentoring. 

Para aktivis kampus yang tergabung dalam organisasi dakwah di kampus juga tak memaksakan anggotanya untuk mengikuti proses mentoring meski ia merupakan sebuah kegiatan yang wajib diikuti. Belajar itu pilihan,, maka organisasi dakwah di kampus hanya menyediakan mentoring sebagai salah satu sarana untuk belajar. 

Saya tak ingin  berlama lama membahas ini, tak ingin pikiran kita jadi berputar putar. Yang ingin sekali saya sampaikan adalah kehadiran dalam mentoring merupakan sebuah hal yang utama. Hal yang sangat diperhatikan. 

Kita memang bisa menaikkan keimanan dengan usaha sendiri, namun akan lebih berarti ketika iman itu diusahakan bersama sama. Kita mampu sholat dhuha atau tahajud setiap hari, namun akan lebih terasa indah jika dilakukan bersama sama dalam kondisi saling memotivasi. 

Menghadirkan diri dalam lingkaran mentoring selama 1 hingga 2 jam memang butuh perjuangan dan pengorbanan, karena itu tak semua orang bisa mengikutinya hingga akhir. Tak hadir dalam mentoring berarti melewatkan kesempatan untuk duduk bersama untuk beriman sejenak. Melewatkan kesempatan turunnya rahmat Allah, ketenangan hati dan didoakan para malaikat. 

Ouch ya sudahlah saya minta maaf jika selama ini cukup cerewet soal kehadiran dalam mentoring. 

But, ingin saya sampaikan satu hal lagi. No need to be sad saat salah satu teman tidak lagi bersama sama dalam lingkaran mentoring karena alasan tertentu. One day, hati kecilnya akan merindukan saat saat berkumpul itu sebagai balasan  kerinduan kita akan kehadirannya dalam lingkaran. 

Well, menikah dan mentoring keduanya membutuhkan kehadiran. Selama terus bersama sama apa pun akan bisa dilewati. Meski ketika bersama sama banyak konflik yang terjadi namun itu lebih baik ketimbang tak bertemu dan menyendiri di tempat masing masing.

Mentoring memang bukan segala galanya, tapi segala-galanya berawal dari mentoring. Like a marriage. Banyak yang menjadi semakin lebih baik setelah menikah bukan?

Mari menikah dan mentoring :) 

*ups gubrakkk banget ajakan terakhirnya XD

Monday, 16 November 2015

Akhirnya Keguguran

Hmmmm lama ga update blog ini, apa kabar semuanyaaa....

Hampir dua bulan saya ga nyentuh kecuali dari hp, kurang puas sih kalo dari handphone.
Kali ini saya ingin mengabari bahwa kandungan saya tak bisa dipertahankan. Well, mungkin kami belum layak untuk dapat amanah besar itu.

Sabtu sore tanggal 20 September 2015 janin yang tak berkembang itu resmi keluar dari rahim saya. Sedih? Lebih tepatnya saya terkejut. Begini kronologis semua hal yang terjadi dalam waktu kurang dari satu minggu itu. Eitsss jangan bersedih ya bacanya, saya tetap ceria lohh....

Semingggu itu saya di rumah sepupu, Kak Adek, menemani dia dan anaknya karena bang Andri sang suami pindah kerja di Batam. Ga ada pekerjaan berat apa pun yang saya lakukan. Seharian hanya makan, tidur, nonton dan sesekali utak atik laptop. 

Di hari selasa siang saya menemukan ada flek coklat muda di celana dalam. Deg, apa ini. Tak seperti biasanya karena selama hamil ini celana dalam saya bersih. 

Begitu saya beritahu sepupu, sorenya saya sudah akan periksa ke dokter. Namun akhirnya saya batalkan karena membaca beberapa artikel. Memang di awal kehamilan biasanya akan ada flek yang menandakan penempelan janin ke dinding rahim. Leganya.... Saya ga jadi ke dokter. 

Besok paginya saya kembali dikejutkan bahwa flek coklat muda itu sudah berubah menjadi bercak coklat kemerahan. Persis seperti awal dan akhir kalo kita haid. Pikiran saya sudah tak menentu. Tapi saya masih belum periksa ke dokter. 

Sorenya saya pulang ke rumah. Melihat cucian yang belum dibilas saya pun segera membilasnya. Pekerjaan bilas membilas selesai jelang maghrib. 

Dan saat akan sholat maghrib I found ada sebercak darah. Deg!! Ini udah ga main main. Meski cuma sedikit tapi karena sudah darah saya mulai khawatir tingkat tinggi. 

Begitu sholat maghrib saya hanya bisa nangis tertahan takut ketahuan orang tua. Saat itu yang saya pikirkan hanya satu, bagaimana jika saya keguguran? 

Saya tak sanggup menghadapi bang Rio. Ingat pesannya ketika saya ngotot pergi ke Batam, "Kalo terjadi apa apa, abang marah ya". Oh no, saya tak tahan harus menghadapi kemarahan yang begitu saya takuti seumur hidup. Terbayang ketika suatu hari kami tak berteguran. Ga enak, sesak. 

Ingin sekali pergi ke dokter malam itu juga tapi entah apa yang membuat saya begitu berat. Selesai sholat saya putuskan untuk berbaring saja. 

Jelang isya bercak darah semakin banyak. Badan saya bergetar dan dengan mata berkaca kaca minta diantarkan ke dokter. Saya sempat konsultasi dengan teman yang juga bidan, ia pun menyarankan untuk segera cek ke dokter.

Di tempat dokter ini pertama kalinya saya periksa dan di usg. Kemarin untuk memastikan kehamilan saya ke bidan. Rencananya nunggu bang Rio datang biar bisa sama sama lihat pas usg. 

Rasanya emang kurang nyaman apalagi dokternya laki laki dan saya pikir berusia 40-an. Emang sih perawatnya perempuan, tetap aja kurang nyaman. 

Mbak perawat itu kemudian minta saya untuk membuka bagian perut. Lalu dioleskan cairan yang terasa dingin. Setelah selesai, dokter mulai mengambil alat dan menggerakkannya di atas perut saya. 

Saya tak mengerti gambar yang diperlihatkan di layar. Hanya saja penjelasan dokter membuat saya menganga. Dokter bilang untuk ukuran kehamilan yang sudah masuk usia 7 minggu janinnya saya tak berkembang. Karena itu ia kesulitan juga untuk menentukan posisi karena memang ia kecil sekali bahkan hampir ga terlihat. 

Selanjutnya dokter menyarankan saya untuk bedrest selama dua minggu untuk melihat perkembangannya. Saya diberi tiga jenis obat. Dokter juga bicara panjang lebar lebih tepatnya memberi motivasi agar saya ga terlalu stres. Beliau menganalisa bisa jadi karena bibitnya kurang baik. Tapi ga apa apa ibarat tanaman coba kita rawat dulu, beri pupuk, mudah mudahan berkembang. Jika sebaliknya tak menunjukkan perkembangan yang berarti maka mengeluarkannya adalah pilihan yang baik agar kesehatan ibu juga tidak terganggu. 

Jrenggg!!!!! Saya cuma bengong.... Speechless dan saat itu benar benar hanya ingin tidur. 

Pulang ke rumah saya kabari bang Rio apa yang tadi dokter jelaskan. Meski saya ingin sekali untuk tidur tapi baru tengah malam bisa terlelap. 

Sekitar jam 3.30 Wib dini hari perut saya sakit. Benar benar sakit. Rasanya seperti diputar - putar. Ketika pipis saya terkejut karena ada darah segar mengalir, kayak haid. Otomatis ada kecemasan. 

Saya coba untuk tidur lagi agar ga banyak pikiran. Rupanya ga bisa. Sakitnya makin menjadi, perut saya diputar putar lagi, kali ini lebih dahsyat. Jika ditanya seperti apa rasanya mungkin yang bisa saya gambarkan adalah seperti sakitnya haid hari pertama dan kedua, tapi ini lebih sakit. Mau nungging takut sekali kehamilan saya berpengaruh. Akhirnya saya cuma bisa berbaring dan sesekali miring sembari memegang perut. Ya Allah, sakitnya, apa ini penempelan janin ke dinding rahim? Atau saya keguguran. 

Di tengah rasa sakit itu saya kirim pesan ke bang Rio and MR saya. "Perut Iza sakit kali bang kayak diputar putar. Iza pasrah...."

Kondisi itu berlangsung sampe subuh jadi sekitar satu jam. Setelah sholat subuh sakitnya mulai berkurang tapi darah segar yang keluar makin banyak. Pembalut yang saya gunakan hampir penuh. 

Hari itu adalah hari Jumat. Menjelang jam 11 saya diantar ke rumah sakit untuk usg lagi, sayang poli yang melayani sudah tutup dan baru buka lagi hari senin. Saya malah masuk ke UGD hahaha lucu juga rasanya berbaring di sana. 

Karena penuh saya diminta untuk berbaring di sebuah ruangan. Tak lama kemudian saya 'diusir' perawatnya karena ternyata ruangan itu adalh ruangan penanganan untuk kecelakaan. Hiyyy ga kebayang kalo tiba tiba ada korban kecelakaan saat itu. 

Zuhur saya pulang dan memutuskan untuk ke dokter praktek aja nanti malam. Hewww sesungguhnya agak berat juga karena semalam udah ke dokter. Biayanya ga nahaaan. 

Malamnya saya ke dokter yang berbeda, rekomendasi dari sepupusepupu. Daan jrengggg!!! I felt comfortable. Dokter ini memang laki laki tapi karena sudah lumayan berumur jadi kayak bapak sendiri. Mana saya dipanggil dengan Zizah, bukan Nurul. 

Nah saya pun menceritakan kalo semalam saya keluar darah. Oh ya waktu d rumah sakit tadi pagi dokter muda yang cantik itu menanyakan apakah dari darah yang keluar ada berupa gumpalan sebesar cicak. Yaa ga ada, semuanya persis darah haid. Ga ada gumpalan sebesar itu. 

Hasil usg dokter malah bikin saya kaget. "Ooh, ini kantong rahimnya udah hancur. Tapi baru keluar darah aja kan ya? Coba tes lagi masih hamil atau engga". Gubrakk banget ini dokteeeer.
Saya patuh dan ngasih pipis saya ke perawat buat di test pack-in. "Hmmm ini masih hamil. Ya udah kita liat dua minggu lagi, mudah mudahan masih bertahan. Bed rest ya" kata dokter setelah garis dua nongol di test pack. Wow say nambah koleksi test pack nih. 

Dengan agak gontai tapi masih santai saya keluar kamar periksa. Sebenarnya ketika itu saya udah rela aja kalo memang harus keguguran. Cuma yang terus terusan dipikiran saya adalah soal kuret!!!!! 

Apakah saya harus kuret?????!!! NO!!!!!!

Malang tak dapat ditolak, sesuatu tak dapat diraih. Sabtu, 20 September 2015 jam 17.00 wib saya resmi keguguran. 

Sore itu saya mau buang air kecil. Seharian masih keluar darah walopun sedikit. Siangnya saya melihat ada gumpalan gumpalan kecil. Ini kah??? Ketika mau cebok saya terkejut karena tangan saya menyentuh sesuatu yang licin, kenyal dan besar. Allahu akbar!!!!! Apa ini?
Begitu saya berdiri, di situlah ia berada. Di lantai yang dingin itu. Gumpalan yang dikatakan oleh dokter cantik di rumah sakit semalam. Sejenak saya terkejut karena tak menyangka akan secepat ini. 

Ada berbagai macam rasa di hati saya kala itu. Rasa lega, sedih, senang, takut, bersalah dan lainnya. Entah mana yang mendominasi. 

Saya khawatir ada yang salah dengan yang saya rasakan. Rasa yang tak seharusnya ada ketika seorang perempuan keguguran. 

Bagaimanapun juga ada kelegaan yang menyertai. Kelegaan karena ada kemungkinan besar saya tak perlu dikuret karena janinnya jatuh sendiri. Hal yang saya takutkan setelah pulang periksa dengan dokter yang pertama. 

Saya kabari bang Rio tentang keguguran saya. Ada rasa bersalah yang amat dalam yang saya rasakan. Rasa ketidakmampuan saya sebagai perempuan untuk menjaga anak kami. Meski bang Rio menanggapinya santai tapi tetap air mata yang keluar tak bisa saya bendung. Saya pikir saya ga akan melupakan ini seumur hidup. 

Mungkin ini cara Allah menguji kami, khususnya saya. Amanah anak itu hanya diberikan sebentar untuk menegur saya sebenarnya. 

Bila ditanya apakah sya siap untuk jadi ibu, jujur saya belum siap. Bahkan sebelum menikah saya pernah bilang punya keinginan untuk hamil setelah beberapa bulan usia pernikahan. 

Ya, Allah menjawabnya. Kini terhitung Oktober hingga Desember nanti saya belum diperbolehkan dokter untuk hamil. Peristiwa keguguran ini memberitahu saya bahwa ready or not, saya harus siap menjadi orang tua, melahirkan anak anak dan mendidik mereka. 

Alhamdulillah and now I'm ready to pregnant again dan melahirkan generasi penerus risalah para Nabi. Insya Allah....

Monday, 9 November 2015

Kiriman Whatsapp Anggi

[06:01, 9/8/2015] Muslimah Cerdas: 💞 KAJIAN KELUARGA SAMARAH 💞
❎ Istri Durhaka ❎
Bagian 4 (akhir)
👉 Diantara bentuk kedurhakaan seorang istri kepada suaminya, enggannya seorang istri untuk memenuhi hajat biologis suaminya. Keengganan seorang istri dalam melayani suaminya, lalu suami murka dan jengkel merupakan sebab para malaikat melaknat istri yang durhaka seperti ini. Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
إِذَا دَعَا الَّرُجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
"Jika seorang suami mengajak istrinya (berjimak) ke tempat tidur, lalu sang istri enggan, dan suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknat sang istri sampai pagi". [HR. Al-Bukhoriy Kitab Bad'il Kholq (3237), dan Muslim dalam Kitab An-Nikah (1436)]
Seorang suami saat ia butuh pelayanan biologis (jimak) dari istrinya, maka seorang istri tak boleh menolak hajat suaminya, bahkan ia harus berusaha sebisa mungkin memenuhi hajatnya, walaupun ia capek atau sibuk dengan suatu urusan.
Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا, وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ
"Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, seorang istri tak akan memenuhi hak Robb-nya sampai ia mau memenuhi hak suaminya. Walaupun suaminya meminta dirinya (untuk berjimak), sedang ia berada dalam sekedup, maka ia (istri) tak boleh menghalanginya". [HR. Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (1853). Hadits ini dikuatkan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 211)]
🌹 Perhatikan hadits ini, Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- memberikan bimbingan kepada para wanita yang bersuami agar memperhatikan suaminya saat-saat ia dibutuhkan oleh suaminya. Sebab kebanyakan problema rumah tangga timbul dan berawal dari masalah kurangnya perhatian istri atau suami kepada kebutuhan biologis pasangannya, sehingga "solusinya" (baca: akibatnya) munculllah kemarahan, dan ketidakharmonisan rumah tangga.
🌹 Syaikh Al-Albaniy-rahimahullah- berkata dalam Adab Az-Zifaf (hal. 210), "Jika wajib bagi seorang istri untuk mentaati suaminya dalam hal pemenuhan biologis (jimak), maka tentunya lebih wajib lagi baginya untuk mentaati suami dalam perkara yang lebih penting dari itu, seperti mendidik anak, memperbaiki (mengurusi) rumah tangga, dan sejenisnya diantara hak dan kewajibannya".
⚡ Seorang wanita yang durhaka kepada suaminya, akan selalu dibenci oleh suaminya, bahkan ia akan dibenci oleh istri suaminya dari kalangan bidadari di surga. Istri bidadari ini akan marah. Saking marahnya, ia mendoakan kejelekan bagi wanita yang durhaka kepada suaminya..
Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ : لاَ تُؤْذِيْهِ , قَاتَلَكِ اللهُ , فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
"Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, "Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami". [HR. At-Tirmidziy Kitab Ar-Rodho' (1174), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (2014). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 212)]
🌀 Cukuplah beberapa hadits yang kami bacakan dan nukilkan kepada Anda tentang bahayanya seorang wanita melakukan kedurhakaan kepada suaminya, yakni tak mau taat kepada suami dalam perkara-perkara yang ma'ruf (boleh) menurut syari'at. Semoga wanita-wanita yang durhaka kepada suaminya mau kembali berbakti, dan bertaubat sebelum ajal menjemput. Pada hari itulah penyesalan tak lagi bermanfaat baginya.
Copy paste dari status Fb Syadam Husain (mahasiswa Pasca UIM)
📝 Mawaddah center
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[12:29, 9/15/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 💞 KAJIAN KELUARGA SAMARAH 💞
TUJUAN DAN HIKMAH BERKELUARGA
Bagian.1
1⃣ Hadist dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ia berkata :
قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ 
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mempunyai kemampuan (fisik dan harta), hendaknya ia menikah, karena dgn menikah ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab dgnnya ia dapat meredam (syahwat) . (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits di atas diperoleh beberapa pelajaran tentang tujuan berkeluarga:
➡ Dengan berkeluarga berarti kita mengikuti sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam; salah satu sunnah Nabi adalah menikah. Karena itu orang yang enggan menikah padahal ia sehat dan mampu maka ia bukan golongan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (HR. Ibnu Majah dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha)
➡ Metode terbaik memelihara ad-din (iman dan taqwa) adalah dengan menikah, sebab dengan menikah pandangan dan kemaluan akan terjaga. Dalam Hadits dari Anas Bin Malik radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa: jika seorang hamba sudah menikah (beristeri), maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, karena itu hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara separuhnya lagi (HR. Al-Hakim, Syekh Al-Bani menghukum Hasan Lighairih).
➡ Jika belum mampu menikah, maka jangan dipaksakan dan sebagai solusinya adalah berupaya untuk berpuasa (menahan diri).
2⃣ Firman Allah Jalla Wa 'Ala dalam surat 4 (An-Nisa): 1 sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
"Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak." (Surat An-Nisa`: 1)
Faidah yang dapat ditarik dari ayat ini terkait tujuan berkeluarga adalah:
➡ Untuk memperoleh anak-anak yang banyak. Dengan anak-anak yang banyak, maka akan terjadi pelestarian keturunan dari satu keluarga. Jika seorang enggan menikah, maka ia tidak akan melahirkan keturunan dan ketiadaan keturunan pada akhirnya satu keluarga akan mengalami kepunahan.
Itulah hikmahnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan ummatnya menikah dan memperbanyak anak. Dari Sa'id Bin Abi Hilal, bhwsanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" Menikahlah, perbanyaklah keturunan, krn aku akan berbangga dgn kalian di hadapan semua ummat pd hari kiamat kelak. (HR.  Abdur Razzaq)
Bersambung.....
📝 Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA. حفظه الله
----------------
📝 Belajar Islam Intensif
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[18:47, 9/25/2015] ‪+62 877-3409-8443‬: 🌴⛅🏡💕
Assalamu'alaikum
💕 #Apa sih tolak ukur keberhasilan Rumah Tangga ? #
🌴🏡Sebagian besar masyarakat mengatakan, ada 2 hal yang jika terjadi maka Rumah Tangga tersebut terbilang sukses :
👪1) Punya anak,
💎2) Banyak harta.
✋Bukan. Bukan itu.
👉🌹 Pertama, Rumah Tangga 'Aisyah Radhiallaahu 'anha tidak dikaruniai anak, lalu apakah kita akan berkata Suami-Isteri tersebut tidak harmonis ? Tidak bahagia ?
👉🌹 Kedua, Rumah Tangga Fatimah Radhiallaahu 'anha sangat minim harta. Sang Istri pernah menahan laparnya selama beberapa hari hingga kuninglah wajah beliau. Lalu, apakah kita berani mengatakan bahwa Rumah Tangga mereka hancur berantakan diujung tombak ? Tidak. Bahkan Suami beliau adalah salah satu penghuni Surga Allaah. Maa syaa'Allaah..
💥✋ Benar, sebagai seorang Isteri jangan bermudah-mudahan untuk menuntut kalimat perpisahan hanya karena kedua sebab diatas. Sebab ummahatul mukminin tidak pernah memberatkan suaminya dengan perkataan tercela.
💥✋Juga, sebagai seorang Suami jangan bermudah-mudahan mengatakan "aku tak punya harta, aku tak pantas untukmu.. Duhai Isteriku.." Innalillaahi wa inna ilayhi rooji'un. Tau kah para Suami, kalimat tersebut justru enggan didengar oleh Istri kalian. Sebab para sahabat tidak tercermin dalam diri mereka sifat keputus-asaan.
🌴🏡 Tolak ukur keberhasilan Rumah Tangga seorang Muslim ialah,
👉💎💕 Ketika setelah menikah, maka bertambahlah taqwa mereka kepada Allaah..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, maka bertambahlah amalan-amalan sunnah mereka..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah hapalan-hapalan mereka..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah kesabaran mereka dalam setiap taqdir Allaah..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah ghiroh mendatangi majelis-majelis 'ilmu Allaah..
👉💎💕 Pun, ketika setelah menikah, bertambah takutlah mereka sebab mengingat hari dimana mereka akan terpisah dan menghadap sidang Rabb-nya yang paling adil. Bertambah berharaplah mereka kepada Rabb-nya agar bisa dinikahkan lagi dalam Jannah Allaah tanpa hisab..
👉🌹 Maa syaa'Allaah ♡ ♡ ♡
BaarakAllaahu fiikum
✏ kutipan nasehat indah utk semua ..😘😘
👆 copas😘😍
[11:08, 9/26/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 🔥 Sensitif dan Penat Setelah Pulang Kerja 🔥
🌾 Waktu suami atau istri pulang kerja , termasuk waktu yang sangat sensitif, dimana ketika seseorang baru pulang kerja biasanya masih merasakan kelelahan, dan tidak berkenan mendengar permintaan atau tuntutan apapun. Sebaliknya, dia menunggu kata-kata yang dapat menghilangkan beban dan lelahnya pekerjaan. Karena itu, hendaknya suami-istri menghindari mencela, menyalahkan dan menuntut pada saat-saat seperti ini.
🌾Sebuah penelitian yang dilakukan di salah satu negara arab menyatakan bahwa kebanyakan situasi jatuhnya talak (cerai) pada waktu selepas ashar sepulang dari kerja.
👥 Dan anda wahai suami! Bila istrimu bekerja, Anda patut mempertimbangkan jiwanya sesudah bekerja, sebagaimana hal ini juga patut dilakukan oleh istri terhadap suaminya.
💬 Allah Ta'ala berfirman :
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ
"Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya." ( Al Baqoroh: 283)
💌 Kepada para istri, hendaknya mereka menyiapkan suasana kondusif saat para suami pulang dari kerja. Karena hal ini akan membuatnya merasakan adanya perhatian istri kepadanya dan usaha istri untuk membuatnya merasa nyaman.
💓 Yang paling ideal adalah suami-istri yang ketika keluar dari tempat kerjanya, mereka menanggalkan segala beban dan kepenatan pekerjaan, lalu mereka pulang dan bertemu pasangannya dengan wajah ceria, jiwa yang tenang dan dada yang lapang.
💎 Insya Allah bisa, dengan izin Allah dan mari kita membiasakan diri saja....
---------------------------
🎀 Serial Keluarga Sakinah 🎀
📝Mawaddah center
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:23, 9/27/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 💌TANYA USTADZ💌
Istri Menuntut Agar Suami Lebih Rajin Nafkah Batin
📩PERTANYAAN📩
Bolehkah istri mennuntut agar suami lebih aktif berhubungan? Misalnya minimal tiap hari sekali. Makasih
📌JAWABAN📌
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,
Kita ambil satu peristiwa yang terjadi di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Tersebutlah seorang sahabat bernama Rifaah al-Quradzi. Dia menikahi seorang wanita bernama Tamimah bintu Wahb. Setelah beberapa lama menjalani kehidupan berumah tangga, Rifaah menceraikan istrinya, cerai tiga. Setelah usai iddah, bu Tamimah menikah dengan Abdurahman bin Zabir al-Quradzi. Namun ternyata Tamimah tidak mencintai Abdurrahman. Dia hanya jadikan itu kesempatan agar bisa balik ke Rifa'ah.
Hingga wanita ini mengadukan masalah suaminya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam . Dia datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan memakai kerudung warna hijau.
Mulailah si wanita ini mengadukan,
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺐٍ ، ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥَّ ﻣَﺎ ﻣَﻌَﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺄَﻏْﻨَﻰ ﻋَﻨِّﻲ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ – ﻭَﺃَﺧَﺬَﺕْ ﻫُﺪْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﺛَﻮْﺑِﻬَﺎ -
"Suami saya ini orang baik, gak pernah berbuat dzalim kepada saya. Cuma punya dia, tidak bisa membuat saya puas dibanding ini." Sambil dia pegang ujung bajunya."
Maksud Tamimah, anu suaminya itu loyo. Tidak bisa memuaskan dirinya. Seperti ujung baju itu. Ketika tahu istrinya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam , Abdurahman datang dengan membawa dua anaknya, dari pernikahan dengan istri sebelumnya.
Abdurahman bawa dua anak untuk membuktikan bahwa dia lelaki sejati. Mendengar aduhan istri keduanya ini, Abdurrahman langsung protes,
ﻛَﺬَﺑَﺖْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻧْﻔُﻀُﻬَﺎ ﻧَﻔْﺾَ ﺍﻷَﺩِﻳﻢِ ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻬَﺎ ﻧَﺎﺷِﺰٌ ، ﺗُﺮِﻳﺪُ ﺭِﻓَﺎﻋَﺔَ
"Istriku dusta ya Rasulullah, saya sudah sungguh-sungguh dan tahan lama. Tapi wanita ini nusyuz, dia pingin balik ke Rifaah (suami pertamanya)."
Mendengar aduhan mereka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hanya tersenyum. (HR. Bukhari 5825 & Muslim 1433).
Senyum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap laporan kasus ini, karena beliau heran. Dan beliau tidak melarangnya atau memarahi pasangan ini, menunjukkan bahwa beliau membolehkan melakukan laporan semacam ini. Sekalipun ada unsur vulgar.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
ﻭﺗﺒﺴّﻤﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺗﻌﺠﺒﺎ ﻣﻨﻬﺎ ، ﺇﻣﺎ ﻟﺘﺼﺮﻳﺤﻬﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﻴﻲ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﻪ ﻏﺎﻟﺒﺎ … ﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ ﻣﻨﻪ ﺟﻮﺍﺯ ﻭﻗﻮﻉ ﺫﻟﻚ
Senyum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena beliau heran. Bisa karena melihat wanita ini yang terus terang padahal umumnya itu malu bagi umumnya wanita… dan disimpulkan dari hadis ini, bolehnya melakukan semacam ini. (Fathul Bari, 9/466)
Yang kita garis bawahi dalam kasus ini, Tamimah menggugat suaminya dengan alasan masalah ranjang. Artinya itu bukan suatu yang bernilai maksiat, atau tidakan tercela.
📎Mengadukan Suami Karena Kurang Rajin
Dari hadis ini, sebagian ulama menyimpulkan bahwa istri boleh menuntut suami untuk meningkatkan intensitas hubungan.
Kita simak keterangan Ibnul Mulaqin,
ﻭﻓﻴﻪ : ﺃﻥ ﻟﻠﻨﺴﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﻄﻠﺒﻦ ﺃﺯﻭﺍﺟﻬﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺑﻘﻠﺔ ﺍﻟﻮﻁﺀ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻌﺮﺿﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﺗﻌﺮﻳﻀًﺎ ﺑﻴﻨًﺎ ﻛﺎﻟﺼﺮﻳﺢ ، ﻭﻻ ﻋﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ
Dalam hadis ini terdapat kesimpulan bahwa istri boleh mengadukan suami mereka kepada pihak berwenang, karena kurang rajin berhubungan. Dia boleh sampaikan itu dengan terang-terangan. Dan itu tidak tercela. (at-Taudhih li Syarh al-Jami' as-Shahih, 27/653)
Allahu a'lam.
✏ Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:17, 9/29/2015] Muslimah Cerdas: 💝KAJIAN KELUARGA SAMARAH💝
Tujuan dan Hikmah Berkeluarga
(bagian ke 2)
3⃣ Hadits dari Dari Abu Dzar rodhiallahu 'anhu :
وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا  : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
...Setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (HR. Muslim).
Faidah Hadits:
Berkeluarga adalah sarana untuk memproduksi banyak amal kebaikan, diantaranya:
▶ "Bersedekah". Jika sepasang suami istri berjima' berarti pasangan tersebut melakukan salah satu amal shalih yaitu bersedekah. Ulama berbeda pendapat, apakah pahala menunaikan syahwat pada istri diperoleh tanpa niat, atau harus dengan niat. Jumhur ulama berpendapat, harus disertai niat meninggalkan hal-hal yang haram, mencukupkan diri dengan yang mubah (hanya mau berjima' dengan suami istri).
▶ Dengan berkeluarga, terbuka peluang bagi suami berbuat amal shalih kepada istri dan anak-anaknya, seperti memberi nafkah, mentarbiyah (mendidik), berakhlak mulia, memberi perlindungan dll. Demikian pula sebaliknya dengan adanya keluarga akan terbuka peluang bagi istri untuk taat pada suami, berbuat baik pada suami, menjaga diri dan kehormatannya, mentarbiyah anak dll. Dengan adanya keluarga terbuka peluang bagi anak untuk masuk syurga dengan amal "birrul walidain"(berbakti pada ke dua orang tua). Sebagian besar amal kebaikan yg disebutkan di atas sulit terlaksana jika tidak ada keluarga sebagai ladang amal shalih.
4⃣ Firman Allah Jalla Wa 'Ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : "Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" [Surat Ar-Rum 21].
Pelajaran dari ayat:
▶ Berkeluarga adalah sarana terbaik untuk memperoleh kebahagiaan (ketenangan ruhani)
Dr. Abdullah Nashih 'Ulwan dalam Adabul Khitbah wa Al-zifaaf wa Huququ Al-Zawjain memberikan komentar terhadap ayat tersebut: Ketenangan suami-istri dapat terjamin dengan adanya pernikahan, karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling melengkapi. Kebahagiaan meliputi keduanya, seolah tak pernah lepas dari hari kehari.
Dalam hadits yang dishahihkan oleh Syekh Al-bani rahimahullah, hadits dari Sa'id Bin Abi Waqqas radhiyallahu anhu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 4 pilar utama memperoleh kebahagiaan, salah satu diantaranya adalah istri yang shalihah, dimana istri merupakan unsur pokok terbentuknya satu keluarga.
▶ Ayat di atas juga memberikan faidah bahwa pernikahan merupakan salah satu di antara ayat-ayat Allah yg agung, pernikahan merupakan satu tanda kekuasaan Allah Ta'ala. Bayangkan jika sepasang suami-istri yang pernikahannya tidak pernah didahului dengan proses "pacaran", namun ketika mereka sdh diikat ijab-qabul, mereka akan saling mencintai, saling menyayangi, saling membutuhkan dan saling merindukan. Subhanallah.
Bersambung.... bagian (3)
✏Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA. حفظه الله
📋 Belajar Islam Intensif
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:16, 10/6/2015] Muslimah Cerdas: 💖KAJIAN KELUARGA SAMARAH💖
Tujuan Dan Hikmah Berkeluarga (bagian ke 3, selesai)
5⃣Menikah adalah metode syar'i untuk memperkuat dan memperluas hubungan silaturrahim kekeluargaan.
▶Islam tidak melarang jika seorang laki-laki menikahi wanita yang masih keluarganya sendiri yang bukan mahramnya.  Akan tetapi bila ada beberapa alternatif calon yang telah memenuhi syarat-syarat  syar'i, maka ada anjuran dari para ulama untuk sebaiknya mencari wanita yang agak lebih jauh hubungan keluarganya. Sebab pernikahan akan menyatukan dua keluarga besar meskipun berbeda suku, bangsa dan negara.
▶Hubungan kekeluargaan semakin kuat jika keluarga calon pasangan sudah ada hubungan kekeluargaan sebelumnya. Contoh: Nabi Shallallahu 'alaihu wasallam menikahkan putrinya Fathimah dengan sepupu Nabi (Ali Bin Abi Thalib) sehingga ikatan nabi shallallahu 'alaihu wasallam dengan Ali Bin Thalib semakin kuat; Ikatan guru dengan murid, ikatan imam dan ma'mum, ikatan panglima dan prajurit, ikatan mertua dan menantu dan ikatan adik dan kakak sepupu.
▶Hubungan kekeluargaan akan bertambah luas jika kedua keluarga calon suami-istri bukan dari keluarga dekat, contoh: nabi shallallahu 'alaihu wasallam menikahi putri Abubakar Ash-Shiddiq (Aisyah) dan putri Umar Bin Khattab (Hafshah), serta nabi shallallahu 'alaihu wasallam menikahkan putrinya dengan Utsman Bin Affan dengan putri beliau (Ruqayyah kemudian Ummu Kultsum). Jadi Nabi shallallahu 'alaihu wasallam dengan empat al-khulafaa al-rasyidin selain memiliki ikatan idiologis-diniyah, juga diikat oleh silaturrahim kekeluargaan yg sangat lewat jalur pernikahan.
6⃣Keluarga adalah "mashna' u al-rijaal"  (mesin produksi manusia-manusia yang shalih dan berkualitas).
▶Al-Rijaal adalah komunitas manusia shalih; yang menggabungkan keshalihan individu (iman dan taqwa) dan keshalihan sosial (da'i dan pemimpin), manusia yang memprioritaskan akhirat dari pada dunia dengan tidak melalaikan dunianya, manusia yang memadukan ilmu dan amal. Lihat QS. 4: 34, 9: 108, 24: 37 dan 33: 23.
▶ "Rijaal"; manusia-manusia shalih dan berkualitas sepanjang sejarah,  umumnya lahir dari KELUARGA yang SHALIH, KELUARGA YANG SAKINAH. (Insya Allah akan dibahas tersendiri). Keluarga yang shalih ibarat tanah yang subur yang diatasnya tumbuh dengan kondusif tanaman yang menghasilkan buah yang berkualitas. Allah Ta'ala berfirman:
وَٱلۡبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخۡرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذۡنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخۡرُجُ إِلَّا نَكِدٗاۚ
كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَشۡكُرُونَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur" (QS. 7: 58)
7⃣Keluarga adalah obyek sekaligus sarana da'wah.
▶Keluarga adalah obyek da'wah, sebagaimana Firman Allah Ta'ala:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. 66: 6).
Dan juga dalam ayat QS. 20: 132 Allah Jalla Wa 'Ala berfirman:
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡ‍َٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS. Thaha: 132)
▶Obyek da'wah adalah seluruh anggota keluarga, di mana suami (ayah) adalah penanggungjawab utama. Karena itu "Keluarga yang ideal" yang bisa mewujudkan tujuan di point 7 di atas, adalah keluarga yang cinta dengan da'wah dan menjadikan da'wah sebagai ruh yang menggerakkan keluarga tersebut menuju kebahagiaan dunia dan syurga.
▶Keluarga sebagai sarana da'wah, yaitu sebagai alat visual (alat peraga) untuk menda'wahkan konsep keluarga Islami. Tujuan ini bisa tercapai jika seluruh anggota keluarga berkomitmen untuk mempelajari dinul Islam dan berkomitmen untuk mengamalkan Islam. Inilah keluarga idaman dan inilah keluarga teladan. Banyak keluarga sekarang ini mencari dan rindu dengan sosok keluarga teladan.
Semoga keluarga-keluarga kita menjadi keluarga sakinah, keluarga idaman dan menjadi keluarga percontohan. (selesai)
📝Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA.
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086

Thursday, 22 October 2015

Lapang Dada

Mungkin orang lain sudah melakukannya. Iya, sore ini perasaan saya ga enak. Membuncah dan ingin memuntahkannya. Khawatir melukai orang lain, saya memilih untuk keluar rumah. Ibu sempat bertanya mau ke mana. Entahlah, ke mana saja asal tak diam.
Lalu saya mulai melakukan perjalanan tanpa tujuan. Ga tau harus ke mana. Sepanjang perjalanan ingin menangis tapi malu dan tak siap jika harus mengalami kecelakaan karena kurangnya konsentrasi dalam berkendara.
Sesegera mungkin saya memperlambat laju kendaraan dan mulai melihat apa pun yang bisa saya lihat.
Oh ya, mungkin dengan melihat orang lain perasaan yang menyesakkan itu bisa berdamai dan membuat saya lebih lapang dada.
Tentu saja. Di turunan batu sembilan sebelum cafe jeboonk saya melihat tiga lelaki usia 40an berjalan di tepi jalan raya. Pakaian mereka lusuh dan tampak lelah. Sepertinya mereka tukang yang bekerja di ruko seberang yang sedang dalam masa pembangunan.
Tiba tiba pikiran itu masuk. Wow tentu beban hidup mereka lebih berat daripada saya. Masalah mereka pasti lebih besar. Lihat saja wajah lelah itu, tak bersinar. Saya masih lebih baik, lucu sekali jika mengeluh lagi.
Di belokan batu delapan saya terkejut melihat seorang wanita hamil muda berjalan kaki. Yang menarik perhatian saya adalah penampilan. Tak terawat sama sekali. Perutnya jelas terlihat dengan pakaian minim yang ia kenakan. Entah apa namanya, terusan mini yang hanya sebatas paha tanpa lengan. Wajahnya legam tertutup debu jalanan seperti tak mandi berhari hari. Ia membawa tas dan berjalan cepat.
Ke mana perempuan hamil ini? Dengan usia kehamilan kira kira enam bulan apa yang ia lakukan? Kenapa harus jalan kaki? Tak bisakah suaminya menjemput? Atau suaminya yang sudah tak ada?
Saya merasa bersyukur. Entahlah apa yang saya syukuri
Pemandangan lainnya yang lebih miris bergantian saya lihat selama perjalanan tanpa arah itu. Menambah rasa syukur karena Sang Khalik menempatkan saya di sini.
Setiap kita pasti punya masalah sendiri yang membuat dada sesak dan tangis tak lagi bisa terbendung. Kadang bila diikutkan kata hati ingin sekali mengucapkan sumpah serapah untuk mengurangi rasa.
Tapi apa yang kita dapat? Tangisan putus asa mungkin bisa memperlambat rasa syukur. Lalu, apa tak boleh menangis? Ya silahkan saja
Hanya saja sore ini saya mendapatkan lagi satu cara untuk meredam emosi.

Apa Saya Salah Menyampaikan??

Loh, apa saya salah menyampaikan ya? Tak hanya satu atau dua orang yang pernah bertanya begini, "Kak, gimana ya, boleh atau tidak. Saya kan baru hijrah dengan pakaian begini. Tapi kadang kadang pengen balik lagi dengan pakaian yang dahulu kala. Trus besoknya panjang lagi (jilbabnya). Kita dosa ga kalo begitu?".
Well, kalo ngikutin aturan sih pengen aja bilang ga boleh. Aturannya begini begitu. Namun menimbang yang bersangkutan memang baru banget yaa agak berkelit biar dia ga patah semangat tuk terus berubah jadi lebih baik dalam menutup aurat.
Kita bukan orang yang berhak ngasih predikat ini dosa atau tidak. Saya menghargai proses. Perubahan yang baik itu butuh proses yang panjang n ga instan. Malah saya takut liat yang instan karena banyak kejadiannya yang instan itu malah berbalik duluan.
So saya berkata, silahkan kalo memang masih berproses. Misalnya hari ini masih pengen jeans kesayangan, silahkan. Asal diakalin dengan baju yang nutupin pinggul n jilbab ga lilitan. Berproseslah, rasakan mana yang aman dan nyaman. Saya percaya pakaian yang tertulis dalam Al Quran lah yang paling nyaman dipakai apa pun modelnya.
Malam ini saya terkejut. Syok dan hanya bisa geleng geleng kepala melihat perkembangan si penanya.
Foto yang ia pasang di akun sosmed nya bikin saya melongo. Mengerjapkan mata berulang kali sambil terus bertanya, apa ini dia???
Fotonya terus saya zoom, takut lupa wajahnya karena kami sudah lama tak bertemu. Dari komentar teman teman, saya yakin itu memang dia.
Dug! Apa saya salah menyampaikan??? Apa ia menafsirkan begini?
Well, fotonya sama sekali tak berjilbab! Waduh, is that really her?? Masih sedikit kurang yakin.
Dalam hati berulang kali saya berdoa, yaa muqallibal quluub tsabbit qalbi 'ala diinika wa la thoo'atik. Wahai Dzat yang maha membolak balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam agamaMu dan ketaatan padaMu
*untukmu sayang