Tuesday, 29 June 2010

Menuju Kursi Anggota Dewan, eh Kursi Pelaminan

Jelang hari pernikahan yang akan digelar tanggal 1 Juli 2010, hawa panas semakin menggelayuti rumah calon pengantin perempuan. Tak bisa disangkal, persiapan pernikahan yang sudah dilakukan dari jauh – jauh hari masih dirasa kekurangannya.

Yah beginilah jika seseorang akan menikah ( sok kali, kayak udah pernah aja ). Tidak hanya calon pengantin yang dihinggapi rasa high pressure ( istilah serampangan ), namun juga pihak keluarga yang juga terlibat dalam persiapan pernikahan.

Mari menilik dari calon pengantin. Seperti kebanyakan kasus, pasangan yang akan menikah ( apalagi sebelumnya pacaran ) lebih sering bertengkar daripada akur – akur saja. Pertengkaran biasanya timbul dari hal – hal yang sepele yang sepatutnya tidak diperdebatkan. Namun entah kenapa demikianlah realita yang banyak terjadi di masyarakat.

Apapun itu, semua masalah pasti ada penyelesaian karena memang demikianlah pasangan yang akan menikah. Maunya kelahi terus ( penulis pusing mendengar pertengkaran via telpon itu ).

Ilmu pernikahan ( ada gak sih? ) setidaknya telah dipelajari oleh calon pengantin baik melalui buku, internet, teman – teman yang telah menikah, maupun nasehat orang tua ( duh, berat nih ). Jelang hari H, diajak nyari buku referensi udah males. Lebih baik langsung praktek ( alamak ).

Kemudian dari pihak keluarga juga merasa hal yang sama. Emosi semakin meningkat dan suasana tegang begitu terasa ( seram! ). Setidaknya inilah yang tengah dirasakan oleh penulis.

Penulis memahami karena ini adalah pernikahan pertama di keluarga ini. Kurang pengalaman dalam menyelenggarakan acara pernikahan untuk anak pertama merupakan salah satu penyebab naiknya tegangan emosi di H-3.

Hm, setidaknya ini adalah pernikahan perdana di keluarga penulis. Sungguh persiapan yang sangat memakan banyak dana, tenaga dan waktu. Dan ini merupakan bahan pelajaran untuk pernikahan – pernikahan selanjutnya ( masih ada enam single lagi di keluarga, dengan rincian 3 yang sudah siap menikah, tinggal nunggu jodohnya aja dan sisanya masih berkecimpung di dunia pendidikan ).

Semoga pernikahan kali ini mendapat berkah dari Allah swt. Serta mampu menciptakan rumah tangga yang bisa dijadikan teladan bagi kami adik – adiknya. Kemudian juga melahirkan generasi yang ahli, bukan hanya ahli matematika, bahasa, ekonomi ataupun ahli – ahli lainnya tapi juga ahli kebaikan dan menjadi penyejuk hati. Amiiiin....


* Teruntuk RL dan FR yang tengah Menuju Kursi Pelaminan
Semoga Allah melimpahkan kebaikan dalam rumah tangganya

Selasa, 29 Juni 2010
H – 3 Menuju Kursi Anggota Dewan, eh Pelaminan

Sunday, 27 June 2010

Organisasi Negara Miskin

G8 atau Group of Eight adalah organisasi negara - negara maju dan kaya yang saat ini sedang mengadakan petemuan di Kanada.
Organisasi elite ini beranggotakan 8 negara maju yaitu Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, Rusia, Jepang, Britania Raya dan Kanada. Nah, biasanya mereka suka mengadakan pertemuan - pertemuan ( silaturahim gitu kokokok.. ) yang di dalamnya membahas isu - isu politik dan ekonomi. Pertemuan ini dihadiri oleh pemimpin negara - negara yang bersangkutan.

Nah, kebayang gak sih klo negara - negara kaya aja punya organisasi, gimana klo negara - negara miskin juga bikin organisasi sendiri?
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan persaingan di antara sesama negara miskin ( ya elah ) untuk jadi lebih kaya dan bersemangat membangun negerinya.
Diagendakan dalam organisasi ini untuk mengadakan pertemuan setiap tahun sebagai bahan evaluasi sudah sejauh mana peningkatan kinerja pemerintahan mereka dalam menyejahterakan rakyatnya.

Kalo organisasi negara miskin bikin pertemuan mereka kayaknya gak perlu lah membahas nuklir Iran atau pun Korea Utara. Alasannya, masalah ini gak penting banget karena toh itu urusan pemerintah mereka yang sedang mengusahakan sebuah program demi kemajuan bangsanya.

Organisasi negara miskin ini juga akan membahas masalah iklim yang benar - benar mengancam mereka akibat perbuatan negara - negara kaya yang seenaknya membuat bumi makin panas.

Organisasi negara miskin akan memberikan proteksi yang lebih pada sumber daya alam mereka yang udah sangat berlebihan digunakan oleh negara - negara yang sebenarnya sama sekali ga punya hak sedikit pun atas barang - barang tersebut.

Organisasi negara miskin pastinya gak akan punya cukup duit untuk jadi donatur perang ini perang itu yang ujung - ujung cuma untuk bunuh orang - orang yang tidakbersalah.

Sebagai pencetus organisasi negara miskin ( hahayyy.... ) penulis bingung ni organisasi akan diberi nama apa ya?? Klo organisasi negara kaya G8 karena anggotanya ya hanya 8.
Lah klo negara miskin G50 kali ya? Atau malah lebih.....

Nah buat pembaca sekalian ada tambahan agenda tidak untuk pembahasan dalam pertemuan negara - negara miskin??

Baby brown pelicans | Greenpeace International

Baby brown pelicans | Greenpeace International

Thursday, 24 June 2010

Izin

Saat izin itu belum turun, begitu banyak akal untuk tidak berbohong namun menggunakan kata - kata yang tepat agar diberikan izin.

Setelah izin itu keluar, hampir tiap hari pula keluar tanpa ada kata pamit.

Bukan bermaksud untuk tak pamit, tapi ketika akan pergi tak bisa kutemukan orang yang akan kumintakan pamit itu

Tradisi komunikasi melalui alat komunikasi tak pernah ada dalam diri ini

Haruskah membiasakan?

Sunday, 20 June 2010

PWI ADAKAN WORKSHOP JURNALISTIK UNTUK MAHASISWA

Sabtu (19/6 ) Persatuan Wartawan Indonesia cabang Kepulauan Riau mengadakan workshop jurnalistik bagi mahasiswa di tanjungpinang. Kegiatan ini diadakan selama satu hari bertempat di Hotel Bintan Plaza lantai 6.

Menurut ketua pelaksana, kegiatan ini dilaksanakan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap dunia tulis menulis terutama jurnalistik. Ia berharap setelah kegiatan ini para mahasiswa tersebut mampu memberikan kontribusi di bidang jurnalistik dan membangun Koran atau tabloid kampus.

Workshop yang dihadiri oleh utusan mahasiswa dari berbagai kampus di Tanjungpinang ini diisi oleh pemateri – pemateri handal yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya. Sebut saja Ramon Damora Pemred Posmetro yang memaparkan materi Industri Jurnalistik serta Sigit Rahmat yang sudah sangat lama malang melintang di dunia wartawan dan sekarang merupakan petinggi di harian Batam Pos.

Para Mentor Siap Diturunkan ke Sekolah – sekolah

Yayasan Gurindam Edukasi ( YGE ) melaksanakan kegiatan pembekalan bagi para mentor di Mesjid Mualimin SMAN 2 Tanjungpinang, sabtu (19/6). Kegiatan pembekalan yang disertakan dengan mabid atau malam ibadah ini dihadiri oleh 25 orang mentor yang terdiri dari berbagai kalangan, mahasiswa dan pekerja.

“ Kegiatan ini kita adakan sebagai langkah awal untuk membekali mentor – mentor kita dengan pengetahuan tentang mentoring sehingga ketika nantinya mereka ditugaskan untuk mengisi mentoring di sebuah sekolah, maka tidak ada lagi kekakuan itu. “ ujar Arif Budiono selaku ketua Yayasan Gurindam Edukasia.

Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyiapkan mentor – mentor dan berharap bahwa ini adalah salah satu langkah mereka untuk perbaikan umat. Dalam waktu dekat, yayasan yang bergerak di bidang dakwah sekolah ini akan mengadakan semacam training untuk anggota rohis di sekolah – sekolah di Tanjungpinang dan bintan.

Mengapa Harus Membina?

Membina. Satu kata sederhana namun cukup mengerikan dan sangat berat beban yang harus ditanggung. Namun dibalik itu menawarkan sebuah bonus yang sungguh luar biasa dan tak sebanding harganya dibanding langit dan bumi serta isinya. Mirip berjudi. Jika tak menang dan membawa uang yang banyak, bersiap – siap lah kalah dan rela bangkrut di meja judi tersebut.

Tapi siapa yang mau disamakan dengan penjudi yang tidak punya akal itu. Membina tidaklah sama dengan bermain judi. Anak negeri ini sangat membutuhkan pembinaan yang intensif dan dilakukan oleh orang – orang yang berkomitmen terhadap mereka. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh anak – anak di Indonesia tercinta yang kini bangsanya sendiri sudah mulai kehilangan jati dirinya.

Permasalahannya adalah siapakah yang bersedia jadi Pembina itu?

Banyak kader tarbiyah yang sudah dibina sekian lama, namun begitu diminta untuk membina suatu kelompok, banyak di antaranya yang menolak. Beragam alasan yang disampaikan oleh masing – masing individu untuk menyelamatkan diri dari tanggungjawab membina. Terkadang hal – hal yang seharusnya tidak layak dijadikan alasan, dipoles agar mudah diterima oleh penerima alasan.

Alasan terkuat dan paling banyak diajukan oleh mereka yang tidak siap membina ialah surah Ash Shaff 61 : 2 Yaa ayyuhalladzii na aamanuu lima takuuluu na maa laa taf’aluun. Wahai orang – orang yang beriman mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan??

Ayat ini benar – benar mengecutkan nyali para kader tarbiyah untuk membina. Merasa diri belum baik menegcilkan keberanian untuk memberikan kontribusi di jalan dakwah ( wah udah mulai nyebut kata dakwah nih ). Fenomena remaja dan pemuda yang sudah menjadi potret masa kini seharusnya mampu mengalahkan rasa takut dan menimbulkan semangat untuk memiliki binaan sebanyak mungkin.

Seorang ustadz yang sudah sering kali mengisi materi mengatakan bahwa salah satu motivasi beliau untuk memberanikan diri menjadi seorang mentor ialah pesan gurunya bahwa hakikat mengajar ialah belajar. Artinya dengan kita mengajarkan sesuatu kepada orang lain, kita juga sedang dalam proses belajar itu sendiri. Sehingga metode belajar yang baik itu ialah mengajarkannya pada orang lain ( bolak balik kata aja ).

Dalam membina sebuah kelompok, tentunya sebagai Pembina, akan tumbuh suatu motivasi untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Bersemangat untuk terus meningkatkan ibadah dan hubungan dengan Sang Khalik.

Keuntungan membina lainnya ialah pahala besar yang dijanjikan oleh Allah, karena sabda Rasul bahwa seseorang yang mendapatkan hidayah Allah melalui kita adalah lebih baik dibanding langit dan bumi serta isinya. Menunjukkan yang benar dan orang yang kita tunjuki itu melakukannya, menambah amalah kita apalagi jika kemudian ia juga mengajarkannya pada orang lain. Sungguh besar manfaat ilmu yang kita dapatkan.
Membina juga merupakan salah satu cara untuk melepaskan tanggungjawab kita di hadapan Allah nantinya ketika ditanya di hari kiamat. Apa yang sudah kita lakukan untuk Islam selama kita diberi kesempatan hidup di dunia ini.

Betapa banyak keuntungan yang didapat dengan membina. Dan tentu saja hal ini juga tidak dapat dilepaskan dari niat dan keikhlasan kita sebagai Pembina untuk membina dengan tujuan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena bagaimanapun hebatnya kita membina suatu kelompok, bila tak didasari dengan keikhlasan maka hasil yang didapat akan sia – sia. Wallahu’alam.

“ Allahumma rabbi rezkikan kepada kami keikhlasan dalam setiap perkataan dan perbuatan kami. “


Rumah Mama, 20 Juni 2010
Setelah pembekalan mentor
Selalu dalam rangka perbaikan diri pribadi dan memupuk semangat tuk terus mentoring

Minangkabau tuh Gak Gitu


-->


Begitu numpang mandi tempat sepupu saya pagi ini dapatlah saya satu berita infotainment yang sangat tidak bisa saya terima. Seorang artis yang tidak perlu saya sebutkan namanya di sini ( ntar kena lapor pula ), berjalan di catwalk dengan mengenakan pakaian yang disebutnya sebagai pakaian adat minangkabau yang berasal dari sumatera barat. 

Tahukah anda bahwa pakaian tersebtu sama sekali tidak mencerminkan adat minangkabau yang terkenal dengan keislamannnya. Dari yang saya lihat, artis tersebut memakai pakaian yang menurut saya cukup terbuka untuk ukuran adat minangkbau. Kebaya biru dipadukan dengan kain songket ( sejak kapan ya di sumatera barat ada baju kebaya? ). Saya tidak tahu pertimbangan apa yang diambil oleh perancang busana maupun model ( yang juga berasal dari sumatera barat ) tersebut, sehingga menyebutnya sebagai pakaian adat minangkabau.


Ada beberapa alas an mengapa saya sangat tidak setuju sekali dengan pemberitaan tersebut, pertama pakaian tersebut tidak mencerminkan adat minangkabau yang sebenarnya. Slogan minangkabau Adat Basandi sara’, sara’ basandi kitabullah berarti adat di minangkabau semuanya bersandarkan pada Al Quran. Karena itulah masayarakt minangkabau terkenal sekali dengan eratnya hubungan mereka dengan agama. Pakaian yang diperagakan itu menurut saya sangat terbuka untuk ukuran masyarakat minagkabau. Bahu yang terbuka dan sempitnya pakaian terseut sehingga terlalu membentuk tubuh si pemakai. Tentu saja ini sudah bertentangan dengan slogan di atas.

Kedua, tatanan rambut peragawati yang kali ini merupakan artis terkenal benar – benar membuat saya ingin tertawa terbahak – bahak. Saya sampai tidak habis pikir sampai segitukah pengaruh globalisasi dan modernisasi sehingga tatanan rambut dalam adat sebuah suku pun bisa diubah dengan seenaknya? Setahu saya dan ini pulalah yang selalu saya lihat ketika saya pulang kampong ataupun ketika berada di tanjungpinang, tidak pernah ada yang namanya tatanan rambut minangkabau yang seperti itu. Meskipun penata rambut berusaha menata rambut peragawati agar mirip seperti tanduk kerbau, tapi bagi saya nilai – nilai adatnya sudah dirusak habis – habisan. Biasanya hiasan kepala untuk perempuan ( terutama di acara pernikahan adalah atasan berbentuk saeperti tanduk kerbau atau pun sunting yang cukup berat. Dan kedua aksesoris inilah yang membuat unik hiasan kepala perempuan dengan pakaian adat sumatera barat, bukannya tatanan rambut yang berantakan seperti itu.

Entahlah, apa saya harus tertawa ataupun merasa prihatin dengan artis yang memeragakan pakaian tersebut. Mustahil dia tidak pernah melihat pakaian adat yang sebenarnya. Dan lebih anehnya lagi, dia diklaim oleh media sebagai artis muda yang peduli dengan kebudayaan. Haduh, saya tidak tahu kebudayaan apa yang dimaksud. Saya berharap agar perancang busana memikirkan kembali baju hasil rancangannya apakah sudah sesuai atau belum. Apalagi hal ini berkaitan dengan salah satu adat yang ada di Indonesia.

Wednesday, 16 June 2010

Saya dan Ayah ( Sebuah Ungkapan Cinta )




Saya tergugah dengan cerita teman saya tentang ayahnya beberapa waktu yang lalu kemudian saya pun berpikir untuk menulis tentang ayah saya yang sangat saya kagumi hingga saat ini dan sampai kapan pun juga.

Yang saya sukai dari ayah saya salah satunya adalah karena namanya Afrizal. Lho? Apa hubungannya? Heee.... sederhana saja karena di dalam namanya ada huruf Z, huruf yang juga ada di dalam nama saya, Nurul Azizah. Tidak hanya ayah, tapi juga teman – teman yang mengandung huruf Z dalam namanya ( fanatik sekali ).
Ayah dilahirkan di Bonjol tepat tanggal 25 April 1963, 47 tahun yang lalu. Wow, saya pernah pulang ke kampung ayah saya dan di sana begitu indahnya. Masyarakatnya banyak yang mencari emas, walau begitu saya masih heran mengapa masih banyak yang miskin. Kampung itu tepat di belakang Museum Imam Bonjol, tak ketinggalan hamparan sawah membentang di kiri kanan menambah kerinduan saya nih ( lo, mau cerita tentang ayah atau kampung ayah ya? Hihihihi kurang konsisten ).

Baiklah, kehidupan ayah saya mulai berubah begitu ia dibawa ayahnya ke Pekanbaru, sementara ibunya tetap di Bonjol ( ternyata perceraian itu sudah ada sejak dahulu kala ). Saya kekurangan informasi tentang kehidupan beliau di masa sekolah. Informasi terbanyak saya dapatkan setelah beliau tidak lagi jadi pelajar. Dan di sinilah letak serunya cerita yang diceritakan ayah saya yang dibuktikannya dengan foto – foto yang ada di rumah ( jadi saya terpaksa percaya ).

Di masa mudanya beliau merupakan jenis pemuda yang tidak betah di rumah atau lebih tepat waktunya lebih banyak dihabiskan di luar. Ayah saya menghabiskan waktu di lingkungan yang bagi sebagian orang ini adalah lingkungan yng buruk. Ayah saya senang bergaul dengan pemuda – pemuda di terminal, supir – supir bus ataupun angkot ( dan ini adalah takdinya hingga saat ini ). Beliau ikut salah satu saudaranya ke Jakarta. Tampaknya di sanalah beliau bergaul dengan para supir dan kenek di terminal. Tidak betah di Jakarta beliau pulang, tapi tidak ke Pekanbaru tapi ke Medan dan terdampar di Dumai hingga akhirnya terseret lagi ke Pekanbaru.
Pada awalnya saya sedikit tidak suka dengan cerita beliau tentang pergaulannya itu ( terkesan seperti penjahat ). Namun ternyata di sinilah pengalaman hidupnya terbentuk ( halah halaaaah...). Keahlian mengemudi, perbengkelan, dan beberapa kemampuan laki – laki lainnya didapat dari sini. Pengalaman organisasi beliau saya rasa juga. Ternyata tanpa bergabung dengan organisasi kampus atau masyarkat pun, beliau sudah punya ilmunya.

Tibalah saatnya beliau memasuki lingkungan kampus (kurang tau juga nih kronologinya). Sebagai mahasiswa yang pandai beliau juga mesti pandai – pandai dalam pergaulannya. Dan menurut pengamatan saya beliau adalah sosok yang pandai bergaul ( narsis ).
Dari foto – foto yang saya lihat di masa mudanya dulu, menurut pengamatan saya sebagai seorang perempuan, tampangnya oke punya ( heee ). Tak heran teman – teman perempuannya di kampus punya perhatian lebih. Kata ibu saya ceweknya dulu sangat banyak ( wooow..... ), entah itu pacar atau bukan. Dan kelihatannya gen itu hanya turun pada adik laki – laki saya ( kecewa ). Walaupun begitu saya masih bersyukur karena kemampuan bahasa Inggrisnya diturunkan kepada saya ( kuliahnya jurusan bahasa Inggris ). Entahlah sekarang sepertinya sudah tidak ada lagi karena jarang praktek.

Sayang sekali beliau tidak punya takdir untuk lulus kuliah. Putus kuliah beliau lanjutkan dengan berkelana ke beberapa kota sekedar cari pengalaman ataupun hanya jalan – jalan. Akhirnya menikah dengan ibu saya setelah melewati kisah cinta seperti drama korea (alamaaaaaaak).

Mungkin karena dulunya senang bergaul dengan supir, maka takdir membawanya untuk terus begitu. Pindah ke manapun yang dikerjakan oleh ayah saya adalah mengemudi. Mengemudi apa pun sudah pernah ia jalani. Jadi supir pribadi, taksi, lori, hingga angkutan umum. Tak heran sekarang kadang beliau suka mengeluh bosan dengan pekerjaannya. Kami harus memaklumi, menjalani profesi yang sama selama berpuluh tahun pastinya membuat beliau bosan. Terlepas dari hal tersebut, saya suka sekali jika naik mobil dengan beliau. Saya dan adik – adik saya adalah manusia yang dibesarkan dari kendaraan roda 4 tersebut. Masa kecil kami pun dihabiskan di belakang kemudi. Senang rasanya ketika mengenang itu.

Begitu banyak hal yang saya kagumi dari ayah saya yang punya tampang seperti orang India ini ( dan sama sekali tidak diturunkannya pada saya ). Salah satunya ialah kejujuran beliau dalam bekerja. Keluarga adalah orang yang tidak pernah tahu apa yang dilakukan oleh kepala keluarganya di luar rumah, apa yang dikerjakannya, apa yang dihadapinya selama bekerja, permasalahannya ketika mencari nafkah untuk kami dan lain – lain. Meskipun begitu, dari cerita teman – temannya beliau adalah orang yang jujur dan lebih banyak mengalah. Tak hanya itu di lingkungan supir yang begitu rentan dengan judi dan hal – hal buruk lainnya, beliau mampu mempertahankan diri untuk tidak terpengaruh. Ingatan beliau pada Allah pun selalu membuat saya merasa bersyukur mempunyai ayah seperti beliau. Shalat lima waktunya tidak pernah ia lewatkan bahkan ketika beliau sedang mencari nafkah. Setiap azan dikumandangkan, jika tidak sendang ada di rumah, maka beliau akan singgah ke mesjid terdekat. Hal yang jarang sekali saya lihat di diri supir – supir lainnya.

Pengawasannya pada kami pun sudah dilakukannya sejak kami masih kecil. Perintah Rasulullah ia lakukan. Kami, saya dan adik laki – laki saya Yusuf  sering sekali dipukul ketika kami tidak shalat. Sifatnya sangat keras sekali saat mengajari kami bacaan shalat hingga kami berdua harus berusaha keras untuk menghapal  bacaan – bacaan itu. Wajahnya akan marah, suaranya akan meninggi jika kami tidak mau pergi mengaji ke surau walau sudah pandai membaca Al Quran. Ia tetap ingin kami pergi ke surau untuk mengaji. Namun demikian beliau bukanlah oang yang pandai mengungkapkan rasa cintanya pada kami dalam bentuk kata – kata. Seringkali kami menilai ia tidak sayang dengan saya dan adik saya karena beliau sering marah pada kami. Ternyata apa yang dilakukannya adalah bentuk rasa cintanya pada kami semua.

Beliau memang bukan mujahid Palestina yang dengan gagah berani memerangi Israel dan pasukannya
Ayah saya bukanlah seorang presiden yang memiliki kekuasaan
Ayah saya bukanlah pejabat yang selalu memakai safari
Ayah saya bukanlah pengusaha sukses yang telah menyiapkan banyak warisan
Tapi ayah saya adalah Afrizal yang saya kagumi sosoknya, yang telah menghidupi kehidupan saya dengan rezeki dari Allah, yang memiliki kekuasaan di rumah kami, yang jarang sekali membeli baju baru meski di hari lebaran, yang telah mewariskan nilai – nilai keagamaan dan moralitas kepada kami yang senantiasa menganutnya.

Tanjungpinang, 16 Juni 2010
Sore yang dingin
Sebuah ungkapan cinta untuk ayah

Catatan Tanpa Judul

Dalam suasana dingin dengan hujan terus menerus turun dari pagi, muncullah cerita dari alam bawah sadar saya. Beberapa bulan belakangan dan bisa saja beberapa bulan ke depan, otak agak penuh dengan kata – kata perekrutan. Tampaknya saya sudah mulai tertulari virus rekrut merekrut dari senior – senior saya yang juga lagi gencar- gencarnya merekrut untuk antisipasi regenerasi organisasi ( wow, si semua heee ).

Tibalah saatnya saya menceritakan hal ini kepada sepupu saya tercinta yang sebentar lagi akan menikah ( wow! ) tentang aktivis dengan jilbab lebarnya yang suka berkibar – kibar itu ( untunglah saya tidak pernah bertemu dengan akhwat yang mengenakan jilbab warna merah putih, kan repot harus hormat terus pada jilbabnya ).

Kemudian sepupu yang wajahnya lebih imut daripada adek – adeknya ini bertutur tentang strategi pondokan akhwat di kampusnya dulu. Nah, tradisi aktivis di daerah X ( tidak perlu saya sebutkan nama tempatnya ) adalah mereka mengumpulkan seluruh kader dalam satu pondokan untuk memudahkan pengawasan dan pembinaan. Cara ini terbukti sangat efektif dengan terbinanya para anggotanya dengan baik dan mereka juga memiliki militansi yang tinggi ( maaf ya klo bahasanya salah ).

” Tapi nang, ngumpulin mereka di satu tempat kan agak sulit. Mustahil di pondokan itu semuanya adalah kader. ”

Lalu bergulirlah cerita sepupu saya ini. Di pondokan yang bisa terdiri dari 10 kamar itu masuklah dua orang akhwat untuk tinggal di sana. Nah, mereka kemudian perlahan tapi pasti mulai mengajak seluruh isi pondok untuk berpenampilan seperti mereka ataupun ikut kegiatan – kegiatan yang ada di kampus maupun luar kampus. Hal ini dilakukan hampir setiap hari tanpa rasa bosan. Bagi mereka yang merasa tidak betah dengan hal ini memilih untuk angkat kaki dari pondokan tersebut untuk tinggal di tempat yang lebih nyaman buat dirinya. Keluar satu orang, masuk pulalah satu orang yang sama dengan akhwat tadi. Begitu seterusnya hingga orang – orang yang tidak betah dengan hal tersebut satu persatu menyusul untuk pindah dari situ. Nah jadilah pondok itu dikuasai oleh akhwat – akhwat tersebut.

Hahahahaha.....

Saya sendiri tidak percaya dengan cerita tersebut karena terkesan sadis sekali strategi seperti itu. Mengusir dengan halus hehehehe......

Dan tidak mungkin kami melakukan hal seperti itu di daerah saya ini. Tidak, tidak. Tak terpikir oleh saya untuk berbuat demikian.

Tuesday, 15 June 2010

Perubahan



Kata Bu Retno, jika kita tidak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, itu artinya kita sudah tidak Islami.


Nah mari menghitung perubahan - perubahan seperti apa saja yang sudah kita lakukan, dalam rentang satu tahun, dua tahun, lima tahun, atau sepuluh tahun terakhir ini?
Baik itu dari segi ekonomi, perilaku, pemikiran, sikap maupun prestasi di lingkungan akademis.

Thursday, 10 June 2010

We're Gonna Died


When my time comes, forget the wrong that I've done
( Linkin Park - Leave out of the Rest )


Wednesday, 9 June 2010

Read Aloud

Read aloud is one of the title in Reading IV. iIn Indonesia we call itas Membaca Nyaring. So it is claer that the definition of read aloud is read a text or passage or story or article loudly so that everyone or the listeners can hear what you are reading and understand it.

Read aloud gives you a lot of benefits such as improving your reading comprehension and increase your vocabulary. By reading aloud in front of the class the listeners, in this case it can be your students or another listeners. Whereas for children read aloud helps them to understand the story that we should read for them as they can not read it by themselves.

Actually read aloud is not only about the listeners but also the reader it self. Read aloud can be effective while the reader can read it well and also able to make the listeners interested on the story. So to be a good reader aloud, there some steps that you may implement it while reading :
1. Before reading, try to compehend the passage or the story itself as this helps you to send the message of what you read.
2. It has a similarity with the one who reads a poem, reader aloud also need an exact intonation, good pronunciation, expression, and loud sound.
3. Sometimes the reader needs to catch the eyes of the listeners, but it depends on what kind of reading.

Well, from the short explanation about read aloud, we could conclude that read aloud has many advantages and it should be practiced for everybody espcially for mother who wants her children being a good reader in the future, this isthe first step she should take. Read aloud a tale before sleeping. Nice to try....

Daftar Berita Minggu Ini yang Seliweran di Tipi - Tipi




Daftar berita minggu ini :

1. Heboh video mesum Ariel - Luna Maya

2. Kasus Bibit Chandra mencuat lagi (kirain dah selesai )

3. Kontroversi Ketua KPK

4. Serangan Israel ke kapal relawan Mer - c dan aktivis kemanusiaan.

5. Demonstrasi yang mendunia mengecam tindakan Israel

6. Heboh dana aspirasi yang diusulkan oleh Golkar ( satu tahun 8,4 T rupiah, wow!!!! )

7. Persiapan piala dunia 2010 di Afrika Selatan

8. Konflik Kaos Merah di Thailand yang gak selesai2 ( maunya apa ya? )

Demikian 8 berita yang sering sekali saya tonton belakangan di tipi dari stasiun tipi manapun.

Pertanyaannya :

Kenapa tidak ada satupun berita lokal yang masuk dalam pikiran saya??

Jawabannya Adalaaaaaah ( ala fitri tropika ) eng ing eeeng......

* Jarang baca koran
* Stasiun tipi lokal gak ada di rumah saya ( nampaknya saya harus mengusulkan kepada yang punya nih supaya menambahkan stasiun tipi lokal biar gak ketinggalan info )


Nah, berita apa lagi ya minggu berikutnya???

Piala Dunia 2010 ( Gak Bakalan Seru Lagi buat saya )



 Tinggal hitungan hari menuju piala dunia 2010. Moment 4 tahun sekali yang saya dan teman - teman sekelas hebohkan terakhir tahun 2006 lalu, ketika kami pada masa itu berumur 16 tahun. Wow masa remaja banget.

Heboh piala dunia hampir setiap hari dirasakan. Tidak banyak anak perempuan di kelas saya yang menyukai topik pembicaraan tentang bola. Sementara teman sebangku saya benar - benar adalah penggila bola sejati meski ia bukan pemain bola. Di masa labil seperti itulah pengaruh itu begitu besar bagi saya hahaha.... Akhirnya jadilah kami dalam rentang satu bulan itu membicarakan masalah bola setiap pagi. Pertandingan tadi malam, sapa yang bikin gol, kejadian spektakuler selama pertandingan, ekspresi pelatih yang tak tentu arah, sikap pemain di lapangan dan lain sebagainya. Semua hal kami bicarakan.
Sementara anak laki - laki membicarakan hasil pertandingan dan siapa yang akan menang pada pertandingan berikutnya, saya kurang tertarik membicarakan hal itu.

Saking freaknya dengan Piala Dunia 2006 yang lalu, hampir setiap hari saya dan teman perempuan saya itu pergi ke kios majalah untuk mencari tabloid mengenai pertandingan ataupun berita - berita seputar piala dunia. Entah sudah berapa uang jajan yang kami habiskan untuk membelinya bahkan tanpa selesai melahap semua isi bacaan itu.

Dan akhir dari piala dunia tahun 2006 itu adalah adegan spektakuler yang tak akan pernah saya lupakan ketika Zidane menanduk pemain Italia ( lupa namanya ) di laga final antara Prancis dan Italia. Wiiih..... Biar kena kartu merah, tapi tu orang tetap aja keren. Hahahahahha... Ya beginilah jadinya kalo yang nonton bola adalah perempuan.

Nah piala dunia tahun ini saya tidak menemukan teman perempuan seperti teman saya dulu. Kayaknya tahun ini kurang asik deh. Lagipula saya jadi bingung mau menjagokan negara apa. orang - orang yang dulu saya jagokan udah pada tua. Yaaah nonton ala kadarnya nih.

Paling yang asik cuma soundtracknya doang.... ( give me freedom, .....give me reason, take me higher..... ) Nyanyi mang!

Sunday, 6 June 2010

BERISIK!!!!

Apa sih enaknya main game on line...

Aduh saya pusing kalo ke warnet yang banyak anak - anaknya

Bisiiiiiiing........!!!!!!!!