Friday 24 January 2014

Ketemu PKS

Beberapa hari berada di bapenta Gontor tanpa kegiatan apa pun kecuali online. Alhamdulillah tempat ini dilengkapi dengan fasilitas wifi. Signal yang ada tak begitu kuat bahkan lebih sering 'very low', tapi karena di sini yang pakai laptop hanya aku maka seluruh sinyal dimonopoli. Ya kecuali saat jam istirahat saat para santri masuk dan menggunakan gadget orang tua nya untuk ber-online ria. Aku harus 'sedikit' mengalah. 

Tiga hari terakhir setelah Eka pulang ke Solo aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan ber-online ria. Alhamdulillah tilawah 1 juz lebih mudah dan ibadah lain masih bisa dilaksanakan karena ibu - ibu di sini rupanya juga bersemangat, seperti dhuha dan lainnya. 

Aku mau cerita tentang PKS alias Partai Keadilan Sejahtera. Bagaimana aku berkenalan dengannya dan mengapa aku masih bertahan di partai ini. Maklum, belakangan aku ngotak ngatik youtube dan beberapa situs lain tentang PKS. 

Temanku bilang aku ga perlu berkata bahwa "saya kader PKS' karena di jidatku sudah ada label PKS-nya. Loh? Kok begitu ya. Mungkin aku lebih mudah ditebak dengan aktivitasku dan pencalegan untuk tahun 2014 ini. Pernah temanku bilang agar aku mengganti template blog ini yang 'PKS banget' karena bernuansa kuning dan hitam. Katanya, cinta banget lu sama PKS sampe - sampe template blog pun harus warna PKS. Aku cuma ketawa mendengarnya. Yah mungkin bisa dibilang demikian. Tapi template blog ini jadi berwarna hitam kuning bukan karena aku PKS lalu memilih template ini. Aku pecinta warna hitam dan ketika mencari - cari template untuk blog kutemukan template ini dan cukup menarik sehingga aku masih betah. Mungkin berikutnya aku juga akan menggantinya, tapi masih dengan keyword 'black' di mesin pencarian :)

Oh ya baiklah, awal perkenalanku dengan PKS kurang begitu kuingat. Ketika duduk di bangku SMP, guru ngajiku sering meminjamkan majalah Annida yang isinya tentang aktivitas dakwah di kampus dan sekolah. Dari majalah ini sisi keislamanku dipanggil dan diperkuat dengan seringnya aku bercerita dengan beliau hingga larut malam menemaninya hingga suaminya pulang. Menginjak masa SMA, aku mulai diberikan majalah Tarbawi yang di dalamnya dengan jelas banyak sekali bertebaran iklan - iklan PKS. Mulai dari atribut hingga info kegiatan. 

Bisa kukatakan, sejak tinggal di Tanjungpinang aku hidup di lingkungan PKS, maksudku tempat tinggalku banyak sekali orang PKS nya. Bahkan di perumahan itu ada satu blok yang hampir seluruh rumah adalah pendukung dan kader PKS, kebetulan blok itu jadi tempat mainku. Begitu diajak untuk aktif di remaja mesjid, kuketahui belakangan mereka, bapak - bapak yang menggiatkan kegiatan itu adalah kader dan pendukung PKS. Kami pun sering diajak mengikuti pelatihan dan kegiatan remaja mesjid yang belakangan kuketahui lagi ternyata mereka adalah kader PKS juga. Apa hidupku terlalu sempit hingga hanya mereka yang kutemui? Hahahahaaa kenapa harus berpikir begitu, bukankah harusnya aku bersyukur ;) 

Pemilu tahun 2004 aku belum punya hak pilih, meski cuma remaja ingusan berusia 14 tahun aku suka lihat berita - berita di televisi.

Aku tak ingat itu kapan tepatnya, hanya saja mataku langsung terbentur pada pemberitaan tentang PKS yang saat itu sedang aksi. Ajaib! Partai ini melakukan aksi dengan sangat sangat sangat rapi. Aksinya memang di Jakarta dan aku belum pernah melihat aksi semacam itu di Tanjungpinang mengingat masih sangat sedikitnya orang - orang PKS di masa tersebut.

Rupanya banyak orang yang merasa simpati dengan aksi PKS yang rapi dan tertib itu. Lalu saat aku mengikuti kajian pekanan yang tak kuketahui bahwa gurunya adalah orang PKS, beliau kembali memutarkan video tersebut. Pas mantab!

Jelang ujian nasional tahun 2008 aku mulai ikut serta dalam beberapa kegiatan yang diisi oleh orang - orang PKS. Tentu aku tahu mereka PKS setelah bertemu mereka kembali dalam acara - acara partai. Kegiatan itu mulai dari training motivasi hingga outbond di hutan lindung. Hahahahaaa aku ingat ketika kami diminta untuk takbir, bukan main malu - malunya. Genggaman tangan tak erat terkepal dan lengan enggan untuk diangkat tinggi - tinggi. Maklum, ketika itu masih zamannya aku dan teman - teman tertawa cekikikan (sampe sekarang juga masih cekikikan kali yah :p

Sebelum lulus SMA itu, guru ngaji ku sudah sering mengajak kami untuk ikut kegiatan, entah itu kegiatan partai atau bukan karena ya ga bawa bendera juga hahha... Lebih seringnya aku ikut silaturahim dengan rombongan guru ngaji dan suaminya. Kami sering diajak ke pedalaman Bintan (buatku itu pedalaman). Sekedar mengunjungi rumah warga, silaturahim, makan durian dan gonggong. Menyenangkan. Kulihat sambutan warga ketika itu juga sama menyenangkannya.

Begitu memasuki dunia kampus, beliau semakin sering mengajakku untuk ikut kegiatan partai. Ditambah dengan komunikasiku dengan beberapa senior kampus yang ternyata adalah kader partai tersebut. Alhasil 2009 jelang Pemilu kegiatan itu makin padat.

Aku ingat aku kabur dari kepanitiaan wisuda di bulan Februari untuk mengikuti pendidikan dasar (diksar) di Batam bersama 4 akhwat. Ilmu dan pengalaman yang tak bisa diganti karna kupikir aku salah satu peserta termuda ketika itu.

Selang waktu berlalu perkenalan dan pertemuanku dengan partai ini makin intens, baik dengan orang - orangnya maupun informasi mengenainya. Di tahun 2009 itu juga aku mulai ikut kegiatan yang bersangkutan dengan pemilu. Mulai dari kampanye hingga menggantikan ikhwan untuk jaga kotak suara di kantor camat saat sholat Jumat. Alhamdulillah kebagian buku platform partai sehingga aku bisa mempelajari partai ini sedikit demi sedikit, tak lagi hanya dari kegiatan dan orang - orang yang berkecimpung di dalamnya.

Aku tahu aku cuma satu dari jutaan orang Indonesia yang mengenal partai ini. Di antara mereka ada orang - orang hebat yang senantiasa istiqomah dalam memperjuangkan agenda dakwah. Banyak selentingan yang kudengar tentang orang - orang yang mundur teratur karena alasan ini dan itu. Tapi tak sedikit pula orang yang memilih bergabung dengan jamaah ini. Perputaran itu kan sudah diatur oleh Allah

Memang, PKS mendapat pukulan di awal 2013 saat partai ini mulai memanaskan mesinnya. Penangkapan Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq oleh KPK akhir Januari 2013 yang lalu membuat kader shock. Ada yang memilih mundur ada pula yang terus bertahan dan tetap melakukan kerja - kerja seperti biasa.

Allah sudah pilihkan Ustadz Anis Matta, ketua pemenangan pemilu untuk PKS sebagai pemimpin partai ini hingga waktu tertentu. Memberikan suntikan semangat kepada kader di seluruh Indonesia melalui jaulah - jaulah yang beliau lakukan bersama tim DPP.

Memasuki 2014 tentu permainan itu semakin panas. Entah di Tanjungpinang akan jadi seperti apa. Semoga takdir Allah dan keinginan manusia bertemu di tahun ini. Amiiiin

Salam 3 Besar :)
#PemudaKeepSmile

No comments:

Post a Comment