Hari ini hari yang biasa, seperti biasa.
Semalam sebeum tidur bang Rio bilang agar aku tidur lebih awal agar besok (hari ini) bisa pergi pagi pagi ke pasar seken di Marina. Gak tau juga mau cari apa tapi teringat pensil warna anak anak sudah mulai menghilang satu per satu. Hmmm jadi besok itu mau cari penssil warna dan buku mewarnai saja.
Tapi pagi ini kami bangun telat karna aku lupa menaruh HP bang Rio di dekatnya. Biasanya malam hari HP itu dicharge dan jelang aku tidur, kuletakkan di sampingnya. Karna di antara kami bang Rio lebih mudah bangun subuh hehehe
Acara ke seken marina juga gagal karna pagi ini hujan lebat sekali. Kami ragu kalau para penjual akan bukalapak. Dan aku udah malas membayangkan kalau di ssana becek. So jadwal pagi ini adalah tidur lagi setelah subuh xixii... Ketika aku bangun bang Rio sedang bersiap untuk masak mie nasi goreng. Farah seperti biasa juga bangun awal, belum mandi dan udah nonton kartunnya di laptop.
Segera kupergi mandi dan bergegas ke warung untuk beli bahan masak hari ini sebelum bang Rio pergi ngojek. Sessampai di warung, buibu sedang membicarakan tanah wakaf yang tidak kumengerti awalnya. Tapi sembari memilih bahan aku paham juga apa yang sedang dibicarakan hehehe...
Uang 50ribu yang kubawa dari rumah tak bersisa, bahkan kurang seribu rupiah karna aku mengambil beberapa batang daun bawang dan seledri. Hari ini aku mau masak ayam gulai saja dan sambal terasi. Kuambil ayam bagian dada dan paha yang ditimbang sekitar 6ons oleh Uni warung. Entahlah, aku tak bertanya berapa harganya karna biasanya kurang lebih sekitar 20ribuan. Sisanya masih cukup untuk cabe merah, 2buah kentang, kelapa parut, daun salam, serai dan jeruk juga bawang. Kuambil juga cabe rawit dan mie goreng sedap hasil iklan Siwon
Setelah ayam dibersihkan dan dipotong aku segera pulang karna warung semakin dipenuhi ibu ibu lainnya. Sebenarnya seru sih kalo ngobrol dengan ibu ibu, meski aku hanya mendengarkan saja dan sesekali tertawa atas cerita mereka. Tapi pagi ini aku segera pulang karna takut ada orderan gojek yang masuk dan bang Rio menunggu motor yang kupakai terlalu lama.
Begitu sampai di rumah dari pintu depan aku mendengar suara bising dari dapur. Bunyi piring, sendok dan mangkok kaca yang beradu dan menimbulkan suara keras. Kulihat Safa sudah bangun dan sedang nonton bersama Farah.
"Cari apa bang?" kataku.
"Garpu mana?"
"Ga tau, cuma tinggal 2, sisanya mungkin udah dimainin anak anak".
Rupanya bang Rio butuh garpu untuk mengocok telur untuk bikin telur dada. Mie nasi goreng memang makin enak kalau pakai irisan telur dadar. Segera kusalin mienas yang sudah dimasak itu agar aku bisa menggunakan kualinya untuk menggulai ayam. Kukeluarkan semua piring kotor untuk dicuci di luar.
Sebelum mencuci piring Farah dan Safa mandi. Kusiapkan baju kemudian merekapun sarapan mienas tadi. Tak lama Alqi pun bangun. Setelah semua selesai baru lah aku mulai memasak.
Oh ya, kali ini masak ayam gulainya pakai bumbu gulai yang udah kubeli di warung tadi. Biasanya aku racik sendiri tapi kali ini mau coba. Kata Ni Mira dia bikin gulai selalu pakai bumbu itu, nanti ditambahin bawang merah dan putih aja biar rasanya lebih gurih. Dan ternyata emang beda sih rasanya, lebih pekat juga dan yang pasti lebih pedassssssss. Farah, alqi Safa makan sampe berkeringat xixi moga g kapok ya. Soalnya dagingnya udah empuk dan lunak banget jadi gampang dikunyah.
Hari ini juga mobil sampah datang. Biasanya kemaren hari Senin, sekarang udah hari Rabu aja. Jadwal mereka suka ganti ganti. Tapi ya ga apa yang penting sampah udah diambil