Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasehati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa"
QS. Al A'raf : 164
Suatu hari saya mendapat keluhan dari junior kampus tentang bagaimana teman - teman seperjuangan sudah sulit untuk diajak bergerak, dalam artian membuat kegiatan keislaman di kampus. Ada terbersit rasa iri di hati ketika melihat teman - teman dari kampus lain bersemangat mengadakan kegiatan di kampus, terutama kegiatan keislaman.
Begitu banyak alasan yang diajukan atas ketidakmampuan itu. Alasan pekerjaan, sibuk mengajar, membuat tugas kuliah, rumah jauh dan lain sebagainya. Kadang saya berpikir, memangnya kalau tidak mengajar bisa membuat kegiatan yang maksimal? Tidak bekerja akan memaksimalkan potensi yang ada? Ah mungkin saya juga tak lebih baik daripada mereka
Saya katakan pada junior itu bahwa sudah saatnya mencari generasi baru, tak usah terlalu banyak berharap dengan orang - orang yang sudah jelas - jelas menyatakan diri tidak bisa. Bukan menyerah dengan mereka, tapi saya pikir akan membuang energi saja, sementara masih ada yang bisa untuk diajak bekerja sama.
Wahai orang - orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang - orang yang beriman tapi bersikap keras terhadap orang - orang kafir yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikanNya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberianNya), Maha Mengetahui
QS. Al Maidah : 54
Kedua surah dalam Al Quran ini begitu menginspirasi dan menyemangati kita ketika akan mengajak orang lain untuk sama - sama berbuat kebaikan (insya Allah). Surah Al A'raf ayat 164 mengajarkan kita untuk terus menerus mengajak orang lain, siapa pun dia selama ia masih berada dalam jangkauan kita.
Kenapa? Hanya dua alasan yang melandasi. Pertama, agar nanti di hari akhir saya bisa lepas tanggung jawab terhadap kewajiban mengajak mereka. Saya menyadari dan tahu bahwa saya termasuk salah satu orang yang tahu dan memahami tentang kewajiban mengajak orang lain untuk menjadi baik, lebih mengenal Allah dan menjauhi maksiat (meskipun saya juga sedang belajar). Wajib hukumnya jika saya tahu bahwa saya tahu. Berbeda dengan orang - orang yang tidak tahu, wallahu'alam
Mungkin alasan yang pertama ini terkesan egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Loh, bukan di dunia ini kita sedang berlomba untuk berbuat baik agar bisa selamat dunia akhirat, masuk surga dan bertemu Allah juga Rasulullah? Kita bukan sedang memikirkan materi apa yang akan kita dapatkan setelah itu. Tidak. Saya selalu mengingatkan diri sendiri dan berusaha meluruskan niat bahwa ini semata - mata dilakukan karena perkataan Allah dalam surah tersebut.
Kedua, agar mereka yang kita ajak dan kita seru untuk berbuat kebajikan mendapat hidayah dari Allah dan menjadi orang - orang yang bertakwa. Bukankah jika kita bisa menjadi penyalur hidayah bagi orang lain, hal itu lebih baik dari langit dan bumi serta isinya?? Siapa yang tak ingin dengan mendapatkan itu? Sayang hanya orang - orang beriman yang bisa meraihnya. Semoga kita berada dalam golongan tersebut. Amiin
Nah berkenaan dengan Surah Al Maidah ayat 54 ada kalanya membacanya dengan sedih, di satu sisi menjadi gembira.
Kita bahas gembiranya dulu. Satu, jika hari ini kita adalah orang yang mengganti seseorang di sebuah amanah karena alasan tertentu maka berbahagialah bahwa kita telah dipilih Allah untuk menjalankan amanah tersebut. Hal ini bisa berarti bahwa kita lebih baik dari yang sebelumnya (sekali lagi ini hanya hasil analisis saya, jika salah mohon diluruskan).
Misalnya dalam struktur kepengurusan, sering terjadi perombakan pengurus agar organisasi jadi lebih sehat. Biasanya reshuffle dilakukan jika salah satu pengurus menjadi tidak aktif dikarenakan alasan tertentu. Dan jika kita adalah orang yang menggantikan, beristighfarlah. Ini bisa menjadi berita gembira sekaligus menakutkan. Bergembira karena mungkin kita bisa lebih baik dari pengurus sebelumnya, khawatir jika ini adalah ujian bagi kita dan kita tak mampu melewatinya.
Tidak hanya dalam soal kepengurusan saja, juga eksistensi kita dalam dunia dakwah. Masihkah kita menghadiri kajian pekanan untuk sama - sama melingkar? Masihkah kita bersegera untuk menyambut seruan jamaah? Masihkah kita berada dalam koridor yang Allah ridhoi? Wallahu'alam. Penulis mengingatkan diri sendiri.
Dua, ayat ini semestinya membuat kita bersedih jika kita adalah orang yang dimaksud dalam ayat tersebut. Orang yang diganti oleh golongan yang lebih dicintai oleh Allah dan mereka pun mencintai Allah. Lalu apakah berarti cinta Allah pada kita tak sebesar cintaNya pada golongan tersebut? Bisa jadi. Penulis hanya berasumsi, selebihnya adalah urusan Allah dan penulis selalu berusaha mengingatkan diri sendiri.
Apa pun itu tak perlu gundah dan sedih jika tak ada lagi yang mau untuk diajak bergerak. Umar bin Khattab r.a menginspirasi kita dengan kata - katanya, jika ada 1000 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika ada 100 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika ada 10 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika hanya ada 1 orang yang berjuang di jalan Allah maka itu adalah aku, dan jika tidak ada lagi yang berjihad, maka dipastikan aku telah syahid!!!
ayat pertama ama kedua serem amat ustadzah T_T
ReplyDeleteidih, kan ada yang lebih menyeramkan gie --"
ReplyDelete