Saturday, 29 December 2012

Pilar Kemenangan

Judul kajian AB2 pagi ini mengingatkan pada buku yang baru saja dibeli saat berkesempatan sekali lagi mengunjungi UI Depok beberapa waktu lalu. 

Buku tersebut ditulis oleh Prof. dr. Abdul Hamid al Ghazali dengan judul Pilar - Pilar Kebangkitan Umat (Intisari  Buku Majmu'atur Rasail). Kebetulan pagi ini kami mengkaji hal yang tak jauh dari isi buku ini meskipun belum sempat dibaca.

Setelah menunggu teman - teman yang sedikit terlambat, kajian subuh ini pun dimulai. 

Kemenangan fikrah Islam hanya dapat dicapai dengan 4 syarat sebagai berikut :
1. Al Iman
2. Al Ikhlas
3. Hamasah (semangat)
4. Al Amal

#insya Allah akan dilanjutkan catatan ini

Saturday, 22 December 2012

Keputusan

Bismillah....

Kuputuskan untuk menunda menyusun skripsi tahun depan. 

Semoga ini adalah keputusan yang benar, meskipun banyak yang bertanya dan menyayangkan kenapa aku harus menunda satu tahun padahal masih ada kesempatan untuk mengurus proposal penelitian. 

Lalu ada yang berkata, menunda kelulusan artinya menunda pernikahan. 
Bagiku, Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hambaNya. Dalam hati kecil ada keinginan untuk segera menikah (lah, siapa yang ingin berlama - lama untuk beribadah?)

Usaha? Insya Allah ada, tapi mungkin belum nemu yang cocok... Bantuan sudah disebar ke sana kemari, baik melalui keluarga, adik, sepupu, teman seperjuangan, teman kuliah bahkan binaan pun ikut mencarikan hehehe.... Toh namanya juga usaha...

Doa? Aku sadar lantunan doa mungkin belum maksimal. Yang penting luruskan niat, itu yang dikatakan oleh seorang teman suatu hari ketika ia menawarkan untuk jadi penghubung. Ah, semoga berhasil :)

Oh ya, tentang kuliah. Kuliah memang amanah orang tua, siapa pun tahu dan menyadari. 
Aku bukan mencoba untuk berhenti kuliah, hanya menunda. Tentu sudah mengkomunikasikan dengan orang tua sebaik mungkin. Semoga ayah dan ibu mengikhlaskan keputusan ini dan senantiasa mendoakan agar kehidupanku berjalan lancar dan selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT

Lalu setahun menganggur, apa yang akan kulakukan? Insya Allah banyak hal dan tak boleh kubiarkan seperti tahun lalu yang mungkin banyak kelalaian....

#berusaha untuk selalu jadi baik  dan tersesat di jalan yang benar

Friday, 14 December 2012

Tarbiyah Dzatiyah

Bismillah...
*Saya mengingatkan diri sendiri

Semoga ini bermanfaat dalam memahami isi buku. Saya tidak sedang menceritakan kembali isi dari buku berwarna kuning ini, namun saya berharap dengan menuliskan daftar isi dan beberapa hal penting lainnya bisa memudahkan kita untuk memahami isi buku. Insya Allah jika ada kesempatan dan kesehatan, saya akan mengupas sedikit isi buku ini dan melampirkan beberapa poin penting di dalamnya.

Judul asli : At Tarbiyah Adz Dzatiyah Ma'alim wa Taujihat
Penulis   : Abdullah bin Abdul Aziz Al Aidan
Penerjemah : Fadhli Bahri, Lc

DAFTAR ISI


1.      Definisi Tarbiyah Dzatiyah
2.      Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
a.       Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain
b.      Jika anda tidak mentarbiyah (membina) diri anda, siapa yang akan mentarbiyah anda?
c.       Hisab kelak bersifat individual
d.      Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan
e.       Tarbiyah dzatiyah adalah sarana tsabat (tegar) dan istiqomah
f.       Sarana dakwah yang paling kuat
g.      Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada
h.      Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah
3.      Sebab – Sebab Ketidakpedulian Kepada Tarbiyah Dzatiyah
a.       Minimnya ilmu
b.      Ketidakjelasan sasaran dan tujuan
c.       Lengket dengan dunia
d.      Pemahaman yang salah tentang tarbiyah
e.       Minimnya basis tarbiyah
f.       Langkanya murobbi (Pembina)
g.      Perasaan dan panjangnya angan – angan
4.      Sarana – Sarang Tarbiyah Dzatiyah
a.       Sarana Pertama : Muhasabah
-          Urgensi muhasabah
-          Skala prioritas yang penting
-          Jenis – jenis muhasabah
-          Muhasabah atas waktu
-          Ingat hisab terbesar
b.      Sarana Kedua : Taubat dari Segala Dosa
-          Hakikat dosa
-          Syarat – syarat taubat
-          Semua dosa itu kesalahan
-          Hukuman di dunia
-          Di antara trik jiwa kita
c.       Sarana Ketiga : Mencari Ilmu dan Memperluas Wawasan
d.      Sarana Keempat : Mengerjakan amalan – aman iman
-          Mengerjakan ibadah wajib seoptimal mungkin
-          Meningkatkan porsi ibadah – ibadah sunnah
-          Peduli dengan ibadah dzikir
Beberapa hal yang terkait dengan sarana keempat :
-          Urgensi shalat lima waktu
-          Antara ibadah dengan adat istiadat
-          Ilmu pengetahuan tidak cukup
-          Kita tidak lupa dzikir kepada Allah
-          Memanfaatkan sebaik mungkin saat – saat rajin
-          Waktu – waktu dan tempat – tempat mulia
-          Urgensi tawazun (seimbang)
e.       Sarana Kelima : Memperlihatkan Aspek Akhlak (Moral)
-          Sabar
-          Membersihkan hati dari akhlak tercela
-          Meningkatkan kualitas akhlak
-          Bergaul dengan orang – orang yang berakhlak mulia
-          Memperhatikan etika – etika umum
f.       Sarana Keenam : Terlibat dalam Aktivitas Dakwah
-          Merasakan kewajiban dakwah
-          Menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah
-          Terus menerus dan tidak berhenti di tengah jalan
-          Pintu – pintu dakwah itu banyak
-          Kerjasama dengan pihak lain
g.      Sarana Ketujuh : Mujahadah (Jihad)
-          Sabar adalah bekal mujahadah
-          Sumber keinginan
-          Bertahap dalam melakukan mujahadah
-          Jadilah orang yang tidak lalai
-          Siapa yang mengambil manfaat dari mujahah?
h.      Sarana Kedelapan : Berdoa dengan Jujur kepada Allah Ta’ala
-          Kebutuhan kita kepada doa
-          Waktu – waktu dan tempat – tempat terkabulnya doa
-          Syarat – syarat doa
-          Jangan minta doa dikabulkan dengan segera
-          Bermanfaatlah untuk anda dan orang lain
5.      Buah Tarbiyah Dzatiyah
a.       Mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala dan surgaNya
b.      Bahagia dan tentram
c.       Cintai dan diterima Allah
d.      Sukses
e.       Terjaga dari keburukan dan hal – hal tidak mengenakkan
f.       Keberkahan waktu dan harta
g.      Sabar atas penderitaan dan semua kondisi
h.      Jiwa merasa aman


#always trying to be the better one

Tuesday, 11 December 2012

Hakekat Pelajar : baca pikir dan tulis


Refleksi bodoh saya kembali mengatakan bahwa semangat pembelajar inilah yang perlu di bangun oleh seorang pelajar. menikmati setiap bacaan yang mengantri untuk di baca. menyelami dengan bahagia setiap analisa yang mengawang-awang, dan mendalami dengan suka cita setiap tulisan yang ditorehkan.
bukankah itu hakekat pembelajar ? membaca, berpikir, dan menulis

yah percuma kamu pintar tetapi tidak ada tulisan yang kamu keluarkan, intelektual mu hanya menjadi budak akan pikiran mu, dan kamu dan kepintaran mu akan hilang ditelan debu peradaban yang haus akan perubahan.

#refleksibodohmahasiswaesuda

sumber : http://ridwansyahyusufachmad.com/2012/12/03/hakekat-pelajar-baca-pikir-dan-tulis/

Thursday, 6 December 2012

Mencoba Mengingatkan Diri Sendiri

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasehati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa"
QS. Al A'raf : 164


Suatu hari saya mendapat keluhan dari junior kampus tentang bagaimana teman - teman seperjuangan sudah sulit untuk diajak bergerak, dalam artian membuat kegiatan keislaman di kampus. Ada terbersit rasa iri di hati ketika melihat teman - teman dari kampus lain bersemangat mengadakan kegiatan di kampus, terutama kegiatan keislaman.


Begitu banyak alasan yang diajukan atas ketidakmampuan itu. Alasan pekerjaan, sibuk mengajar, membuat tugas kuliah, rumah jauh dan lain sebagainya. Kadang saya berpikir, memangnya kalau tidak mengajar bisa membuat kegiatan yang maksimal? Tidak bekerja akan memaksimalkan potensi yang ada? Ah mungkin saya juga tak lebih baik daripada mereka

Saya katakan pada junior itu bahwa sudah saatnya mencari generasi baru, tak usah terlalu banyak berharap dengan orang - orang yang sudah jelas - jelas menyatakan diri tidak bisa. Bukan menyerah dengan mereka, tapi saya pikir akan membuang energi saja, sementara masih ada yang bisa untuk diajak bekerja sama.

Wahai orang - orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang - orang yang beriman tapi bersikap keras terhadap orang - orang kafir yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikanNya kepada siapa yang Dia kehendaki.  Dan Allah Mahaluas (pemberianNya), Maha Mengetahui
QS. Al Maidah : 54


Kedua surah dalam Al Quran ini begitu menginspirasi dan menyemangati kita ketika akan mengajak orang lain untuk sama - sama berbuat kebaikan (insya Allah). Surah Al A'raf ayat 164 mengajarkan kita untuk terus menerus mengajak orang lain, siapa pun dia selama ia masih berada dalam jangkauan kita.


Kenapa? Hanya dua alasan yang melandasi. Pertama, agar nanti di hari akhir saya bisa lepas tanggung jawab terhadap kewajiban mengajak mereka. Saya menyadari dan tahu bahwa saya termasuk salah satu orang yang tahu dan memahami tentang kewajiban mengajak orang lain untuk menjadi baik, lebih mengenal Allah dan menjauhi maksiat (meskipun saya juga sedang belajar). Wajib hukumnya jika saya tahu bahwa saya tahu. Berbeda dengan orang - orang yang tidak tahu, wallahu'alam

Mungkin alasan yang pertama ini terkesan egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Loh, bukan di dunia ini kita sedang berlomba untuk berbuat baik agar bisa selamat dunia akhirat, masuk surga dan bertemu Allah juga Rasulullah? Kita bukan sedang memikirkan materi apa yang akan kita dapatkan setelah itu. Tidak. Saya selalu mengingatkan diri sendiri dan berusaha meluruskan niat bahwa ini semata - mata dilakukan karena perkataan Allah dalam surah tersebut.

Kedua, agar mereka yang kita ajak dan kita seru untuk berbuat kebajikan mendapat hidayah dari Allah dan menjadi orang - orang yang bertakwa. Bukankah jika kita bisa menjadi penyalur hidayah bagi orang lain, hal itu lebih baik dari langit dan bumi serta isinya?? Siapa yang tak ingin dengan mendapatkan itu? Sayang hanya orang - orang beriman yang bisa meraihnya. Semoga kita berada dalam golongan tersebut. Amiin

Nah berkenaan dengan Surah Al Maidah ayat 54 ada kalanya membacanya dengan sedih, di satu sisi menjadi gembira.

Kita bahas gembiranya dulu. Satu, jika hari ini kita adalah orang yang mengganti seseorang di sebuah amanah karena alasan tertentu maka berbahagialah bahwa kita telah dipilih Allah untuk menjalankan amanah tersebut. Hal ini bisa berarti bahwa kita lebih baik dari yang sebelumnya (sekali lagi ini hanya hasil analisis saya, jika salah mohon diluruskan).

Misalnya dalam struktur kepengurusan, sering terjadi perombakan pengurus agar organisasi jadi lebih sehat. Biasanya reshuffle dilakukan jika salah satu pengurus menjadi tidak aktif dikarenakan alasan tertentu. Dan jika kita adalah orang yang menggantikan, beristighfarlah. Ini bisa menjadi berita gembira sekaligus menakutkan. Bergembira karena mungkin kita bisa lebih baik dari pengurus sebelumnya, khawatir jika ini adalah ujian bagi kita dan kita tak mampu melewatinya.

Tidak hanya dalam soal kepengurusan saja, juga eksistensi kita dalam dunia dakwah. Masihkah kita menghadiri kajian pekanan untuk sama - sama melingkar? Masihkah kita bersegera untuk menyambut seruan jamaah? Masihkah kita berada dalam koridor yang Allah ridhoi? Wallahu'alam. Penulis mengingatkan diri sendiri.

Dua, ayat ini semestinya membuat kita bersedih jika kita adalah orang yang dimaksud dalam ayat tersebut. Orang yang diganti oleh golongan yang lebih dicintai oleh Allah dan mereka pun mencintai Allah. Lalu apakah berarti cinta Allah pada kita tak sebesar cintaNya pada golongan tersebut? Bisa jadi. Penulis hanya berasumsi, selebihnya adalah urusan Allah dan penulis selalu berusaha mengingatkan diri sendiri.

Apa pun itu tak perlu gundah dan sedih jika tak ada lagi yang mau untuk diajak bergerak. Umar bin Khattab r.a menginspirasi kita dengan kata - katanya, jika ada 1000 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika ada 100 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika ada 10 orang yang berjihad di jalan Allah maka salah satunya adalah aku, jika hanya ada 1 orang yang berjuang di jalan Allah maka itu adalah aku, dan jika tidak ada lagi yang berjihad, maka dipastikan aku telah syahid!!!