Sedikit berbagi, yang kupelajari dari merajuk :
- Tidak bisa tersenyum karena harus manyun seharian penuh di mana itu bukan karakter sebenarnya yang suka senyum sana sini dan kadang tak jelas sendiri
- Lebih gampang capek karena membutuhkan energi yang besar untuk melakukan sesuatu yang hampir tak pernah dilakukan sebelumnya.
- Tak leluasa berbicara karena harus konsisten pasang muka manyun agar merajuk bisa dirasakan dan diketahui oleh orang yang bersangkutan.
- Membuat orang lain salah paham dan bisa saja sakit hati mendalam karena dicuekkin saat bicara face to face, soalnya ngomong sambil manyun.
- Buang waktu karena ketika aksi merajuk dilancarkan, tak ada yang peduli. Ujung - ujungnya sakit hati sendiri --"
- Tak terlibat dalam kegiatan - kegiatan yang bermanfaat dan berkontribusi di dalamnya
So stop merajuk!!
"Roda dakwah akan terus berputar ada dengan tidak adanya kau bersamanya. Jika dakwah tak bersamamu, maka ia akan bersama orang lain. Namun jika kau tidak bersamanya, kau akan bersama siapa?"
"Allah akan menggantikan mereka di mana mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka"
jadi.....
ReplyDeletenyesel nie karena sudah merajuk?
hehe
Kadang merajuk dibutuhkan, tapi memang penyampaiannya musti baik agar apa yang dirajuk bisa terlaksana...
ReplyDeletekak nov : hahahaha agak nyesel juga kak, tapi karena udah terjadi ya gak apa2
ReplyDeletejadi belajar, besok2 klo mau merajuk pikir2 dulu
karafuru : klo begitu, lebih baik langsung disampaikan aja, klo merajuk itu jadinya nyusahin diri sendiri hehee...