Monday 9 November 2015

Kiriman Whatsapp Anggi

[06:01, 9/8/2015] Muslimah Cerdas: 💞 KAJIAN KELUARGA SAMARAH 💞
❎ Istri Durhaka ❎
Bagian 4 (akhir)
👉 Diantara bentuk kedurhakaan seorang istri kepada suaminya, enggannya seorang istri untuk memenuhi hajat biologis suaminya. Keengganan seorang istri dalam melayani suaminya, lalu suami murka dan jengkel merupakan sebab para malaikat melaknat istri yang durhaka seperti ini. Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
إِذَا دَعَا الَّرُجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
"Jika seorang suami mengajak istrinya (berjimak) ke tempat tidur, lalu sang istri enggan, dan suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknat sang istri sampai pagi". [HR. Al-Bukhoriy Kitab Bad'il Kholq (3237), dan Muslim dalam Kitab An-Nikah (1436)]
Seorang suami saat ia butuh pelayanan biologis (jimak) dari istrinya, maka seorang istri tak boleh menolak hajat suaminya, bahkan ia harus berusaha sebisa mungkin memenuhi hajatnya, walaupun ia capek atau sibuk dengan suatu urusan.
Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا, وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ
"Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, seorang istri tak akan memenuhi hak Robb-nya sampai ia mau memenuhi hak suaminya. Walaupun suaminya meminta dirinya (untuk berjimak), sedang ia berada dalam sekedup, maka ia (istri) tak boleh menghalanginya". [HR. Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (1853). Hadits ini dikuatkan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 211)]
🌹 Perhatikan hadits ini, Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- memberikan bimbingan kepada para wanita yang bersuami agar memperhatikan suaminya saat-saat ia dibutuhkan oleh suaminya. Sebab kebanyakan problema rumah tangga timbul dan berawal dari masalah kurangnya perhatian istri atau suami kepada kebutuhan biologis pasangannya, sehingga "solusinya" (baca: akibatnya) munculllah kemarahan, dan ketidakharmonisan rumah tangga.
🌹 Syaikh Al-Albaniy-rahimahullah- berkata dalam Adab Az-Zifaf (hal. 210), "Jika wajib bagi seorang istri untuk mentaati suaminya dalam hal pemenuhan biologis (jimak), maka tentunya lebih wajib lagi baginya untuk mentaati suami dalam perkara yang lebih penting dari itu, seperti mendidik anak, memperbaiki (mengurusi) rumah tangga, dan sejenisnya diantara hak dan kewajibannya".
⚡ Seorang wanita yang durhaka kepada suaminya, akan selalu dibenci oleh suaminya, bahkan ia akan dibenci oleh istri suaminya dari kalangan bidadari di surga. Istri bidadari ini akan marah. Saking marahnya, ia mendoakan kejelekan bagi wanita yang durhaka kepada suaminya..
Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda,
لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ : لاَ تُؤْذِيْهِ , قَاتَلَكِ اللهُ , فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
"Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, "Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami". [HR. At-Tirmidziy Kitab Ar-Rodho' (1174), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (2014). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 212)]
🌀 Cukuplah beberapa hadits yang kami bacakan dan nukilkan kepada Anda tentang bahayanya seorang wanita melakukan kedurhakaan kepada suaminya, yakni tak mau taat kepada suami dalam perkara-perkara yang ma'ruf (boleh) menurut syari'at. Semoga wanita-wanita yang durhaka kepada suaminya mau kembali berbakti, dan bertaubat sebelum ajal menjemput. Pada hari itulah penyesalan tak lagi bermanfaat baginya.
Copy paste dari status Fb Syadam Husain (mahasiswa Pasca UIM)
📝 Mawaddah center
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[12:29, 9/15/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 💞 KAJIAN KELUARGA SAMARAH 💞
TUJUAN DAN HIKMAH BERKELUARGA
Bagian.1
1⃣ Hadist dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ia berkata :
قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ 
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mempunyai kemampuan (fisik dan harta), hendaknya ia menikah, karena dgn menikah ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab dgnnya ia dapat meredam (syahwat) . (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits di atas diperoleh beberapa pelajaran tentang tujuan berkeluarga:
➡ Dengan berkeluarga berarti kita mengikuti sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam; salah satu sunnah Nabi adalah menikah. Karena itu orang yang enggan menikah padahal ia sehat dan mampu maka ia bukan golongan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (HR. Ibnu Majah dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha)
➡ Metode terbaik memelihara ad-din (iman dan taqwa) adalah dengan menikah, sebab dengan menikah pandangan dan kemaluan akan terjaga. Dalam Hadits dari Anas Bin Malik radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa: jika seorang hamba sudah menikah (beristeri), maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, karena itu hendaklah dia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara separuhnya lagi (HR. Al-Hakim, Syekh Al-Bani menghukum Hasan Lighairih).
➡ Jika belum mampu menikah, maka jangan dipaksakan dan sebagai solusinya adalah berupaya untuk berpuasa (menahan diri).
2⃣ Firman Allah Jalla Wa 'Ala dalam surat 4 (An-Nisa): 1 sebagai berikut:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً
"Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak." (Surat An-Nisa`: 1)
Faidah yang dapat ditarik dari ayat ini terkait tujuan berkeluarga adalah:
➡ Untuk memperoleh anak-anak yang banyak. Dengan anak-anak yang banyak, maka akan terjadi pelestarian keturunan dari satu keluarga. Jika seorang enggan menikah, maka ia tidak akan melahirkan keturunan dan ketiadaan keturunan pada akhirnya satu keluarga akan mengalami kepunahan.
Itulah hikmahnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan ummatnya menikah dan memperbanyak anak. Dari Sa'id Bin Abi Hilal, bhwsanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" Menikahlah, perbanyaklah keturunan, krn aku akan berbangga dgn kalian di hadapan semua ummat pd hari kiamat kelak. (HR.  Abdur Razzaq)
Bersambung.....
📝 Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA. حفظه الله
----------------
📝 Belajar Islam Intensif
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[18:47, 9/25/2015] ‪+62 877-3409-8443‬: 🌴⛅🏡💕
Assalamu'alaikum
💕 #Apa sih tolak ukur keberhasilan Rumah Tangga ? #
🌴🏡Sebagian besar masyarakat mengatakan, ada 2 hal yang jika terjadi maka Rumah Tangga tersebut terbilang sukses :
👪1) Punya anak,
💎2) Banyak harta.
✋Bukan. Bukan itu.
👉🌹 Pertama, Rumah Tangga 'Aisyah Radhiallaahu 'anha tidak dikaruniai anak, lalu apakah kita akan berkata Suami-Isteri tersebut tidak harmonis ? Tidak bahagia ?
👉🌹 Kedua, Rumah Tangga Fatimah Radhiallaahu 'anha sangat minim harta. Sang Istri pernah menahan laparnya selama beberapa hari hingga kuninglah wajah beliau. Lalu, apakah kita berani mengatakan bahwa Rumah Tangga mereka hancur berantakan diujung tombak ? Tidak. Bahkan Suami beliau adalah salah satu penghuni Surga Allaah. Maa syaa'Allaah..
💥✋ Benar, sebagai seorang Isteri jangan bermudah-mudahan untuk menuntut kalimat perpisahan hanya karena kedua sebab diatas. Sebab ummahatul mukminin tidak pernah memberatkan suaminya dengan perkataan tercela.
💥✋Juga, sebagai seorang Suami jangan bermudah-mudahan mengatakan "aku tak punya harta, aku tak pantas untukmu.. Duhai Isteriku.." Innalillaahi wa inna ilayhi rooji'un. Tau kah para Suami, kalimat tersebut justru enggan didengar oleh Istri kalian. Sebab para sahabat tidak tercermin dalam diri mereka sifat keputus-asaan.
🌴🏡 Tolak ukur keberhasilan Rumah Tangga seorang Muslim ialah,
👉💎💕 Ketika setelah menikah, maka bertambahlah taqwa mereka kepada Allaah..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, maka bertambahlah amalan-amalan sunnah mereka..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah hapalan-hapalan mereka..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah kesabaran mereka dalam setiap taqdir Allaah..
👉💎💕 Ketika setelah menikah, bertambahlah ghiroh mendatangi majelis-majelis 'ilmu Allaah..
👉💎💕 Pun, ketika setelah menikah, bertambah takutlah mereka sebab mengingat hari dimana mereka akan terpisah dan menghadap sidang Rabb-nya yang paling adil. Bertambah berharaplah mereka kepada Rabb-nya agar bisa dinikahkan lagi dalam Jannah Allaah tanpa hisab..
👉🌹 Maa syaa'Allaah ♡ ♡ ♡
BaarakAllaahu fiikum
✏ kutipan nasehat indah utk semua ..😘😘
👆 copas😘😍
[11:08, 9/26/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 🔥 Sensitif dan Penat Setelah Pulang Kerja 🔥
🌾 Waktu suami atau istri pulang kerja , termasuk waktu yang sangat sensitif, dimana ketika seseorang baru pulang kerja biasanya masih merasakan kelelahan, dan tidak berkenan mendengar permintaan atau tuntutan apapun. Sebaliknya, dia menunggu kata-kata yang dapat menghilangkan beban dan lelahnya pekerjaan. Karena itu, hendaknya suami-istri menghindari mencela, menyalahkan dan menuntut pada saat-saat seperti ini.
🌾Sebuah penelitian yang dilakukan di salah satu negara arab menyatakan bahwa kebanyakan situasi jatuhnya talak (cerai) pada waktu selepas ashar sepulang dari kerja.
👥 Dan anda wahai suami! Bila istrimu bekerja, Anda patut mempertimbangkan jiwanya sesudah bekerja, sebagaimana hal ini juga patut dilakukan oleh istri terhadap suaminya.
💬 Allah Ta'ala berfirman :
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ
"Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya." ( Al Baqoroh: 283)
💌 Kepada para istri, hendaknya mereka menyiapkan suasana kondusif saat para suami pulang dari kerja. Karena hal ini akan membuatnya merasakan adanya perhatian istri kepadanya dan usaha istri untuk membuatnya merasa nyaman.
💓 Yang paling ideal adalah suami-istri yang ketika keluar dari tempat kerjanya, mereka menanggalkan segala beban dan kepenatan pekerjaan, lalu mereka pulang dan bertemu pasangannya dengan wajah ceria, jiwa yang tenang dan dada yang lapang.
💎 Insya Allah bisa, dengan izin Allah dan mari kita membiasakan diri saja....
---------------------------
🎀 Serial Keluarga Sakinah 🎀
📝Mawaddah center
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:23, 9/27/2015] ‪+62 822-9361-3511‬: 💌TANYA USTADZ💌
Istri Menuntut Agar Suami Lebih Rajin Nafkah Batin
📩PERTANYAAN📩
Bolehkah istri mennuntut agar suami lebih aktif berhubungan? Misalnya minimal tiap hari sekali. Makasih
📌JAWABAN📌
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,
Kita ambil satu peristiwa yang terjadi di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Tersebutlah seorang sahabat bernama Rifaah al-Quradzi. Dia menikahi seorang wanita bernama Tamimah bintu Wahb. Setelah beberapa lama menjalani kehidupan berumah tangga, Rifaah menceraikan istrinya, cerai tiga. Setelah usai iddah, bu Tamimah menikah dengan Abdurahman bin Zabir al-Quradzi. Namun ternyata Tamimah tidak mencintai Abdurrahman. Dia hanya jadikan itu kesempatan agar bisa balik ke Rifa'ah.
Hingga wanita ini mengadukan masalah suaminya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam . Dia datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan memakai kerudung warna hijau.
Mulailah si wanita ini mengadukan,
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺐٍ ، ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥَّ ﻣَﺎ ﻣَﻌَﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺄَﻏْﻨَﻰ ﻋَﻨِّﻲ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ – ﻭَﺃَﺧَﺬَﺕْ ﻫُﺪْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﺛَﻮْﺑِﻬَﺎ -
"Suami saya ini orang baik, gak pernah berbuat dzalim kepada saya. Cuma punya dia, tidak bisa membuat saya puas dibanding ini." Sambil dia pegang ujung bajunya."
Maksud Tamimah, anu suaminya itu loyo. Tidak bisa memuaskan dirinya. Seperti ujung baju itu. Ketika tahu istrinya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam , Abdurahman datang dengan membawa dua anaknya, dari pernikahan dengan istri sebelumnya.
Abdurahman bawa dua anak untuk membuktikan bahwa dia lelaki sejati. Mendengar aduhan istri keduanya ini, Abdurrahman langsung protes,
ﻛَﺬَﺑَﺖْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻧْﻔُﻀُﻬَﺎ ﻧَﻔْﺾَ ﺍﻷَﺩِﻳﻢِ ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻬَﺎ ﻧَﺎﺷِﺰٌ ، ﺗُﺮِﻳﺪُ ﺭِﻓَﺎﻋَﺔَ
"Istriku dusta ya Rasulullah, saya sudah sungguh-sungguh dan tahan lama. Tapi wanita ini nusyuz, dia pingin balik ke Rifaah (suami pertamanya)."
Mendengar aduhan mereka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hanya tersenyum. (HR. Bukhari 5825 & Muslim 1433).
Senyum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap laporan kasus ini, karena beliau heran. Dan beliau tidak melarangnya atau memarahi pasangan ini, menunjukkan bahwa beliau membolehkan melakukan laporan semacam ini. Sekalipun ada unsur vulgar.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
ﻭﺗﺒﺴّﻤﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺗﻌﺠﺒﺎ ﻣﻨﻬﺎ ، ﺇﻣﺎ ﻟﺘﺼﺮﻳﺤﻬﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﻴﻲ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﻪ ﻏﺎﻟﺒﺎ … ﻭﻳﺴﺘﻔﺎﺩ ﻣﻨﻪ ﺟﻮﺍﺯ ﻭﻗﻮﻉ ﺫﻟﻚ
Senyum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena beliau heran. Bisa karena melihat wanita ini yang terus terang padahal umumnya itu malu bagi umumnya wanita… dan disimpulkan dari hadis ini, bolehnya melakukan semacam ini. (Fathul Bari, 9/466)
Yang kita garis bawahi dalam kasus ini, Tamimah menggugat suaminya dengan alasan masalah ranjang. Artinya itu bukan suatu yang bernilai maksiat, atau tidakan tercela.
📎Mengadukan Suami Karena Kurang Rajin
Dari hadis ini, sebagian ulama menyimpulkan bahwa istri boleh menuntut suami untuk meningkatkan intensitas hubungan.
Kita simak keterangan Ibnul Mulaqin,
ﻭﻓﻴﻪ : ﺃﻥ ﻟﻠﻨﺴﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﻄﻠﺒﻦ ﺃﺯﻭﺍﺟﻬﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺑﻘﻠﺔ ﺍﻟﻮﻁﺀ ، ﻭﺃﻥ ﻳﻌﺮﺿﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﺗﻌﺮﻳﻀًﺎ ﺑﻴﻨًﺎ ﻛﺎﻟﺼﺮﻳﺢ ، ﻭﻻ ﻋﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻦ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ
Dalam hadis ini terdapat kesimpulan bahwa istri boleh mengadukan suami mereka kepada pihak berwenang, karena kurang rajin berhubungan. Dia boleh sampaikan itu dengan terang-terangan. Dan itu tidak tercela. (at-Taudhih li Syarh al-Jami' as-Shahih, 27/653)
Allahu a'lam.
✏ Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:17, 9/29/2015] Muslimah Cerdas: 💝KAJIAN KELUARGA SAMARAH💝
Tujuan dan Hikmah Berkeluarga
(bagian ke 2)
3⃣ Hadits dari Dari Abu Dzar rodhiallahu 'anhu :
وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا  : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
...Setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (HR. Muslim).
Faidah Hadits:
Berkeluarga adalah sarana untuk memproduksi banyak amal kebaikan, diantaranya:
▶ "Bersedekah". Jika sepasang suami istri berjima' berarti pasangan tersebut melakukan salah satu amal shalih yaitu bersedekah. Ulama berbeda pendapat, apakah pahala menunaikan syahwat pada istri diperoleh tanpa niat, atau harus dengan niat. Jumhur ulama berpendapat, harus disertai niat meninggalkan hal-hal yang haram, mencukupkan diri dengan yang mubah (hanya mau berjima' dengan suami istri).
▶ Dengan berkeluarga, terbuka peluang bagi suami berbuat amal shalih kepada istri dan anak-anaknya, seperti memberi nafkah, mentarbiyah (mendidik), berakhlak mulia, memberi perlindungan dll. Demikian pula sebaliknya dengan adanya keluarga akan terbuka peluang bagi istri untuk taat pada suami, berbuat baik pada suami, menjaga diri dan kehormatannya, mentarbiyah anak dll. Dengan adanya keluarga terbuka peluang bagi anak untuk masuk syurga dengan amal "birrul walidain"(berbakti pada ke dua orang tua). Sebagian besar amal kebaikan yg disebutkan di atas sulit terlaksana jika tidak ada keluarga sebagai ladang amal shalih.
4⃣ Firman Allah Jalla Wa 'Ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : "Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" [Surat Ar-Rum 21].
Pelajaran dari ayat:
▶ Berkeluarga adalah sarana terbaik untuk memperoleh kebahagiaan (ketenangan ruhani)
Dr. Abdullah Nashih 'Ulwan dalam Adabul Khitbah wa Al-zifaaf wa Huququ Al-Zawjain memberikan komentar terhadap ayat tersebut: Ketenangan suami-istri dapat terjamin dengan adanya pernikahan, karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling melengkapi. Kebahagiaan meliputi keduanya, seolah tak pernah lepas dari hari kehari.
Dalam hadits yang dishahihkan oleh Syekh Al-bani rahimahullah, hadits dari Sa'id Bin Abi Waqqas radhiyallahu anhu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 4 pilar utama memperoleh kebahagiaan, salah satu diantaranya adalah istri yang shalihah, dimana istri merupakan unsur pokok terbentuknya satu keluarga.
▶ Ayat di atas juga memberikan faidah bahwa pernikahan merupakan salah satu di antara ayat-ayat Allah yg agung, pernikahan merupakan satu tanda kekuasaan Allah Ta'ala. Bayangkan jika sepasang suami-istri yang pernikahannya tidak pernah didahului dengan proses "pacaran", namun ketika mereka sdh diikat ijab-qabul, mereka akan saling mencintai, saling menyayangi, saling membutuhkan dan saling merindukan. Subhanallah.
Bersambung.... bagian (3)
✏Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA. حفظه الله
📋 Belajar Islam Intensif
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086
[05:16, 10/6/2015] Muslimah Cerdas: 💖KAJIAN KELUARGA SAMARAH💖
Tujuan Dan Hikmah Berkeluarga (bagian ke 3, selesai)
5⃣Menikah adalah metode syar'i untuk memperkuat dan memperluas hubungan silaturrahim kekeluargaan.
▶Islam tidak melarang jika seorang laki-laki menikahi wanita yang masih keluarganya sendiri yang bukan mahramnya.  Akan tetapi bila ada beberapa alternatif calon yang telah memenuhi syarat-syarat  syar'i, maka ada anjuran dari para ulama untuk sebaiknya mencari wanita yang agak lebih jauh hubungan keluarganya. Sebab pernikahan akan menyatukan dua keluarga besar meskipun berbeda suku, bangsa dan negara.
▶Hubungan kekeluargaan semakin kuat jika keluarga calon pasangan sudah ada hubungan kekeluargaan sebelumnya. Contoh: Nabi Shallallahu 'alaihu wasallam menikahkan putrinya Fathimah dengan sepupu Nabi (Ali Bin Abi Thalib) sehingga ikatan nabi shallallahu 'alaihu wasallam dengan Ali Bin Thalib semakin kuat; Ikatan guru dengan murid, ikatan imam dan ma'mum, ikatan panglima dan prajurit, ikatan mertua dan menantu dan ikatan adik dan kakak sepupu.
▶Hubungan kekeluargaan akan bertambah luas jika kedua keluarga calon suami-istri bukan dari keluarga dekat, contoh: nabi shallallahu 'alaihu wasallam menikahi putri Abubakar Ash-Shiddiq (Aisyah) dan putri Umar Bin Khattab (Hafshah), serta nabi shallallahu 'alaihu wasallam menikahkan putrinya dengan Utsman Bin Affan dengan putri beliau (Ruqayyah kemudian Ummu Kultsum). Jadi Nabi shallallahu 'alaihu wasallam dengan empat al-khulafaa al-rasyidin selain memiliki ikatan idiologis-diniyah, juga diikat oleh silaturrahim kekeluargaan yg sangat lewat jalur pernikahan.
6⃣Keluarga adalah "mashna' u al-rijaal"  (mesin produksi manusia-manusia yang shalih dan berkualitas).
▶Al-Rijaal adalah komunitas manusia shalih; yang menggabungkan keshalihan individu (iman dan taqwa) dan keshalihan sosial (da'i dan pemimpin), manusia yang memprioritaskan akhirat dari pada dunia dengan tidak melalaikan dunianya, manusia yang memadukan ilmu dan amal. Lihat QS. 4: 34, 9: 108, 24: 37 dan 33: 23.
▶ "Rijaal"; manusia-manusia shalih dan berkualitas sepanjang sejarah,  umumnya lahir dari KELUARGA yang SHALIH, KELUARGA YANG SAKINAH. (Insya Allah akan dibahas tersendiri). Keluarga yang shalih ibarat tanah yang subur yang diatasnya tumbuh dengan kondusif tanaman yang menghasilkan buah yang berkualitas. Allah Ta'ala berfirman:
وَٱلۡبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخۡرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذۡنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخۡرُجُ إِلَّا نَكِدٗاۚ
كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَشۡكُرُونَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur" (QS. 7: 58)
7⃣Keluarga adalah obyek sekaligus sarana da'wah.
▶Keluarga adalah obyek da'wah, sebagaimana Firman Allah Ta'ala:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. 66: 6).
Dan juga dalam ayat QS. 20: 132 Allah Jalla Wa 'Ala berfirman:
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡ‍َٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS. Thaha: 132)
▶Obyek da'wah adalah seluruh anggota keluarga, di mana suami (ayah) adalah penanggungjawab utama. Karena itu "Keluarga yang ideal" yang bisa mewujudkan tujuan di point 7 di atas, adalah keluarga yang cinta dengan da'wah dan menjadikan da'wah sebagai ruh yang menggerakkan keluarga tersebut menuju kebahagiaan dunia dan syurga.
▶Keluarga sebagai sarana da'wah, yaitu sebagai alat visual (alat peraga) untuk menda'wahkan konsep keluarga Islami. Tujuan ini bisa tercapai jika seluruh anggota keluarga berkomitmen untuk mempelajari dinul Islam dan berkomitmen untuk mengamalkan Islam. Inilah keluarga idaman dan inilah keluarga teladan. Banyak keluarga sekarang ini mencari dan rindu dengan sosok keluarga teladan.
Semoga keluarga-keluarga kita menjadi keluarga sakinah, keluarga idaman dan menjadi keluarga percontohan. (selesai)
📝Ustad Muhammad Qasim Saguni, MA.
💖 MUSLIM CERDAS 💓 MUSLIMAH CERDAS 💖
💬 Share yuk mudah-mudahan teman anda mendapat faedah ilmu dari status yang anda bagikan dan menjadi pembuka pintu amal kebaikan bagi anda.. aamiin.
Donasi Dakwah :
🏧 BNI 0300586661 an. RIAN PRATAMA S.As
📲 Konfirmasi Transfer 085343601086
Daftar Grup WhatsApp :
📩 NAMA<spasi>KOTA DOMISILI<spasi>L/P
📲 085343601086

2 comments: