Tuesday 13 August 2013

Terima Kasih (2)

Dalam sebuah pesan hikmah dikatakan, Lupakan kejahatan yang dilakukan orang lain terhadap kita, tapi jangan pernah lupakan kebaikannya. Otherwise, lupakan semua kebaikan yang pernah kita berikan pada seseorang, tapi ingatlah akan kejahatan yang pernah kita lakukan padanya. 

Pesan yang baik, namun kadang sedikit memaksa dan menyakiti diri sendiri. Diminta untuk melupakan dan mengingat sesuatu yang bahkan kita tak ingin mengingat ataupun melupakannya. Yah, namanya juga hikmah :)

Aku ingin mengingat kebaikan mereka. Aku khawatir otakku yang kecil ini membuang memori kebaikan - kebaikan mereka sehingga aku tak punya waktu untuk mengingatnya. Aku takut yang tersisa di dalam otakku adalah keburukan - keburukan yang tidak seharusnya terus kusimpan. 

Terima kasih Ibuk Izza, wanita mungil yang kukenal dalam masa pencarian jati diriku. Perempuan berwatak keras yang telah mengenalkan tarbiyah padaku, ia murobbi pertama yang punya aset terbesar atas setiap amalanku yang diterima oleh Sang Pencipta, Allah azza wa jalla. Kebaikan yang kulakukan mungkin akan mengalir juga untuknya. 

Meski pertemuan terakhir kita tak begitu menyenangkan namun apa yang telah kau berikan tak kan tergantikan dan tak bisa kukembalikan. Sekeras apa pun usahaku mengembalikannya. Mengapa? Karena kau tak pernah memberikanku uang. Yang kau berikan padaku adalah pelajaran kehidupan. Yang kau lakukan adalah membentuk watakku sehingga menjadi seperti ini. Ibuk, aku aset terbesarmu. Doakan aku agar selalu berbuat baik agar kebaikan itu pun mengalir padamu nanti setelah ruhmu berpisah dengan jasad. 

Terima kasihku selanjutnya untukmu para tetanggaku. Terima kasih karna telah selalu tersenyum untukku, bahkan saat aku tak sadar kau sedang memberikan senyum itu. Kupikir tak ada alasan untuk berterima kasih pada tetangga sekitar rumah. Salah!! Kepada merekalah aku juga mengucapkan terima kasih. Mereka adalah orang - orang pertama yang akan datang jika terjadi hal yang tak diinginkan. 

Aku ingat sebuah kejadian perampokan di sekitar rumah. Yang menolongnya adalah para tetangga. Saat ada yang akan melahirkan malam - malam tetanggalah yang akan mengantarmu ke bidan. Terima kasih tetanggaku karena telah berbaik sangka padaku dan keluargaku selama kami tinggal di sini. 

Juga kepada mereka yang pernah jadi tetanggaku. Kepada Mak yang kulupa namanya, trima kasih karena telah bersedia menerima cucian keluargaku saat ibuku terlalu repot untuk mengurus rumah karena baru saja melahirkan, sementara aku terlalu kecil untuk melakukan itu semua. Terima kasih kepada Aminah, teman Cina ku dulu, untuk mengajakku main ke rumahmu dan mengizinkan aku berkeliling rumahmu yang dipenuhi pernak pernik agama Buddha. Trima kasih Kiki karna mengundangku ke acara ulang tahunmu dan memilihku sebagai teman terbaik yang kau berikan suapan kue pertama :) 

Terima kasih juga kepada kakak - kakak cantik yang dulu pernah serumah dengan kami, yang membangunkan aku dan adikku di siang hari karena rumah - rumah di belakang rumah kami kebakaran. Terima kasih kepada bapak - bapak dan ibu - ibu yang telah membantu pemakaman Nurul Qomariah, my three-days-sister. Meski kini aku tak tau di mana makam itu. Katanya sudah dibangun mall di atasnya. Yaah kami tak tahu dan tak bisa berkata apa pun karena kota itu telah lama kami tinggalkan. 

Buya, tarimo kasih yo alah ma ajaan huruf hijaiyah tu ka iza. Terima kasih untuk guru - guru mengajiku. Buya Rizal, Buya Ahmad Ganteng, Pak pensiunan polisi. Trima kasih untuk roti yang kau belikan untukku saat kita bertemu di kedai. Meski suaramu masih cetar di telingaku saat kau tengking kakak yang salah membaca Al Quran. Aku ingat saat buya Ahmad memukul kedua telapak tanganku, tapi aku lupa karena apa hahaa trima kasih buyaaa. Atau saat semangatku kau pacu untuk bisa menghapal ayat kursi dan surah lainnya dalam Al Quran. 

Trima kasihku untuk guru - guruku. Aku tau mereka tak pernah memberiku materi berupa uang atau hadiah dan lain sebagainya. Tapi ilmu mereka tak kan sebanding dengan apa pun, trima kasih guruku. Akan kupastikan ilmu yang kudapat kusalurkan pada yang lain agar kebaikan itu mengalir terus padamu. Guru, terima kasih karena terus mendampingiku saat aku ada masalah di sekolah. Terima kasih telah memelukku saat pandangan menuduh itu diarahkan padaku. Guru, terima kasih kau telah menemukan uang yang kupikir hilang atau dicuri. Guru, meski mungkin hari ini kakimu bengkak disebabkan asam urat atau penyakit gula, semoga kau tetap sehat dan hidup dalam cinta Allah SWT. 

Guru, terima kasih karena telah percaya padaku saat aku diminta untuk mewakili sekolah. Trima kasih kau tidak marah meski prestasi yang kudapatkan tak membuatmu bangga. Trima kasih untuk nasehatmu. 
Ah aku lupa padamu guruku, Mr Iman, Sister Sosi, Pak Rahmadi. Terima kasih telah mengenalkanku pada salah satu bahasa di dunia ini. Terima kasih untuk lingkaran - lingkaran merah di bukuku untuk setiap huruf dan kalimat yang salah. 

Mr Iman, meski kadang kupikir kau tak benar - benar mengajar kami di kelas, tapi bagiku kau adalah nasehat berjalan. Motivasimu pada kami yang selalu datang ke kelas meski hari itu hujan adalah hartaku yang berharga. Aku ingat kata - katamu tentang dunia kampus dan aku menjalaninya. Kupikir apa yang kau ucapkan semacam doa untukku, sehingga hari ini aku menjalani kehidupan tepat seperti yang dulu pernah kau katakan padaku. Kau baca karakterku dan membantuku memilih jalan ini. 

Untukmu bapak supir angkot berkumis yang sering kutemui, terima kasih. Cerita hidupmu menginspirasi. 

Onang, Kak Adek, Kak Wiwit terima kasih telah meminjamkan kaset dan majalah sebagai bahan bacaan juga alat belajar bahasaku. Kusadari begitu pindah dari Padang, pelajaran bahasa inggrisku jauh tertinggal. Tanpa itu mungkin nilai bahasa inggrisku masih dibawah 4 dan merah sepanjang tahun :D
Trima kasih juga karena telah bersedia menjadi kakak - kakak sepupuku. Menyenangkan berbagi dan mempelajari segala hal dari kalian. 

Ibuk Karimun, terima kasih telah mengizinkan aku menginap di rumahmu beberapa hari. Mengenal ketiga anak laki - lakimu dan tidur di kamar anak perempuanmu. Terima kasih kak Lia telah meminjamkan goosebumps Rumah Hantu, goosebumps pertama yang kubaca yang membuatku membaca buku - buku lainnya dari serial hantu itu. Terima kasih sudah meminjamkanku buku - buku bacaanmu. 

Terima kasih juga kepada anak - anak Mak Uwo telah mau menjadi teman bermainku dan tak mengejekku saat aku bahasa Minangku masih terbata - bata. Bang Ucok, terima kasih telah menjadi teman kami saat ayah dan ibu harus keluar kota. Makasih bang sudah ajak kami jalan - jalan dan
 main di rumah pohon atau sekedar menangkap kecebong. 

Trima kasih

1 comment:

  1. sampe yang ke 2 pun nama aq nggak ada disebut, hmmm.. :(

    ReplyDelete