Baiklah, tulisan ini bukanlah tulisan saya, melainkan tulisan dari  buku La Tahzan karya Dr. Aidh al Qarni yang terkenal itu. Diklaim  sebagai salah satu buku terlaris di dunia. Ini adalah salah satu judul  dalam buku tersebut yang membuat saya bisa bangkit kembali dan mampu  tersenyum di saat – saat yang mungkin saja juga dialami oleh orang lain. 
Sang Pencipta dan Pemberi rezeki  Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang –  orang pander yang tak berakal. Maka, apalagi saya, anda dan kita sebagai  manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama  jika anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan  berusaha membangun, maka anda akan selalu menjumpai kritikan – kritikan  pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali anda akan mendapat cemoohan dan  hinaan dari orang lain.
Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik anda sebelum anda masuk  ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit dan berpisah dengan  mereka, adapun bila anda masih berada di tengah – tengah mereka maka  akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat anda bersedih, dan  meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur anda selalu terasa gerah.
Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh  dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun  mereka, marah dan kesal kepada anda karena mungkin anda sudah  mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak tanduk, atau  harta. Jelasnya, anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak  terampuni sampai anda mlepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang ada  pada diri anda, atau sampai anda meninggalkan semua sifat terpuji dan  nilai – nilai luhur yang selama ini anda pegang teguh. Dan menjadi orang  yang bodoh, pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri  anda.
Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan  jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah  laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran salju yang  menderanya setiap saat, dan ia justru semakin kokoh karenanya. Artinya  jika anda merasa terusik dan terpengaruhi oleh kritikan atau cemoohan  mereka, berarti anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori  dan memcemarkan kehidupan anda. Padahal yang terbaik adalah menjawab  atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik.  Acuhkan saja mereka dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upaya  mereka untuk menjatuhkan anda. Sebab kritikan mereka yang menyakitkan  itu pada hakikatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk anda. Yakni,  semakin tinggi derajat dan posisi yang anda duduki, maka akan semakin  pedas pula kritikan itu.
Betapa pun, anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan  gerakan lidah mereka. Yang anda mampu adalah hanya mengubur dalam –  dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada anda,  dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang  diperintahkan Allah,
Katakanlah (kepada mereka), “Matilah kamu karena kemarahanmu itu” (QS. Ali Imran : 119)
Bahkan anda juga dapat menyumpal mulut mereka dengan potongan –  potongan daging agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak  keutamaan, memperbaiki akhlak, dan meluruskan setiap kesalahan anda. Dan  bila anda ingin diterima oleh semua pihak, dicintai semua orang dan  terhindar dari cela, berarti anda telah menginginkan sesuatu yang  mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk  diwujudkan.
Sumber : La Tahzan hal 10 -11
No comments:
Post a Comment