Monday 25 January 2010

CERITA SEMALAM

Bacalah wahai temanku, ceritaku semalam dengan sepupuku tersayang. Kau ingin tahu apa yang kami ceritakan semalam? Bacalah tulisanku ini hingga akhir.

Sepupuku Lestari. Ups, aku bukan ingin bercerita tentangnya, teman. Semalam aku diceritakan oleh sepupuku Lestari mengenai masa kuliahnya. Tentang kehidupan mahasiswa di tempat ia melanjutkan pendidikan strata satunya. Semalam ia bercerita tentang teman-temannya yang tentu saja bukan temanku. Tapi kau adalah temanku bukan? Hmmmm............. simaklah pamaparan sepupuku. Lagi kuharap padamu teman, bacalah tulisanku ini hingga akhir.

Cerita pertama semalam ialah tentang betapa rendah dan bodohnya para mahasiswi sekarang. Kau tahu teman, kerap kali laki-laki dan perempuan berstatus mahasiswa tertangkap basah di antara semak-semak di lingkungan kampus sedang berbuat hal sangat tidak pantas. Melanggar norma agama dan merusak nilai moral. Banyak juga pintu kamar kos yang didobrak oleh para mahasiswa di sekitarnya yang kemudian mendapati dua orang berlainan jenis kelamin di dalamnya. Teman, meraka melakukan sesuatu yang bisa halal jika telah memiliki ikatan sah. Sepupuku bilang dalam setahun kasus-kasus seperti itu bisa mencapai angka puluhan, temanku.

Cerita keduaku semalam, temanku, bacalah baik-baik. Ianya mengenai seorang ketua BEM Fakultas Perikanan. Ia dan teman-temannya di Badan Eksekutif Mahasiswa berorasi menolak rektor universitas yang baru. Dari seluruh BEM yang ada di universitas tersebut, hanya dialah yang berkeras menolak terpilihnya rektor baru. Apa yang terjadi dengannya setelah itu, temanku? Tragis benar nasibnya. Kuliahnya dipersulit dan dihalang-halangi. Walu begitu ia mencoba untuk tetap bertahan. Tapi apa daya, teman, kekuatan yang dimilikinya tak sebanding dengan kekuatan universitas. Akhirnya ia menyerah dan pindah ke universitas lain.

Apakah kau masih setia membaca ceritaku ini??
Mari kuceritakan cerita ketigaku semalam. Kali ini cerita kami beralih pada seorang aktivis kampus. Mulanya di awal semester ia bukanlah siapa-siapa. Hampir tidak ada kegiatan kampus pun yang ia ikuti. Kata sepupuku, anak itu benar-benar polos. Indeks prestasinya nyaris sempurna. Memasuki semester tiga ia mulai berkenalan dengan dunia organisasi dan dalam hitungan minggu gelar aktivis kamps pun disandangnya. Hal ini tak diimbangi dengan prestasi akademiknya. Perlahan Ipnya mulai turun. Saat sepupuku bertanya bagaimana tanggapan orang tuanya, ia hanya menjawab,
” Untungnya orang tua saya ga ngerti, Kak. Saya bilang aja semakin kecil angkanya, makin bagus nilainya. ”
Upss!!! Sepupuku hanya bisa geleng-geleng kepala temanku. Ambisi anak itu adalah menjadi ketua BEM Universitas. Wow, tidak main-main. Ia harus bersaing dengan ketua BEM dari fakultas lainnya. Dari penuturannya pada sepupuku, baginya ada kepuasan tersendiri saat ia berhasil mensukseskan sebuah kegiatan. Lalu, berhasilkah ia dengan ambisinya, tanyaku. Sepupuku tidak tahu.

Teman, cerita kami semalam berakhir dengan cerita tentang senior sepupuku. Dia adalah seseorang yang sangat idealis. Kali ini adalah ketua BEM lagi. Aktif di kampus dan juga di luar kampus. Ia benar-benar menyuarakan suara mahasiswa dan juga masyarakat. Setiap kebijakan yang bertentangan dengan idealismenya akan diprotes. Tibalah saat ia diwisuda. Prestasinya menakjubkan bagi seorang aktivis. Tak lama ia keluar dari lingkungan kampus dan teman-teman mahasiswanya, idealisme yang dulu dipertahankannya runtuh. Godaan di dunia kerja tak sanggup dilawannya. Aku jadi teringat pada pesan singkat seorang temanku. Ia bilang, terkadang kita bisa menghindari zina dan minuman keras, tapi begitu disodori materi kita sangat sulit bisa menghindar.

Keempat cerita ini sulit sekali kulupakan teman. Berjam-jam aku mendengarkan ceritanya, sampai-sampai tidak lagi menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Bisakah kau ambil hikmah dari cerita kami semalam teman??
Di kepalaku berserabutan pertanyaan-pertanyaan yang sangat ingin kuajukan kepada sepupuku atau pun siapa saja yang membaca ceritaku ini. Samakah pertanyaan kita, temanku???

Tanjungpinang, 13 Januari 2010
In reminding my friends who have been ( and almost ) graduated
Wishing they are still in the way

2 comments:

  1. ba12on_saputra@yahoo.co.id4 February 2010 at 12:41

    bagus ey ceritanya seru tapi terlalu baku

    ReplyDelete
  2. wow, thanks ya

    terlalu baku??
    hmmm.... belum terbiasa nge lucu di tulisan nih

    ReplyDelete