Sekedar catatan singkat yang terbersit saat melihat dan mengalami fenomena sulitnya sebagian akhwat yang tinggal bersama orang tua untuk melakukan aktivitas organisasi.
Sebelumnya, aktivitas organisasi yang dimaksudkan di sini adalah lebih kepada aktivitas dakwah yang berkutat pada kegiatan kajian (seperti liqo dan tasqif), dauroh atau pelatihan yang kadang mengharuskan menginap selama beberapa malam, rapat kegiatan maupun pengurus, rihlah, dan lain sebagainya.
Selama perjalananku dalam kegiatan kampus, kutemui beberapa kendala yang dihadapi para akhwat untuk mengikuti segala kegiatan yang diadakan organisasi,, baik itu BEM, KAMMI, LDK maupun UKM lainnya. Dan salah satu kendala itu ada pada orang tua yang tidak mengizinkan :)
Yang harus digaris bawahi adalah ridho Allah ada pada ridho orang tua. Kalo mau Allah meridhoi aktivitas yang kita kerjakan, maka yang pertama kali harus kita dapatkan adalah ridho orang tua atas keikutsertaan kita di segala kegiatan. Ini beberapa hal yang bisa kita lakukan :
1. Be A Good Girl at Home
Sebagaimana teori yang udah biasa kita lakukan, untuk mendapatkan sesuatu maka kita harus melakukan sesuatu. Jadilah gadis baik di rumah yang membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga. Kayak nyuci, nyetrika, nyapu, ngepel, siram tanaman dan sebagainya.
Ga sekedar itu, kita juga harus memastikan bahwa kegiatan di luar ga akan membawa dampak buruk terhadap pekerjaan itu. Misal gara-gara keluar tiap sabtu-minggu, akhirnya cucian engga dikelarin. Atau lupa dibilas gara-gara keburu pergi. Kasih service lebih ke orang tua biar permintaan izin diberikan
2. Pastikan Ibadah Engga Bolong-Bolong
Naaah, selanjutnya ibadah kita engga tinggal ataupun bolong. Misalnya sholat lima waktu. Orang tua manapun yang bahkan belum tersentuh hatinya untuk mendirikan sholat, akan sejuk melihat anak gadisnya rajin ibadah. Ada sebuah harapan besar bahwa mereka telah melahirkan generasi yang sholehah.
Apalagi kalo kita menambah ibadah itu dengan tilawah Quran setiap hari, minimal habis maghrib. Dijamin, orang tua bakalan adeeeem hatinya mendengar akhwat ngaji meski dengan bacaan yang terbata-bata.
Ibadah apa pun lakukan dengan niat karena Allah, mudah-mudahan dengan demikian Allah akan bukakan hati orang tua untuk beri kita izin ikut kegiatan organisasi. Juga ada harapan bahwa meningkatnya aktivitas ibadah kita adalah karena seringnya kita berkumpul dengan orang-orang sholeh yang kita temui di organisasi tersebut.
3. Kenalkan Teman-teman Organisasi dan Kegiatannya
Ini penting untuk meningkatkan kepercayaan orang tua. Beliau pasti paham banget dengan hadits yang menjelaskan bahwa kalo mau melihat agama seseorang, maka lihatlah dengan siapa ia berteman. Pastikan untuk memperkenalkan teman-teman akrab kita. Mulai dari nama, daerah asalnya, aktivitas, alamat dan karakternya. Ajak mereka sekali-kali ke rumah
Aku secara pribadi suka banget cerita tentang teman-teman ke orang tua, terutama ibu. Awalnya engga cerita langsung gitu. Aku termasuk yang di awal itu susah buat ikut kegiatan sana sini. So, biasanya setelah ada kegiatan, foto-foto kegiatan kumasukin ke komputer. Kebetulan letaknya di ruang keluarga, tempat sering orang lalu lalang.
Nah sengaja kubuat screen saver and layar di dekstop foto-foto kegiatan. Kan komputer lebih sering hidup meski aku dan adik-adik ga di rumah. Kadang cuma buat muterin lagu Minang buat Ibu. Sambil lagu minang berdendang, foto kegiatan bakal nampil. Secara sadar ataupun engga, orang tua udah lihat kegiatan kami (aku sama adik yang laki-laki satu organisasi). Kalo pas di rumah, sengaja aku nongkrong depan komputer sambil buka-buka foto. Ntar Ibu lihat. Di situ deh nanti buka cerita.
"Ini kakak X, dia ketua kami kemarin. Sekarang lagi ke jakarta buat pertemuan bla bla tinggal di bla bla... orangnya aneh gitu"
"Bu, masak waktu nginap kawan Iza bilang bla bla bla... kami tidur pake tenda bla bla"
Yaa mesti jelas ceritanya. Tapi kadang ada beberapa hal yang ga kuceritain, khawatir entar ga boleh ikut lagi xixxixii tapi prinsipnya engga bohong.
Kalo lagi antar ibu atau ayah ke suatu tempat dan itu melewati rumah salah satu teman, dijelasin, "Ini dekat rumahnya si X loh". So mereka tau siapa teman kita dan bagaimana kehidupannya.
4. Komunikasi yang efektif
Di sini nih kelemahan kita. Suka engga komunikasi dengan orang rumah. Lebih memilih mengurung diri di kamar sambil asik sendiri. Komunikasi kalo udah ada mau nya aja. Yaa ga bisa begitu neng. Ayuk, belajar lagi untuk menyampaikan keinginan dengan cara yang baik dan benar ya.
Kalo buat minta izin aja kita masih sulit gimana nanti untuk mengkondisikan konsep pernikahan yang kita inginkan XD
5. Doa
Naaah usaha udah kita lakukan, sekarang waktunya minta sama yang memiliki hati orang tua kita yaitu Allah SWT. Mintalah padaNya untuk melembutkan hati orang tua kita agar mau memberikan izin jika kegiatan yang kita ikuti ini adalah kegiatan yang baik dan punya nilai ibadah. Kegiatan yang akan melatih amal-amal jama'i kita yang kelak akan kita persembahkan pada Allah dan bisa dibanggakan oleh Rasulullah SAW.
Buat akhwat, dalam mendapatkan izin orang tua adalah bagaimana menginformasikan kepada beliau bahwa kegiatan yang kita ikuti bukan kegiatan yang sia-sia. Ini adalah kegiatan yang punya nilai ibadah, bukan kegiatan hura-hura.
Karena itu efek dari kegiatan yang kita ikuti harus dirasakan sama keluarga. Engga perlu pake penjelasan ribet apalagi sampe pake power point. Cukup dengan teladan yang bisa kita tunjukkan di rumah. Cukup dengan keberadaan kita di rumah yang menjadi andalan jika keluarga membutuhkan bantuan. Yaaa minimal buat antar jemput atau belanja ke pasar. Xixixixiiiii
Tenang, kamu engga sendiri. Ada banyak akhwat yang kutemui punya masalah yang sama, yaitu belum dapat izin orang tua. Ada yang kadang harus sembunyi-sembunyi dulu hanya untuk liqo. Ada juga yang harus menunggu bertahun-tahun hingga ia diizinkan untuk liqo dan ikut kegiatan lainnya. Masya Allah, hati itu Allah yang punya, Dia juga yang membolak balikkan.
Ada akhwat yang harus membujuk ibunya selama bertahun-tahun agar ibunya menerima ia dengan jilbab syar'i.
There's nothing impossible in this world, so selamat berjuang mendapatkan izin itu ya. Fighting!!!
*semoga bermanfaat
hmm... share pengalaman deh saya :)
ReplyDeleteberabad-abad yang lalu waktu saya masih kuliah, saya juga agak kesulitan dapat ijin untuk kegiatan kampus, hihihi...
sebenarnya bukannya tidak boleh ikutan, tapi tidak boleh pulang selewatnya maghrib, kalau sampai saya baru menginjakkan kaki di rumah saat masjid terdekat sudah pukul bedhug, wah pasti ada sesi wawancara yang super duper panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang sekali :p
tapi akhirnya saya sih nurut saja apa yang diminta oleh ayah saya,
saya mundur dari semua kegiatan mahasiswa yang saya ikuti kecuali satu, yang benar-benar sesuai dengan minat saya,
dan saya melakukan apa yang disarankan oleh Mbak Aziza diatas untuk mempertahankan cinta terakhir saya itu, hihihi, tapi sebagian besarnya masih gagal juga sih :p
tapi saya coba terus untuk komunikasi sebaik mungkin dengan ayah saya, karena saya tidak mau jadi mahasiswa yang ke kampus hanya buat belajar aja, hehehe...
perjuangan itu panjang dan tidak berujung, bahkan sampai saat ini saat usia saya sudah menginjak beberapa milenium pun, ayah saya masih punya 'standar' yang sebelas dua belas dengan standar yang diterapkan saat saya masih cupu dulu.
apakah saya sebel?
hmm... bohong kalau ndak, tapi seiring dengan semakin menuanya sel-sel dalam badan saya, saya makin paham kenapa ayah saya seperti itu.
jalan keluar yang paling jos gandos adalah dengan mengkomunikasikan semua hal sebaik mungkin, tanpa menunjukkan sifat ofensif maupun defensif, yah pokoknya komunikasinya dienakin gitu lah... tambah gula garam merica atau bawang daun gitu deh pokoknya...
(ini masak bakso kali ya?)
wuaaaaah, baru kali ini lho dapat komen panjang xixixi makasih ya siennraaaa *manggilnya gitu ga sih
ReplyDeletesusah susah gampang yaaa buat dapat izin, kasus tiap orang beda-beda sih... tapi yaa mudah-mudahan segala doa itu ga henti ngalir.
banyak alasan orang tua yang ga kita ngerti meskipun itu buat kebaikan kita sendiri kan, soalnya kadang kita ngasih standar yang beda sama mereka. but, daripada masuk jalur anak durhaka lebih baik ikutin aja asal ga ngelanggar syariat ya
makan bakso? aku sukanya mie ayaaaaam XD *plus bakso
aduh maafkan, itu kebiasaan buruk saya kalo pas nemu topik yg pas pernah sy alami -__-"
ReplyDeletemungkin kita baru akan benar-benar paham kalau kita jadi orang tua juga kali ya? hihihi :D
btw, sy juga suka mie ayam lho, apalagi kalau gratis, muahahahaha XD
Sedih bgt gaboleh keluar sm ortu pas liburan gini pdhl kan mau nikmati lbur brg temen tp susah bgt dpt ijin pdhl aku jg udh dewas bisa jaga diri tp ortu ak maksa bgt buat jalan sm mreka trs pdhl kan sya skrg sdh cukup dewasa:))
ReplyDelete