Thursday, 21 October 2010

Semangat Juang Mahasiswa


Tulisan ini mungkin saja adalah tulisan yang berlandaskan emosi semata. Tulisan yang kedengarannya mengada – ada dan dianggap terlalu berlebihan serta akan memunculkan celaan terhadap penulis. Namun bagaimana pun juga penulis merasa hal ini perlu ditulis dan perlu disampaikan.
Alam selalu disalahkan dalam setiap hal apa pun yang dapat menghalangi manusia untuk melakukan segala aktivitasnya. Mari simak kaitan antara hujan, mahasiswa dan kampus.
Penulis yang kuliah di salah satu kampus yang ada di kota ini menyadari dengan sesadar - sadarnya bahwa lokasi kampus kami tidak berada di tengah kota yang mudah untuk dijangkau. Meskipun demikian, ketika niat dan kemauan telah tertanam dalam hati apa pun akan dilakukan untuk menempuh jalan menuju kampus.
Hujan seringkali dijadikan alasan, atau lebih tepatnya kambing hitam. Mahasiswa menyalahkan lebatnya hujan telah menghalangi mereka untuk pergi ke kampus. Menuding petir yang telah membuat mereka takut untuk berkendara di jalan raya menuju kampus. Mencaci jalanan yang becek dan membuat kendaraan mereka kotor.
Marilah berpikir secara jernih dan membuang kebiasaan saling menyalahkan maupun mencari sesuatu untuk disalahkan. Hujan tak pernah menghalangi mahasiswa untuk pergi ke kampus. Bukankah bagi mahasiswa yang memiliki kendaraan bermotor punya mantel hujan? Takut kebasahan? Persiapkan pakaian ganti di jok motor atau pun dibungkus dengan plastik agar tak basah.
Terlalu repot dengan persiapan yang seperti itu? Mungkin kita akan berpikir tak akan ada gunanya. Logikanya, bagaimana mungkin kita berpikir bahwa hal itu merepotkan? Kita bukannya menyiapkan bekal kematian, namun hanya bekal ke kampus, sebuah tempat dengan cakupan ilmu yang besar dan telah melahirkan pemimpin – pemimpin handal.
Kemudian, bukankah ada begitu banyak kendaraan umum yang dapat dimanfaatkan agar langkah kaki tiba di kampus? Jarak rumah yang jauh, bukankah bisa memperkirakan waktu agar tiba di kampus tepat waktu? Datang terlalu cepat, bukankah banyak hal yang dapat dikerjakan di kampus dalam rentang waktu tersebut?
Apakah ini berarti kita bukanlah termasuk golongan orang - orang yang dengan penuh rasa syukur menggunakan akal dan segala potensi yang ada dalam diri kita? Apakah tidak terpikir di kepala kita akan segala kemungkinan - kemungkinan tersebut, hal - hal yang masih bisa kita lakukan meskipun kondisi alam tidak seperti yang kita inginkan?
Atau kita telah dikalahkan oleh nafsu yang sedemikian rupa mengendalikan alam pikiran kita dan berusaha sekuat tenaga agar kita mengikuti perintahnya? Atau memang kita selalu mendengarkan "nasihat" dari musuh abadi kita? Bisikan - bisikan yang musuh kita hembuskan ke setiap dada manusia? Atau enggan memenuhi panggilan ilmu?
Apa pun itu hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya. Penulis hanya bisa menyampaikan, jangan terus menerus menyalahkan alam atas kelalaian dan kemalasan yang ada dalam diri kita. Jangan menuntut alam atas kegagalan yang kita alami. Jangan lagi memberi alasan kepada alam sehingga pada puncaknya kemarahannya akan berakibat fatal bagi kita umat manusia.
Sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita memiliki semangat juang yang tinggi untuk hadir di perkuliahan karena inilah saatnya kita mendapatkan apa yang tak pernah kita raih di sekolah dulu. Sebagai kaum intelektual, menyalahkan alam sama artinya menunjukkan kelemahan diri. Dibalik almamater yang kita sandang saat ini tersimpan semangat juang untuk meraup ilmu pengetahuan dari pengajar dan rekan - rekan di luar kelas.
Karena itu teman – teman, buang jauh – jauh rasa enggan itu. Kunci dari segala aktivitas hanyalah kemauan. Ketika kemauan telah merasuki jiwa, maka tak kan ada yang dapat menghalangi kita beraktivitas. Tak baik berlindung dibalik alasan - alasan yang seringkali menjadikan alam sebagai tumbalnya karena ALASAN HANYA UNTUK ORANG - ORANG YANG GAGAL.

            Rabu, 20 Oktober 2010
Pukul 23:47 WIB
Advokasi terhadap alam yang terpojokkan

3 comments:

  1. hahahaa..........
    zizah keren.......

    terus lah menulis, dan terus lah produktif...

    *sambil duduk di pojokan dan merenungkan kembali tentang diriku, yang terkadang masih mengeluh...
    hiks T_T

    ReplyDelete
  2. semangat kak riadi, kita kuliah cuma 4 sampai 5 tahun, sayang kan kalo gitu gitu aja....

    lagian nyalahin hujan....
    nyalahin polisi kek hehehe

    ReplyDelete
  3. hohoooo....
    bener2...
    tapi salah satu tujuan kk kuliah udah tercapai sekarang...
    cuma satu tujuan besar lainnya aja yang belon tercapai...
    hihiiii

    ReplyDelete