Musim liburan sudah di depan mata. Eh atau emang udah di mata ya.
Inilah nasib yang menuntut ilmu di negeri sendiri ( oi oi ngaca ngaca... ngaku ngaku negeri sendiri lagi ). Teman - teman yang lain pada pulang kampung, kita orang tinggal lah di sini. Nungguin Tanjungpinang biar gak dibawa lari sama semut, atau dipatokin ayam, atau di bom sama Amrik, eh Israel ( alah sama aja ).
Begitu ujian akhir semester berakhir hari Sabtu lalu (3/7) beberapa orang teman langsung angkat kaki dari Tanjungpinang ( gak betah kali ya? ).
Entah karena memang sudah rindu dengan kampung halaman, atau dengan orang tua, atau karena harus menghemat pengeluaran, atau karena udah ada yang nungguin di kampung ( banyak kasus pulang kampung punya status baru : istri ato suami ).
Tanjungpinang dalam tiga bulan ke depan akan terasa sepi bagi saya pribadi. Kader-kader, teman - teman kuliah, teman - teman organisasi, teman - teman main goli, ( loh loh loh kok goli ) semua pada pulang kampung, hanya beberapa orang yang akan menetap di ibukota provinsi Kepulauan Riau ini.
Sebaliknya teman - teman masa sekolah dulu akan pulang ke Tanjungpinang, Allah Maha Adil, gak mau bikin Tanjupinang terlalu padat. Jadi dibuatlah skenario yang seperti ini.
Namun saya ingat dengan pengalaman tahun lalu, karena semua pada pulang kampung, kegiatan sepi, mau aksi gak jadi, akhirnya cuma bisa advokasi, atau audiensi ( eh ada gak ya ). Ya ya ya ya....Bagaimanapun sudah harus antisipasi dari kini, biar gak ke sana kemari nyari - nyari yang mau jadi konsumsi hihihihi...
Mulai deh syair tak jelasnya.
Yap yap yap, buat teman - teman yang pulang kampung, hati - hati di jalan. Selamat sampai tujuan. Biar ombak agak besaran, insya Allah aman. Salam buat keluarga di seberang, oh ya jangan lupa oleh - oleh kerupuk ikan kalo pulang ke Tanjungpinang.
nggak punya kampung e??
ReplyDeletekasian... kasian...
tuh maen sama anak ayam sana kalo kesepian,
huahahahaha...
wakakakakakk...
qiqiqiqiqiqiq...
ya punya lah
ReplyDeletetapi kan orang tua kan di sini
anak ayam?
gak level,