Capek adalah sesuatu yang dirasakan makhluk hidup baik secara fisik maupun psikis dikarenakan oleh terkurasnya energi yang ia miliki untuk melakukan suatu hal.
Saat kita sedang beraktivitas, rasa capek kadang tidak akan kita rasakan karena ia terbenam oleh keasyikan kita dalam beraktivitas. Capek akan mulai terasa setelah kita tidak lagi beraktivitas. Nah sering kali diakhir aktivitas ini, sifat manusia yang memang sudah ditulis dalam Al Quran keluar, yaitu mengeluh.
Seringkali kata - kata yang keluar adalah " Capeek... " ( hmm bukan capek deh ya ).
Kata ini seringkali diiringi dengan muka yang memelas dan kadang seperti orang mau mati. Wajah lemas. Mata sayu, bicara layu, muka kuyu, sampai - sampai yang sedang berinteraksi dengannya pun tertular kecapekannya.
Tidak ada yang salah dengan capek. Yang salah adalah ketika kita mengeluh capek.
Persoalannya mudah saja. Jika anda tidak ingin capek maka yang anda lakukan adalah duduk di rumah, tidur dan tidak melakukan aktivitas apapun. Namun jika hal tersebut mustahil anda lakukan karena anda adalah makhluk Allah yang diciptakan untuk terus beraktivitas ( bahkan tidur pun merupakan aktivitas ) berhentilah untuk mengeluh bahwa anda capek.
Data menunjukkan tahun 2010 ada 246 pilkada di seluruh Indonesia. Angka fantastis untuk Indonesia baru saja punya peraturan tersebut. Pilkada pertama diselenggarakan tahun 2005 di Jawa Timur. Konon katanya memakan dana yang tidak sedikit.
Nah berdasarkan data 246 pilkada, tentunya diimbangi pula dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menggelar ajang pilih pemimpin. Jika pilkada di Kepri memiliki anggaran sebesar 70 miliar rupiah ( www.koran-jakarta.com ), maka bayangkan berapa yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai 246 pilkada?
APBN dan APBD rasanya hanya dihabiskan untuk menggelar pesta rakyat ini saja.
Biaya demokrasi memang mahal, namun kemahalannya tak sebanding dengan hasil yang didapat. Hasil pemilihan tak bisa memuaskan rakyat. Pemimpin yang terpilih ternyata tak sesuai harapan. Habis sudah uang untuk biaya pilkada. Lebih baik kembali pada sistem sediakala, lebih irit dan tidak repot seperti saat ini.
Jadi ceritanya begini. Malam ini saya bertemu lagi dengan tiga orang sahabat semasa SMP dulu. Kami dulu di SMP sejak kelas dua sudah dekat dan ke mana - mana bersama. Senang rasanya diterima di antara mereka. Teman - teman yang sangat saya kasihi itu punya kelebihan dan karakter masing - masing.
Yang pertama adalah S. Walau dia adalah yang paling kecil di antara kami ( saya yang paling tua karena lahir di awal tahun, Januari ) namun dia memiliki pemikiran yang menurut kami sangat dewasa. Ia selalu membuat target - target dalam hidupnya. Kedua yaitu M, cewek cantik berprestasi dan disenangi banyak orang baik laki- laki maupun perempuan. Di antara kami, dia memang paling unggul. Dan yang ketiga ialah S. Sifat lembutnya tak pernah bisa saya tiru dari dulu. Terkadang malu sendiri dengannya yang lembut, sementara saya adalah orang yang sama sekali tidak bisa lembut. Yang saya banggakan tentang mereka ialah mereka adalah teman - teman yang memiliki intelektual tinggi dan punya sikap yang baik, tidak seperti anak muda kebanyakan ( terutama ketika kami sekolah dulu ).
Nah di ulang tahun M yang ke 20 tahun akhirnya kami pun memutuskan untuk kumpul lagi. Rindu sekali dengan M yang hampir 5 tahun tidak pernah saya temui secara fisik. Bertemu mereka malam ini adalah anugrah bagi saya, kerinduan saya memang belum sepenuhnya terobati karena kami hanya bercakap - cakap selama dua jam.
Tidak banyak perubahan yang saya lihat dari diri mereka, terutama secara fisik. Mereka masih seperti yang dulu. Mungkin hanya M, sudah berjilbab walau seingat saya sudah pernah saya lihat sebelumnya.
Saat mereka melihat saya dalam balutan busana muslimah yang saya kenakan sekarang, M seketika langsung berdiri dan memandangi saya dari atas hingga bawah.
" Nurul, nko ngapa bisa macam ni??? " ucapnya seperti tak percaya bahwa yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Nurul Azizah teman SMPnya dulu.
" Heeee bagus kan.... " kata saya sambil nyengir pada Sp dan Sr yang juga memandang dengan pandangan yang sama. Dalam hati saya hanya bisa meminta pada Allah agar dikuatkan pendirian dan dihilangkan rasa minder.
" Waah Nurul, selamat ya sudah berislah..." ucap M sambil menjabat tangan saya. Btw, islah apaan ya?
Ketika saya tanya, dia pun tidak tahu apa itu islah. Hihihihi.....
Inilah reaksi yang selalu saya terima jika bertemu teman - teman lama semasa sekolah dulu. Mereka menanyakan alasan saya mengapa saya berpakaian seperti ini. Hmm agak bingung juga menjawabnya agar diterima oleh mereka. Ketika M, Sp dan Sr menanyakan alasan mengapa baju dan jilbab saya begitu panjang ( jilbab saya sebenarnya jika dibandingkan dengan yang lain masih tergolong pendek loh ), saya hanya bisa menjawab karena saya mendapat pemahaman di KAMMI. Di antara mereka sepertinya hanya M yang mengerti apa itu KAMMI ( karena awalnya dia kuliah di Yogyakarta ).
Mereka sebenarnya tidak heran dengan rok yang saya pakai ( karena mereka mengerti dari SMP saya hampir tidak pernah memakai celana jeans ), tapi jilbab dan baju.
Hmmm..... Ini baru teman SMP. Saya harus berpikir keras dan cerdas lagi saat akhir semester nanti bertemu dengan teman - teman dekat semasa SMA yang hampir semuanya tidak memakai jilbab dan sama sekali tidak satu pikiran dengan saya. Saya mesti mengemukakan alasan apa lagi ya jika nanti ditanya? Secara mereka adalah orang - orang yang tergabung dalam geng norak ( saya salah satunya juga ). Ketua norak yang super lebai itu pasti akan berkata, " Onde Uniiiiiiiii manga pakai baju gadang - gadang?? "
Huft..... Sambutan yang luar biasa pastinya nanti yang akan saya terima.
Namun saya bersyukur karena artinya mereka punya perhatian terhadap saya.
Dan yang lebih saya syukuri adalah hidayah yang Allah berikan pada saya hingga hari ini. Semoga mereka juga mendapatkan hal yang sama. Amin.
* Teruntuk 3 sahabat saya yang sangat saya sayangi, tak sempat kupeluk kalian semalam. Semoga kita bertemu lagi pada hari yang sudah kita sepakati bersama.
Saya kembali lagi untuk berbagi cerita dengan teman – teman semua. Taukan bukunya Mbak Nurul F. Huda yang judulnya Ngerumpi Sembari nyari Kutu ( duh lupa juga apa judul tepatnya, maf ya mbak Nurul )? Pasti tau dong. Nah, yang mau saya ceritakan kali ini bukan mengenai buku itu melainkan buku – buku yang ada di rumah saya.
Hihihihi….gak nyambung kali yah apa hubungannya dengan buku Mbak Nurul itu ( saya belum baca nih, mau beli dananya udah dialokasikan ke tempat lain. Mau pinjam malu juga hehehehe….). Tapi buat teman – teman yang baca tulisan saya yang kadang gak penting ini mesti langsung melaju ke toko buku n beli buku itu ( ntar pinjam ya..haaa )
Koleksi bacaan di rumah saya baik yang bentuknya buku maupun majalah belumlah seberapa. Orang lain punya buku yang lebih banyak dripada saya. Hmmm saya jadi bertekad untuk memenuhi lemari di ruang tengah dengan buku – buku saya.
Saat ini saya punya beberapa koleksi majalah Annida ( karena dulunya saya terlalu banyak murabbi dan bingung menentukan manakah yang pertama akhirnya saya memutuskan bahwa dia adalah murabbi pertama saya ). Rasa syukur saya ucapkan pada Allah swt karena masih dapat kesempatan untuk memiliki Annida dalam bentuk cetakan. Kebingungan saya buka situsnya, gak tau mau baca yang mana. Lagipula rasanya ribet klo majalah itu harus on line. Yah mau gimana lagi demi bumi yang sangat kami cintai, annida mengambil langkah untuk terbit secara on line ( ada yang mau ngikuuuut??? ).
Saya gak maulah ceritain kisah saya dengan Annida kali ini ( tulsian berikutnya ya, Insya Allah ). Saya Cuma mau sharing tentang buku – buku di rumah saya. Nah, hobi beli buku sudah ditanamkan sejak SMA dengan berdarah – darah gak jajan di sekolah (berlebihan ). Sementara teman – teman lain ke kantin saya ebih suka tetap di dalam kelas atau keluyuran ke kelas lain mencari orang – orang yang bernasib sama ( sedih banget kayaknya )
Salah satu buku favorit saya hingga saat ini adalah biografi singkat Presiden Iran yang berjudul Ahmadinejad! David di Tengah Angkara Goliath Dunia yang ditulis oleh Muhsin Labib dkk dengan pengantarnya Rosianna Silalahi. Meski saya tidak lagi bisa mengingat keseluruhan isi buku tersebut namun hingga saat ini adalah buku terbaik yang benar – benar saya nikmati saat membacanya. Diawali dengan sejarah Revolusi di Iran yang menggulingkan kekuasaan Syah Pahlevi. Kemudian cerita bergulir lagi tentang keadaan Iran hingga sampailah kepada tokoh Iran yang menjadi pembicaraan hangat di dunia barat saat itu ( rentang tahun 2005 hingga 2007 ). Di dalam buku ini ditulis perjalanan hidup Ahmadinejad, ketika ia menjadi mahasiswa kemudian berhasil menjadi walikota Teheran di mana ia banyak mengambil kebijaksanaan yang menekan sisi religius. Tak hanya itu ia juga berjasa pada masyarakat Teheran atas keberhasilannya dalam hal manajemen transportasi dan lalu lintas perkotaan yang merupakan spesialisai dan keahliannya. Kekaguman saya bertambah ketika saya membaca buku ini ( buku ini saya beli tahun 2007 ) yaitu mengenai sikapnya menghadapi Amerika ( Bush ) saat itu yang menginginkan proyek nuklir Iran dihentikan.
Wooow…!! Sungguh sosok pemimpin yang saya inginkan dan hayalkan saat itu. Pikiran saya terbang memikirkan seandainya Indonesia punya presiden seperti Ahmadinejad.
Ups, kembali ke masalah buku – buku saya ternyata setelah sekian lama saya baru menyadari bahwa saya senang membeli beberapa buku biografi tokoh – tokoh besar saat itu. Namun sayangnya tokoh – tokoh ini bukanlah tokoh – tokoh Islam yang seharusnya banyak saya baca ( duh baru nyadar sekarang nih ). Biografi Fidel Castro, Hugo Chavezdan Che Guevara ada di lemari. Yapz mereka adalah tokoh – tokoh yang getol sekali melawan Amerika dan kebijakannya yang seenak hatinya itu.
Lebih anehnya lagi entah apa yang saya pikirkan saat membeli buku yang berisi kisah hidup wanita – wanita binal yang paling berpengaruh di dunia. Hahaha mungkin karena harganya yang murah ( waktu itu kebetulan ada di pasar loak, kemudian saya menjadi gila untuk mencari buku – buku murah dan sesuai selera ). Tapi buku ini sudah dibaca oleh beberapa teman sekelas saat duduk di kelas 3 SMA. Geli juga jika mengingat bagaimana tertariknya mereka pada buku itu.
Nah buku saya selanjutnya adalah buku yang bisa memotivasi saya untuk jadi lebih baik dan tetap berpikir positif dalam kondisi apapun. Yah tidak hanya dalam buku saya dapatkan, namun juga di dalam majalah Annida ( thanks to Annida ).
Dan yang paling fenomenal bagi saya adalah buku Harry Potter yang sangat saya sayangi itu. Huft… teringat bagaimana gigihnya ( lebai ) saya untuk mengumpulkan uang jajan, upah mengajar dan rezeki yang tidak terduga hanya untuk menjadikan buku itu salah satu koleksi di lemari saya. Dua buku terakhirnya memang sudah saya tekadkan untuk saya beli sendiri. Dengan demikian saya tidak perlu lagi meminjam pada teman. Namun betapa sedihnya saya saat seorang teman meminjam buku hijau keenam seri Harry Potter dan mengembalikannya dalam keadaan yang tidak sepatutnya. Sejak itu saya bertekad dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi meminjamkan buku Harry Potter pada siapapun.
Beberapa buku yang mengerikan namun menurut saya bagus sekali dalam menambah pengetahuan ialah buku mengenai peperangan akhir zaman yaitu Armageddon, Global Warming ditinjau dari Al Quran dan hadits, Menguak Misteri Muhammad. Yah saya tidak bisa menyebutkan semuanya.
Penyakit saya dengan buku – buku yang sudah saya koleksi dari SMA ialah jarang saya membacanya hingga akhir. Di antara buku – buku iru banyak sekali yang belum saya baca hingga halaman terakhir bahkan juga ada yang belum saya sentuh sama sekali. Hanya membalik – balik halaman kemudian meletakkannya kembali dlaam lemari ^_^ semoga di lain waktu saya bisa menyelesaikan seluruh buku bacaan yang ada di rumah ( hmmm tampaknya saya sudah punya schedule di hari tua nanti hihihihi ).
Demikian tulisan saya yang gak penting ini hahaha Saya hanya ingin berbagi. Saya rasa buku- buku inilah yang mempengaruhi cara berpikir saya saat ini. Thanks for reading.
Tg. Pinang, 25 Mei 2010
09.30 in the hot morning, a day before the election
* Daam rangka mengingatkan diri sendiri akan buku – buku yang ada di rumah dan berusaha membacanya sampai selesai ( keep on reading!! )
Apa yang saya dapatkan dari Madrasah Klasikal 1 Minggu 23 Mei 2010? Banyak. Apa yang disampaikan oleh pemateri yang tak lain adalah ketua kamda KAMMI Daerah Kepri mampu membangkitkan semangat kader yang melemah akhir – akhir ini ( atau jangan – jangan Cuma saya aja nih ).Saya yang awalnya tidak tahu bahwa beliau adalah pemateri untuk MK kali ini merasa bahwa beliau datang di waktu yang tepat sebab inilah yang saya harapkan agar kamda turun ke komisariat dan melihat kondisi kader pada saat MK, sebuah agenda wajib alumni DM1 dalam rangka menuju akreditasi menjadi kader AB1.
Nah tulisan kali ini bukan ingin membahas bagaimana dan melalui jalur mana saja Islam masuk ke Indonesia walaupun hal itu memiliki korelasi dengan apa yang akan saya sampaikan berikut ini berdasarkan ingatan saya tentang apa yang disampaikan tadi pagi.
Madrasah klasikal ini dibuka dengan kalimat basmalah ( agar acara ini diberkati ) dan rasa syukur pada Allah karena masih diberi nikmat sehat dan kesempatan serta iman dan Islam. Ketua Kamda membuka materi dengan terlebih dahulu memberikan pembukaan surah Al Baqarah : 249
” Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata,” Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum airnya, dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangannya.” Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil diantara mereka. Ketika dia ( Takut ) dan orang – orang yang beriman bersamanya menyebrangi sungai itu, mereka berkata, ” Kami tidk kuat lagi hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, ” Betapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang – orang yang sabar. ”
Inilah ayat pembuka yang disampaikan di mana maksud dan tujuan dari hal tersebut ialah untuk membangkitkan semangat kader yang meredup saat ini. Kita saat ini yang tergabung dalam wadah KAMMI adalah orang yang yang patut mensyukuri nikmat hidayah yang Allah berikan. Dan sudah sepatutnya kita tunjukkan rasa syukur kita itu salah satunya adalah dengan menghadiri MK kali ini. Minimnya jumlah kader terutama ikhwan merupakan pemandangan yang sudah biasa namun miris sekali untuk disaksikan. Begitu banyak alasan yang dikemukan untuk tidak hadir dalam majelis ilmu yang insya Allah merupakan majelis Allah dan yang hadir di dalamnya disebut – sebut oleh Allah namanya di hadapan para malaikat.
Tak sukakah kita diajak untuk menempuh sebuah jalan yang insya Alah telah Allah janjikan pahala yang besar di sisiNya. Pahala yang sulit sekali untuk habis karena ia selalu sambung menyambung yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah, saudaraku sekalian, demikian ucap ketua kamda kami.
” Nah saat ini antum semua bergabung dalam wadah KAMMI. Inilah wajah dakwah kita. Wajah yang akan kita gunakan untuk mengajak mahasiswa – mahasiswa di kepri ini untuk bergabung bersama kita. Bersemangatkah antum untuk merekrut untuk mengajak mereka bergabung?? ” lanjutnya.
Namun bagaimana kita akan meyakinkan orang – orang yang akan kita ajak jika kita sendiri tidak memiliki modal untuk mengajak mereka. Di madrasah inilah kita semua dibekali dengan pengetahuan – pengetahuan yang bisa kita olah dan kita jadikan modal untuk menarik mahasiswa – mahasiswa untuk turut serta dan memberikan kontribusinya kepada KAMMI. Sebagaimana yang dinamakan madrasah atau sekolah, maka haruslah dihadiri secara rutin agar tidak ketinggalan satu materipun.
Meskipun minim kader adalahfenomena seluruh organisasi saat ini di seluruh Indonesia, namun tentunya ini tidak melemahkan kita sebagai kader KAMMI. Memang susah untuk mengajak mahasiswa saat ini untuk diajak berorganisasi, apatah lagi untuk berdemonstrasi ( kecuali diiming – imingi dengan materi ). Sebagai contoh, Medan yang memiliki ribuan mahasiswa, tempat yang memercikkan api reformasi dulunya kini sangat sulit untuk mengumpulkan mahasiswa utnuk berdemo. Riau yang juga memiliki banyak mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk mengumpulkan bahkan hanya untuk 200 mahasiswa saat ini ( bisa dilihat jumlah kader KAMMI yang melakukan aksi terakhir di Kapolda dalam rangka memperingati reformasi 12 tahun yang lalu ).
Bagaimana mungkin Indonesia dapat bangkit jika mahasiswanya, di mana mahasiswa terkenal dengan intelektualnya yang tinggi, daya kritis yang memadai, memiliki idealisme dan selalu bersemangat, lebih senang untuk berdiam diri di rumah ataupun terjerumus kepada hal – hal yang tidak bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, orangtua, orang lain bahkan bangsanya? Mahasiswa Indonesia yang mayoritas beragama Islam bahkan tidak peduli dengan agamanya sendiri.
Kita masih ingat bagaimana seorang buruh bernama Adolf Hitler dengan partai nasionalisnya Nazi mampu membuat jerman bangkit dari keterpurukan setelah perang Dunia I. Terlepas dari bagaimana cara Hitler membangun pasukan militernya, kita seharusnya mampu mengambil hikmah dari sejarah ini di mana Hitler dengan semangat dan tekadnya mampu membuat pasukan sekutu juga Uni Soviet kalang kabut menghadapi pasukannya.
Jerman mampu bangkit dengan tulisan – tulisan Adolf hitler pemimpin Nazi itu dalam kitabnya Mein Kampf ( Perjuanganku ). Nah mengapa kita umat Islam negeri ini yang memiliki Al Quran dan hadits peninggalan Rasulullah saw juga tidak mampu bangkit??
Karena itu teman – temanku, saudara – saudaraku, sediakanlah waktumu untuk menghadiri kegiatan – kegiatan yang telah di agendakan oleh pengurus – pengurus KAMMI. Sesungguhnya kegiatan ini adalah untuk, dari dan oleh kita juga. Bukankah demikian demokrasi yang kita anut??? ^_^
Tanjungpinang, 24 Mei 2010
Midnight 00.32 WIB
Selalu dalam rangka memperbaharui semangat
* Tulisan tentang sejarah Islam di Indonesia akan saya lanjutkan di kemudian hari, Insya Allah...
Hahahahahaha...
Ini adalah foto tersadis yang kami dapatkan di Malam Keakraban Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan tersebut yang diketuai oleh Bu Sukarsih.
dari kiri ke kanan : Taufik Bakau, Rikky Romansyah, dan Muhammad Rizawandi
Mereka adalah kumbang di kelas kami yang isinya sudah tak seberapa itu. Mereka adalah peramai di kelas kami, jujur saja jika mereka tidak datang, kelas yang hanya di tempati oleh 30 orang itu yang sebagin besar penduduknya adalah perempuan akan terasa sepi. Yah, harus ada yang nyeletuk saat dosen ngoceh di depan. Nah mereka inilah pahlawan - pahlawannya ( berlebihan ).
Ada satu kesamaan di antara Kak Taufik dan Rizawandi. Sama - sama botak dan sama - sama anggota BBB alias Budak - Budak Bodoh. Wakakakaka.....
Yah tulisan ini tidak bermaksud untuk menjelekkan mereka. Saya hanya ingin mempublikasikan mereka lewat blog saya dan saya rasa saya akan menerima komisi dari mereka jika suatu saat mereka akan jadi terkenal. Saya melakukan ini dikarenakan rasa iba saya atas usaha mereka yang gagal untuk mempublikasikan dirinya di facebook.
Yaah begitulah nasib anggota BBB ini.
Majelis minggu ini benar – benar membuat hatinya miris. Ia yang datang ke markas dalam keadaan terburu –buru karena tahu bahwa ia sudah terlambat dari jadwal yang diberitahukan oeh panitia, harus kembali mengurut dada begitu memasuki markas. Ia hanya mendapati dua orang perempuan yang tengah asyik dengan bacaannya masing – masing.
Dimasukinya markas dengan tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu dan kemudian menyalami mereka satu persatu. Setelah saling menanyakan kabar, ia dan kedua perempuan itu tenggelam dalam bacaannya masing – masing. Tak betah dengan bacaannya ia menekuni handphonenya dan mengirim pesan singkat kepada teman – temannya yang belum datang untuk segera datang.
Tak lama kemudian inboxnya mulai dipenuhi oleh balasan pesan yang ia kirim tadi. Betapa sedih dan kecewanya ia saat membaca pesan – pesan itu. Hampir seluruhnya mengatakan jika mereka tidak bisa datang dengan berbagai jenis alasan. Kuliah, sedang membuat tugas, tidak ada kendaraan, sampai ada yang mengatakan lupa, ada juga yang tidak tahu sama sekali. Astaghfirullah.... Hanya itu yang bisa ia katakan. Kembali ia menata hatinya dan mulai mengingat – ingat apa yang harus ia lakukan jika kembali berhadapan dengan situasi seperti ini.
” Saya dulunya seperti kamu ini. Kecewa dengan teman – teman yang tidak datang kegiatan. Namun yang bisa kita lakukan hanyalah berhuznuzon pada mereka. Berprasangka baiklah, karena itu yang dipesankan Imam Syahid Hasan Al Banna. Beliau berkata, carilah 99 alasan yang membenarkan saudaramu yang tidak menghadiri pertemuan ini. ” ingatannya melambung pada kata – kata seorang perempuan yang sangat dirindukannya untuk bertemu kembali.
Sejuk hatinya jika ia kembali mengingat kata – kata perempuan itu. Apa yang disampaikan oleh perempuan itu sangat membantunya untuk terus berprasangka baik dan mencari segala macam alasan untuk membenarkan ketidakdatangan teman- temannya. Walau terkadang ia kesal, namun ia sadar bahwa ini adalah tantangan yang harus dihadapinya dan jika terus saja kesal artinya ia sudah kalah dalam pertarungan.
Ia harus belajar untuk memosisikan dirinya sebagai orang lain, sebagai teman – temannya. Ia juga harus belajar dan tahu bahwa setiap orang memiliki urusan masing – masing yang mungkin saja lebih penting ketimbang hadir di majelis itu dan ia tidak berhak memaksa mereka untuk datang. Ia mesti memahami kesulitan – kesulitan mereka untuk menghadiri majelis itu. Ia harus memaksakan dirinya untuk tidak marah karena ia sudah tahu bahwa marah tidak akan menyelesaikan masalah. Ia wajib tersenyum lagi pada teman – temannya saat bertemu karena ia tidak ingin merusak persaudaraan atas nama Allah ini dan menghancurkan bangunan yang telah susah payah ia bangun. Ia juga harus selalu berusaha mengingat mereka dalam doanya dan memintaNya untuk mengumpulkan mereka di surganya kelak walau kadang ia lupa mendoakan mereka.
Akhirnya majelis minggu ini berjalan dengan dihadiri oleh mereka yang masih punya kesempatan dan kesehatan untuk memenuhi undangan si pengundang. Ditanamkannya kata – kata pemateri bahwa sesungguhnya Allah menyebut – nyebut nama orang yang berkumpul untuk menuntut ilmu dihadapan para malaikat, dosanya diampuni bahkan ikan di laut pun mendoakannya dalam perjalanannya menuju majelis.
Mendengar itu merinding sekujur tubuhnya........
Tg. Pinang, 21 Mei 2010
Pagi yang dingin 10.00 WIB
* Selalu dalam rangka memperbaiki diri dan hati
Pada hari ini DKP KAMDA Kepri turun lagi untuk aksi. Aksi kali ini dalam rangka sosialisasi pemilukada Kepri yang tinggal 9 hari lagi ( 26 Mei 2010 ). Aksi dijadwalkan pukul 16.00 WIB, namun ternyata budaya ngaret masih belum bisa dikikis.
Dalam perjalanan menuju ke lapangan Pamedan, tempat kami biasanya membuat aksi, saya melewati Pengadilan Negeri dan melihat begitu banyak polisi yang berjaga - jaga dan puluhan orang yang menurut saya mukanya seram - seram. Dan begitu melewati bundaran Pamedan, tahulah saya baru saja KRPB ( Komisi Rakyat Pemilu Bersih ) baru saja mengadakan demo dalam rangka menolak surat pailit calon - calon gubernur itu.
Saya jadi khawatir jika masyarakat akan mengira KAMMI lah yang baru saja berdemo dan memasang karton - karton berisi gugatan KRPB tersebut.
Namun ternyata aksi kami tetap dilanjutkan. Karena tadi pagi barusan ada demo KRPB, maka lumayan ramelah polisi - polisi di Pamedan. Duuuh kayak aksi KAMMI heboh aja. Padahal kan hanya sosialisasi ( aksi damai gitu loh ). Kami juga gak buat rusuh.
Nah, tibalah Jamhur Ar Rahman selaku Ketua DKP KAMDA Kepri membagi - bagi tugas. Beberapa akhwat menyebar ke empat titik lampu merah untuk menyebarkan selebaran sosialisasi. Saya yang baru saja tiba karena diminta untuk memfoto kopikan selebaran, langsung ditunjuk untuk berperan jadi Aida Ismeth.
Karena tidak ada pilihan lain ( akhwat lain pada gak mau ) akhirnya saya ( Aida Ismeth ), Kak Ramsy ( Nyat Kadir ) dan Kak Hendry ( H.M. Sani ) berjalan menuju bundaran.
Oh betapa malunya saya saat itu. Harus berdiri di tengah jalan sembari memegang map bertuliskan angka tiga. Kami bertiga memutari bundaran itu ( udah kayak komedi putar ja ). Saya benar - benar berharap ayah saya ataupun siapa pun yang saya kenal melewati Pamedan dan melihat saya di tengah - tengah bundaran itu ( kayak gak ada kerjaan, pasti itu pikir mereka ).
Mendingan juga Hafiz yang berdiri tak jauh dari bundaran sambil mengibarkan bendera KAMMI. Saya harus berputar -putar mengikuti dua orang konyol ini. Yaaah, perut saya harus menahan sakit akibat kekonyolan mereka selama kami mengitari bundaran kecil itu. Ada - ada saja tingkah yang dibuatnya. Sayang sekali saya tidak mahir untuk menuliskan kekpnyolan mereka dalam bentuk tulisan.
Bagaimana pun juga,aksi kali ini adalah aksi saya dan teman - teman di KAMMI Kepri yang ke sekian kalinya. Walau jumlah yang saya harapkan datang tidak sesuai harapan, namun selalu ada pikiran positif yang harus saya sisipkan atas ketidakhadiran mereka sore ini.
Saya hanya berdoa agar semangat di dalam dada kader KAMMI Kepri tidak meredup, melainkan semakin bersinar terutama untuk para ikhwan pasca rihlah mereka ke Batam sehari yang lalu (16/5 ).
Seperti yang dipesankan oleh Ketua KAMDA Kepri usai aksi, bahwasanya kader tidak harus hanya menjaga kesehatan jasmani mereka, namun juga kesehatan ruhiyah mereka. Semoga pesan ini bisa tersampaikan kepada seluruh kader KAMMI di mana pun berada terutama kepada saya sebagai penyampai pesan ini.
Untuk teman - teman yang hari ini tidak berkesempatan hadir, ramaikanlah aksi KAMMI berikutnya.
* Dalam rangka membangkitkan semangat yang memudar