Saturday 13 March 2010

Malaikat Sony


-->
Malam ini saya mengawali Hari Klasikal dengan bercerita tentang Abu Nawas yang diundang oleh panitia mesjid untuk mengisi ceramah. Tapi yang akan saya ceritakan pada anda bukanlah tentang Abu Nawas, melainkan sesuatu yang membuat seluruh santri malam itu tertawa terpingkal-pingkal.
Saya melanjutkan dengan mengajak semua anak untuk menyanyikan lagu Malaikat yang dipopulerkan oleh Raihan.
Mari mengenal 10 malaikat
Dicipta Allah daripada cahaya
Ianya juga rukun iman kedua
Mari bersama kita hafal namanya
Jibril, Mikail, Ridwan, Malik
Munkar, Nankir, Raqib, Atid
Izroil, Isrofil semuanya
Sepuluh malaikat kita hapal namanya
Kemudian mereka mulai grasa grusu. Ada yang mulai ngobrol lagi dengan teman di sebelah, ada yang usil dengan mencoel teman di depan belakang kiri kanan atas bawah ( wah kayak setan dong ).
            ” Sebutkan satu nama malaikat yang kamu tahu ”, kata saya sambil menunjuk salah satu santri yang langsung mematung, entah karena takut dengan saya atau karena mikirin jawaban yang saya minta.
            ” Jibril ”
            ” Bagus, apa lagi? ” tunjuk saya pada santri lain.
            ” Mikail ”
            ” Ridwan ”
            ” Raqib ”
            ” Atid ”
            ” Munkar Nankir ” jawab salah seorang santri lagi sementara temannya yang lain bersiap dengan jawaban mereka. Di saat yang sama saya melihat seorang santri yang ternyata dari tadi sama sekali tidak memperhatikan saya.
Sambil menyipitkan mata dan bibir dibentuk sedemikian rupa ( anda tidak akan bisa membayangkan seperti apa rupa saya ) saya langsung mengarahkan perhatian semua santri kepadanya dengan berkata, ” Kamu? ”
            Terkejut bukan main dia. Terperanjat dan matanya jadi besar ( bukan melotot ).
            ” Sony! ”
            ” Hahahahahahahahahahahahahahahahahaha...........!!! ” meledaklah tawa di kelas itu saat dia menyebutkan namanya sendiri. Saya yang awalnya berniat untuk marah harus mengurungkan niat karena bibir saya tidak bisa diajak kompromi untuk tidak tertawa. Dia yang ditertawakan hanya bisa bengong bingung tanpa tahu kenapa anak-anak tertawa sampai-sampai saya kewalahan untuk menenangkan mereka kembali.
            Bagi saya, Hari Klasikal kali ini benar-benar membuat saya terkesan. Saat saya harus mengingat kembali wajah polos Sony ketika saya bertanya nama malaikat dan ia menjawab namanya sendiri, senyum geli tak bisa lepas dari wajah saya.

Tanjungpinang, 12 Maret 2010

2 comments:

  1. Sugi...
    Sugi.. bu...

    malaikat yang baik hati, ramah tamah, rupawan dan suka menabung...!!

    ck.. ck... ck...
    pas banget tuh...

    ReplyDelete
  2. Malaikat sugi???

    makin aneh ni orang

    ReplyDelete