Saturday 7 November 2009

Mengirim Makalah Via Surat Elektronik

Sudah saatnya para dosen dan mahasiswa menggunakan teknologi yang ada dalam mengumpulkan makalah.

Penulis menyarankan agar seluruh mahasiswa beserta dosen memiliki e-mail ( electronic mail ). Dengan e-mail atau surat elektronik para mahasiswa tidak lagi perlu mencetak hasil makalah mereka dalam bentuk hardcopy. Cukup mengetik di computer kemudian mengirim makalah tersebut ke alamat e-mail dosen terkait.

Cara ini sangat praktis, cepat, dan hemat. Dan tidak ada yang akan dirugikan dalam hal ini. Jika sistem pengumpulan makalah mahasiswa seperti yang penulis sebutkan, maka manfaatnya banyak sekali.

Kemudahan bagi para mahasiswa. Mereka tidak lagi perlu mem-print hasil makalah tersebut di kertas. Dari segi ekonomi, mahasiswa dapat berhemat. Mereka hanya perlu membayar layanan internet yang mereka pakai. Tidak perlu membayar hasil tersebut per lembarnya. Harga kertas yang mulai mahal membuat harga print juga mahal. Di beberapa tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa kota Tanjungpinang untuk mencetak tugas mereka, harga per lembar adalah Rp. 1.000,- dan untuk covernya Rp. 2.000 per lembar. Tentu saja ini sangat memberatkan keuangan mahasiswa yang memang sudah berat.
Jika satu makalah terdiri dari 12 lembar maka biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa tersebut adalah Rp. 12.000,- untuk kertas biasa dan Rp. 4.000 untuk covernya. Total seluruhnya ialah Rp. 16.000,- Ini belum ditambah dengan layanan internet ataupun sewa computer yang mereka gunakan untuk mengetik.
Bayangkan jika mereka mengambil 10 mata kuliah dalam satu semester. Berapa biaya yang mereka butuhkan untuk membuat makalah?

Bagi penulis, makalah dalam bentuk kertas ( hard ) adalah pemborosan. Setelah dosen membaca dan menilai makalah yang dibuat oleh mahasiswanya ( sebenarnya penulis agak meragukan, benarkah dosen-dosen tersebut membaca makalah itu dengan cermat ), logikanya, makalah itu hanya akan jadi tumpukan kertas yang tak berarti. Terkumpul di sudut rumah dosen yang jika tumpukan itu sudah meninggi maka ia akan membuangnya. Hufff…… sungguh sangat tidak efektif. Walaupun makalah tersebut sudah menjadi hak dosen, namun di sana terdapat kerja keras mahasiswa dalam mengumpulkan data dan informasi.

Bila makalah dikirim via e-mail, makalah tersebut masih dapat disimpan dengan rapi dalam bentuk file di computer ataupun flashdisk. Mudah dibawa dan sangat praktis jika dosen ingin membacanya lagi. Dan memory yang diperlukan juga tidak begitu besar, jadi dapat memuat makalah puluhan mahasiswa.

Lagipula jika makalah bentuknya soft, akan lebih memudahkan dosen membacanya. Cukup buka e-mail, simpan dan baca di manapun serta kapan pun ( bagi dosen yang menggunakan laptop ).

Perbaikan makalah juga akan lebih mudah. Tinggal meng-edit paragraf atau kalimat yang dimaksud tanpa harus mengeluarkan biaya cetak lagi.

Untuk itulah penulis berharap kepada dosen di seluruh universitas dan sekolah tinggi di Tanjungpinang agar tugas makalah yang mereka berikan dikirim via e-mail. Selain praktis dan cepat, cara ini sangat hemat dan tidak membebani mahasiswa secara ekonomi.