Friday, 12 November 2021

Perjalananku Membuat Sop yang Enak

 Hari ini aku bikin sop daging dengan campuran kentang dan wortel. Dagingnya beli di warung, full daging g pake tulang. Hmmm nikmaaat... Alhamdulillah

Ga nyangka ternyata bisa bikin sop daging seenak itu hahaha

Biasanya klo aku bikin sop untuk anak anak, g ada rasa pengen nyicipin atau menjadikannya lauk utama di piring. Ketika aku bikin sop ayam atau daging, biasanya akan bikin lauk lainnya. Selain untukku, juga untuk Bg Rio yang biasanya akan selalu minta dibuatkan sambal kalau aku masak gulai atau sop. Karna kalau cuma sop aja, rasanya ada yang kurang ya kan xixi


Nah balik lagi ke sop, pertama kali aku bikin sop sendiri adalah ketika Farah masuk fase mpasi. Fase yang sangat chaos dan cukup buruk yang pernah aku alami. Tiga bulan pertama yang hanya menyentuh sedikiiiit saja apa yang kubuat untuknya. Iya hampir 3 bulan berkutat pada apa yang harus kuberikan padanya. Dan terlalu saklek ga mau ngasih mpasi instan. Dan alhamdulillah akhirnya berakhir juga ketika aku memasrahkan, ya sudahlah nak. Mau makan oke, g mau juga g apa. Toh nanti akan ada masanya ingin makan. 


Ketika mpasi itulah aku belajar masakan dasar untuk anak anak yaitu sop. 

Awalnya hanya menumis bawang putih dan bawang merah kemudian dikasih air. Setelah mendidih baru kumasukkan wortel, kentang dan ayam atau telur puyuh. Hampir setiap hari begitu dan setiap hari pula aku mengoreksi rasanya. 


Farah adalah penyicip makananku dan amat sangat jarang setelah fase awal mpasi dia mengatakan tidak untuk makananku. Hampir semua yang kumasak ia makan sampai habis dan selalu berbinar saat memakannya. Ibu mana yang tak terharu 


Lalu aku pun belajar cara membuat sop yang enak. Pertama kali belajar dari Uni karna awal menikah aku tinggal bersama Uni, belajar masak pun darinya. 


Metode Uni dalam membuat sop simple dan menurutku rasanya enak. 


Ayam atau daging direbus terlebih dahulu bersma beberapa siung bawang putih yang digeprek lalu tambahkan merica bubuk. Setelah mendidih barulah bumbu sop dimasukkan, kecuali kayu manis. Selagi menunggu sayuran masak, iris beberapa bawang merah dan goreng kemudian masukkan ke dalam rebusan sop. Terakhir masukkan dedaunan dan koreksi rasa. 

Saat masak dengan Uni Mira, daun sopnya ga diiris. DImasukin full dan daun bawang diiris kasar besar besar. Sementara Bg Rio lebih suka kalau dedaunan itu diiris agar semuanya dimakan, baik untuk tubuh. 


Alhamdulillah, hingga kini anak anak ga pernah nolak ketika di dalam nasinya ada potongan daun bawang dan seledri.


Kemudian, aku sering ke rumah Ka Tika (suaminya, Uda Sukri adalah teman se PT bg Rio dulu). Masaknya jago dan ga pernah gagal. Apapun yang dimasak enak semua lah ixixi


Darinya aku pun belajar tentang memasak sop


Rupanya kak Tika ga nge geprek bawang putih, melainkan digiling bersama merica bulat. Setelah halus, ditumis dan disiram dengan air. Setelah air mendidih baru masukkan ayam/daging. Langkah selanjutnya sama. Kadang kadang, sayurannya seperti wortel dan kentang dikukus dulu. Nanti baru disiram dengan kuah sop saat disajikan.


Ketika kucoba memang sedikit berbeda terutama aroma yang ditimbulkan. Apalagi ketika bumbu sop juga sudah dimasukkan. Hmm wanginya menggugah selera. Dan cara ini kupakai terus menerus meski harus menggiling bawang putih dan mericanya. 


Satu hal lagi yang berubah adalah waktu memasukkan daun bawang dan seledri. Dulu dedaunan ini kumasukkan bersamaan dengan sayur lainnya atau setelah itu tapi dimasak cukup lama. Sekarang, dedaunan itu hanya kumasukkan sesaat sebelum mematikan kompor. Istilahnya sentuhan terakhir ya xixixi


DAn ternyata hasilnya memang beda. Lebih segar tapi tetap bisa dimakan oleh anak anak. Bau nya juga sedapppp


Kemudian, beberapa minggu yang lalu ada satu bahan lagi yang menjadi perjalananku dalam memasak sop. Yaitu buah pala.


Waktu itu kebetulan tetanggaku, Pia sedang di rumah dan aku sedang akan memasak sop. Sambil ngobrol aku pun menyiapkan bahan bahan. Saat aku menggiling bawang putih dan merica seperti biasa, Pia bilang ia biasanya juga menggiling buah pala. 


Di dalam bumbu sop itu kan isinya macam macam. Nah salah satunya ada buah pala yang hanya seimprit sebenarnya. Selama ini dia masuk bulat bulat dan g kemakan. 


Nah ternyata Pia menghaluskan buah pala ini bersama merica dan bawang putih. Oke, aku pun mencobanyaaaa


Hmmm wanginya memang ada beda. Lebih harum, meski aku g begitu tau soal rasa. Kalau rasa lebih dipengaruhi seberapa banyak garam atau penyedap yang kumasukkan ehheheh


Jadiiii begitulah perjalananku membuat sop ayam dan daging untuk anak anak. 

Kalau sop daging aku menambahkan geprekan jahe ke dalamnya. Agar tidak amis, begitu yang kudengar. Yang penting ga kebanyakan karna bisa mempengaruhi rasa dan aku g begitu suka, juga anak anak


Sebenarnya saat bikin sop ayam ataupun daging, aku amat sangat jarang memasukkannya ke dalam piring makanku. Entah kenapa tapi aku g begitu suka sop. Meski begitu, anak anak selalu menghabiskan yaa xixix apalagi kuahnya. 


Tapi saat aku bikin sop daging kemaren ternyata enak juga. Mungkin karna isinya emang daging semua tanpa ada tulang. Kuahnya juga oke apalagi sekarang aku g lagi menumis bawang merah. Tapi aku beli bawang goreng saja di warung dan ternyata lebih enak hehehe bahkan mereka bertiga memakan itu mentah mentah. Kriuk kriuknya mreka suka kali yaaa


Well, begitu laaah semoga masakan sop ku selalu disukai anak anak yaaaa. Selalu dirindukan xixixi 


Sekarang aku berusaha untuk ga over cook saat memasak agar rasanya lebih enak lagi dan segarrrr


Terima kasiiih sudah membacaaa


Kalau kalian ingin mencicipi sop buatanku, aku ga pede hahaha karna menurutku rasanya masih belum terlalu oke. Maasih di tahap hanya anak anaku yang menyukainya. Tapi kalau kalian memaksa ya g apa, ayo berkunjung k rumahku :)


Friday, 5 November 2021

Ngumpulin Niat Nulis Emang G Gampang

 Mau nulis itu emang dibutuhkan waktu dan niat ya. 

Ini judul udah tertulis di draft, hampir tiap hari juga buka blog tapi untuk melanjutkan tulisan butuh usaha hahaha

Karena udah mulai nulis lagi bulan ini, jujur sih aku ga tau sebenarnya mau nulis apaan. Begitu buka blog mentok mentok cuma blogwalking trus komen komen. Dan agak insecure sama tulisan blogger lain karna mereka udah nulis hal hal yang keren. 

Yah meski demikian harus semangat yaaaa, kata salah seorang di twitter: nulis di blog ya nulis aja, mau ada yang baca atau engga keep writing

Hmm bener juga sih. Dari awal blog ini juga bukan untuk tujuan komersil. Hanya tempat sharing dan cerita. Pengen sih blog jadi sumber pendapatan kaya blogger lainnya, tapi aku aja yang belum bisa fokus kaya gitu. 

Jadi sekarang diniatin nulis di sini ga perlu panjang panjang kecuali emang lagi mood. Cukup beberapa paragraf juga oke. 

Karna menurut orang orang, nulis tuh juga bisa jadi self healing. Entah sih maksudnya apa tapi dengan nulis ada rasa ringan g sih.