Friday, 25 November 2016

Farah First Trip

Huahahaha banyak banget ya nge post foto sampe belasan gitu.

Ini pertama kalinya ngajak Farah jalan keluar. Selama hampir dua bulan setelah lahiran, saya dan Farah hampir ga pernah ke mana mana kecuali depan rumah. Itu juga cuma sesekali n bentar doang.

Awal awal sih buat jemuran. Tapi berhubung bidan kami ga begitu nyaranin untuk berjemur jadi makin dikit deh waktu kami nongkrong di luar. Alasan ga jemuran sih kata bidannya sekarang ini lapisan ozon makin menipis. Yah efek global warming kali ya. Saya sih setuju aja. Kata bu bidan, yang penting cukup ASI

Kami bawa Farah ke batam center. Buset!!! Jauh banget ya.

Agak merasa bersalah juga sih bawa Farah sejauh itu apalagi sampe malam.

Kami perginya dadakan, ga direncanain. Jadilah saya sore itu heboh sendiri mengenai apa yang mau dibawa. Ya udah masukin aja semua. Celana, popok, selimut, kain bedongan, minyak telon sampe baju ganti buat saya. Kali aja dipipisin, maklum, Farah ga pake diapers hehehe...

Alhamdulillah Farah anteng banget. Mungkin karena kami keluar di jam tidur Farah biasanya. Jadi di perjalanan sampe kami makan n sholat kerjanya tiduuuuur aja. Pipis juga cuma sekali. Rewel minta susu pas kami mau pulang aja berhenti bentat buat beli roti bakar.

Wuaduhh saya yang rempong. Belum pengalaman netekin Farah sambil dalam gendongan sambil ditutupin pake jilbab juga -_-

Khawatir Farah rewel malamnya entah karena masuk angin atau lainnya. Tapi alhamdulillah engga. Cuma pas subuh aja rewel pake banget. Mungkin perutnya sakit. Saya susuin, gantiin bajunya n dikasih minyak habis tu tidur lagi. Hewww.... Ampun dah.

[Korean Drama] On the Way to the Airport ll Pembenaran Selingkuh?



Huft.... Nonton drama selingkuhan gini emang berat dan kadang bikin baper sendiri. Beda banget feelnya nonton drama dengan tema ini sebelum dan setelah menikah. Sebelum menikah ya ga begitu ada beban tapi begitu nonton beginian setelah menikah, mau ga mau ada berbagai kekhawatiran yang muncul di benak saya. Hewww.... Cukup lelah tapi sejujurnya nagih hahha

Oke, kali ini saya mau ngebahas drakor yang baru aja kelar penayangannya. Komplit. Awalnya saya ga mau nonton drama on going,  tapi karena keisengan ya jadi berkelanjutan. Drama ini ditamatin. 

On the Way to the Airport salah satu drama selingkuhan yang pernah saya tonton. Dulu saya juga nonton One Warm Word yang bikin gregetan dan sukses bikin saya jatuh cintrong sama Lee Sang Woo. Ada juga drama keluarga yang panjang banget, First Wive di mana itu drama semua pemainnya terlibat dalam perselingkuhan. 


Nah, On the Way to the Airport agak lebih smooth sih cara selingkuhnya hahaha.. Apalagi di sini juga diliatin kenapa mereka bisa tertarik sama lain. Mulai dari pertemuan, alasan pertemuan dan latar belakang keluarga yang emang bikin mereka sumpek. Ga ada kepuasan lahir batin lah sebagai dua orang yang hidup berumah tangga. 

Oh ya, drama ini juga drama come back nya Kim Ha Neul setelah lama banget dia ga nongol di dunia perdramaan. Saya suka dengan Kim Ha Neul, apalagi setelah dia main di film Blind dan berperan sebagai gadis buta. Ini thriller banget. 

But, saya jadi rada gimana gitu setelah Kim Ha Neul main di drama ini sebagai Choi Soo Ah, pemeran utama yang 'tanpa sengaja' terlibat perselingkuhan dengan Suh Doo Woo yang diperankan Lee Sang Yoon. Huh, ending drama ini sukses bikin saya sakit hati sama mereka berdua hahaha

Yaa kalo dianalisa lagi keduanya punya alasan kuat untuk tertarik satu sama lain. Ada kekosongan dalam jiwa mereka sebagai suami/istri yang ga dipenuhi oleh pasangannya. 

Suh Doo Woo, arsitek yang sukses dengan kerjaannya, punya anak tiri yang menyenangkan yang mengisi hari-harinya. Sayang, Annie, anak tirinya itu meninggal dalam kecelakaan di bandara. Meski tampak sempurna, kehidupan rumah tangganya rada kosong. Kim Hye Won, istrinya lebih sibuk dengan karirnya dan menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya baginya. Bahkan lebih penting dari anak dan suaminya. 



Sementara itu, Choi Soo Ah yang bekerja sebagai pramugari kerap makan hati akan tingkah suaminya, Kapten Park Jin Seok yang merupakan pilot di maskapai yang sama. Bukan karena suaminya selingkuh, menurut saya dia termasuk tipe setia meski sering digoda oleh rekan kerjanya. Yaah sebenarnya orangnya cuek level dewa sih. Termasuk sama istri dan anaknya. Bagi Park Jin Seok, anak harus dibesarkan dengan logika, jangan terlalu baper hahaha

Sebagai istri, Choi Soo Ah sering ga dianggap. Ga dihargai pendapatnya terutama menyangkut kehidupan anak tunggal mereka yang entah udah berapa kali pindah sekolah, pindah negara gara-gara ngikutin jadwal penerbangan kedua orang tuanya. Semua diputuskan sendiri oleh Park Jin Seok, pokoknya anak n istri cukup ngikutin apa yang dia jadwalkan. Kelar deh masalahnya. 

Lebih parahnya, mereka menikah tapi ga kaya suami istri, Park Jin Seok bahkan lebih memilih ga tinggal serumah dengan anak istrinya dan malah suruh mereka tinggal dengan ibunya. Duh!!! Hidupnya ala bujangan banget. Tapi di depan rekan kerjanya, Park Jin Seok bersikap seolah olah dia sayang banget sama keluarganya. Ini dia yang bikin Choi Soo Ah ngurut dada. 

Di tengah kekosongan jiwa itulah mereka bertemu seolah olah menemukan belahan jiwa yang hilang. Hanya dari pandangan mata, mereka bisa mengerti perasaan masing masing dan saling menguatkan. Awalnya Choi Soo Ah mengatakan mereka hanya berteman dengan tiga larangan; no touching, no kissing, and no promise. Tapi ya elah buuuuk, mana ada sih n mana bisa juga dua orang dewasa yang saling menyukai ga melakukan hal hal di atas. Apalagi mereka ga dapatkan itu dari pasangannya.


Yahhh, sekilas semacam ada pembenaran dari hubungan terlarang kedua orang ini. Seolah olah digambarkan mereka emang jodoh dan bertemu dengan pasangan yang salah. Ada sebuah opini yang membuat penonton berpikir, hubungan seperti itu sah sah aja karena mereka diabaikan oleh pasangannya. 

I SAY NO

Bagi saya masalah mereka dengan pasangannya cuma satu, KOMUNIKASI YANG GA TERBANGUN DENGAN BAIK. Padahal mereka menikah udah cukup lama tapi ternyata masih terjadi masalah komunikasi antara keduanya. 

Suh Doo Woo menikahi Kim Hye Won bukan karena diminta ibunya, tapi karena ia mencintai perempuan itu. Dia sendiri loh yang bilang dalam dramanya. Jika benar begitu, kenapa dia dengan begitu mudahnya jatuh pada Choi Soo Ah hanya karena Hye Won lebih sibuk dengan pekerjaannya dan kebohongan-kebohongannya selama ini. Entahlah, bagi saya Doo Woo engga berusaha untuk mendapatkan istrinya. Dia memang laki-laki yang baik tapi tak punya pendirian, terlalu lemah menghadapi konflik. 

Lalu bagaimana dengan Choi Soo Ah? 

Saya tak bisa menyalahkan ia sepenuhnya karena bagi saya ia telah berusaha dengan sangat keras untuk menjadi ibu dan menantu yang baik. Usahanya untuk membangun komunikasi dengan Park Jin Seok pun mungkin telah membuatnya lelah hingga pada suatu ketika ia menanyakan arti dirinya pada suaminya itu.

"Apa artinya aku bagimu?" 

Wajar jika ia lelah menghadapi suaminya yang super cuek itu. Tapi bukan untuk membenarkan perselingkuhannya. Jika saja ia bertahan sedikit saja, ia akan tahu bahwa ia adalah hal paling berharga bagi Park Jin Seok. Sayang udah terlambat karena hati Choi Soo Ah telah berpindah pada Suh Doo Woo. 

Tapi tetep aja saya ga suka, apalagi ia memilih untuk ga ikut suami dan anaknya ke Selandia Baru. Ia lebih memilih tetap di Korea Selatan. Ouch!!!! Ditambah ending yang bikin keki dengan bersatunya Choi Soo Ah dan SUh Doo Woo yang juga telah bercerai dengan Kim Hye Won. Hey!!!!!!

Ga habis pikir deh. Ini drama mungkin akan menginspirasi pasangan selingkuh lainnya untuk menggapai kebahagiaan (semu) itu. Gimana pun pilihan yang dibuat Choi Soo Ah adalah untuk dirinya sendiri yang menginginkan kebahagiaan. 

Sayang sekali ga diceritakan apakah anaknya, Park Hyo Eun mengetahui perselingkuhannya itu. 

Scene yang paling saya suka adalah ketika Choi Soo Ah bertengkar dengan Song Mi Jin sahabatnya yang baru saja ia ketahui adalah mantan pacar suaminya. Bagi Song Mi Jin, Choi Soo Ah memiliki kehidupan sempurna dan sangat patut disyukuri. 

Memiliki anak yang baik, adik yang perhatian, disukai oleh rekan kerja dan sebagainya. 

"Ambil saja untukmu semuanya" ucap Choi Soo Ah

"Tidak, kau membuang semua itu" kata Song Mi Jin yang membuat Soo Ah bagai tersambar petir karena ia telah membuang hal-hal berharga dalam hidupnya hanya untuk bahagia bersama Suh Doo Woo. Good job, Mi Jin!!!!

Apapun alasannya selingkuh itu ga boleh. Perselingkuhan adalah hal paling kejam yang bisa menghancurkan ga cuma satu keluarga atau satu orang. More than that.

Yah, drama yang memporak porandakan jiwa saya sebenarnya. Mencari tahu lagi apa arti berumah tangga. Memperbaiki lagi gaya komunikasi dan mencoba menjadi sebaik baiknya perempuan. 

Dan poin yang saya ambil dari drama ini adalah:
 

Untuk para suami, saat akan terlibat atau telah terlibat dalam perselingkuhan, berhentilah. Demi istrimu.

Untuk para istri, jangan selingkuh. Demi anak-anakmu. 

Note: saya suka semua baju yang dipakai Choi Soo Ah dalam drama ini :D

Saturday, 5 November 2016

[Korean Drama] My Secret Hotel, Saya Kecewa



Siapa di sini yang atuh cintrong sama si kece Tal Tal di Empress Ki????? Auranya di drama itu mempesona banget. Sampe saya langsung nyari kira kira dia main di drama atau film apa. Nah ketemulah drama ini, My Secret Hotel. 

Dari sinopsis awal, kayanya seru sih. Tentang orang orang yang bekerja di hotel. Terakhir kali nonton drama perhotelan ya Hotelier itu hahaha lama banget ya. Jamannya Bae Yong Jun banget. Oke, setelah nanya ke sepupu yang udah nonton duluan, maka saya putuskan untuk nonton drama ini meski saya GA SUKA sama cewe pemeran utamanya, Yoo In Na -_- 

Dan apa yang terjadi???? 

SAYA KECEWA!!!!!!!!!!! 

Hampir setiap episode yang saya kerjain cuma nge skip skip skip skip skip skip skip skip skip skip skip skip skip dan skip adegan adegan antara mereka mereka yang ga jelas itu. Yang saya ingin tau dari akhir drama ini cuma satu : siapa pembunuh sebenarnya? Alasan pembunuhan? Cara pembunuhannya? 

CUMA ITU. TITIK. 

Saya ga tertarik sama sekali dengan kisah cinta mereka yang dilebay lebaykan dan ga banget. Kisah yang ga dikemas seperti drama lainnya. Pecinta drakor tentu tau kalo tema percintaan di drakor itu emang itu itu aja. Tapi yang membuatnya menarik adalah cara pengemasan dan alur cerita sehingga bikin kita yang nonton mengidap penyakit baper menahun tanpa diketahui bisa sembuh atau tidak -_- 

 Padahal harusnya drama ini lebih beraroma thriller karena kasus pembunuhan yang muncul di awal. Tapi episode episode berikutnya malah kebanyakan nyelesain konflik cinta mantan suami istri hewwwwww.... 

Bagi pecinta drakor, saya sama sekali ga merekomendasikan drama ini untuk masuk dalam daftar drama yang akan ditonton. NO. BIG NO!!!! Apalagi buat yang mengharapkan alur cerita menegangkan dalam proses penyelidikan kasus. But, untuk yang suka drama percintaan, apalagi tentang mantan yang ngajak balikan, yaaaaa silahkan ditonton. Beberapa adegan emang bikin baper. Tapi kebanyakan sih engga penting xixixixii maapkeun.... 

 Yah, satu satunya yang menghibur di drama ini adalah Namgung Min hahhhaa...

Tuesday, 11 October 2016

Cerita Singkat Lahiran

Kamis, 29 September 2016

Padahal niatnya cuma mau usg lagi buat mastiin kondisi bayi, walo udah post date kami ga begitu cemas karena bayi punya waktu sendiri untuk lahir. Sampe klinik dokter mutusin untuk cek dalam.

Gubrakk!!! Sakit maak ditusuk begitu 😒😒 kata dokter udah bukaan satu, kita induksi ya 😱😱😱😱

kita bukan mau ngerjain soal bahasa Indonesia tentang induksi deduksi kan dok?

Badan udah bergetar duluan gegara baca artikel cerita emak emak induksi yang katanya sakitnya lebih dahsyat 😣😣😣

So, diinduksi lah sekitar jam 2 siang n mules mules habis ashar.

Syok ketika cek dalam lagi jam 6 dikatain baru buka dua. Udah sakit kaya gitu cuma bukaan dua? Gmana selanjutnyaaa 😣😣😣 habis maghrib dijawab langsung, mulesnya makin menjadi jadi. Itu tangan udah nyakar nyakar n cengkram cengkram. Mana cuma dibolehin miring kiri, katanya biar makin lancar.

Kelar isya dicek lagi udah bukaan 7, antara seneng dan takut. Sampe bukaan 10 itu udah mulai ngelantur, nanyain hal aneh ke orang sekitar.

"Abang sayang iza kan?"

"Iza pintar kan, Bu"

"Iyah, Iza termasuk orang sabar kan?" 😪😪😪 sabar opoo klo begini, nyebut nama Allah antara teriak n marah. Pinggang udah rasa mau putus.

Udah bukaan lengkap ga juga boleh ngejan sampe dokter datang, mana tahaaaan, entah ngejan berapa kali.

Alhamdulillah engga robek, ga bengkak, ga eek. Daaan jam setengah 11 si owner @syalala.tas berhasil keluar dengan kondisi kepala agak lonjong 😓😓 jadi merasa bersalah karna ngejan ga pada waktunya.

Ajaibnya itu rasa sakit yang tadi langsung ngeplong entah ke mana. Bukan karena liat bayinya, tapi emang ngilang gitu aja.

Selanjutnya giliran si dokter ngeluarin ari ari. Ai maaak, itu perut dipencet pencet dan tangan dokter ngubek ubek rahim lewat vagina. Ga kebayang itu lubang segede apa -_- ga mau tau, ga mau liat n ga mau diceritain. Tapi yang paling menyenangkan adalah tentang jahitan.

Eww... Ternyata ga semenyeramkan n sesakit yang dibayangkan selama ini hehehe demikian cerita yang harusnya ditulis d blog ini. Oh iya, anaknya perempuan, kami beri nama Farah Shiddiqa Al Qarni 👶👶

Note
Bb 2,9 kg
Pb 49 cm
Pukul 22.40 WIB
RSIA Mutiara Aini

Thursday, 1 September 2016

Koleksi Syalala Shop - Batam | Tokopedia

Koleksi Syalala Shop - Batam | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari Koleksi Syalala Shop - Murah dan terpercaya, insya Allah



hi hai saya sibuk banget bulann ini gegara nyobain usaha online shop bareng bang Rio hehehhe..... 

Berawal dari cerita sama kawan-kawan bang Rio yang jualan tas, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba juga. 



Selain jualan di facebook dan instagram, kami juga buka lapak di tokopedia dan shopee. Saat ini alhamdulillah udah menunjukkan hasil. Beberapa produk yang kami tawarkan closing. Senangnyaaaa... Berasa kayak kerja di developer dulu, kalo ada rumah yang laku, rasa senengnya selangit!!!! 


Untuk sementara market place tokopedia jadi tanggung jawab saya buat upload produk dan bang Rio main di shopee + instagram + fanspage facebook. Well, ketiganya mudah digunakan dan hanya melalui satu link, makanya bang Rio cepet banget updatenya. 


Semoga usaha ini berkembang yaaa....

Monday, 25 July 2016

Stay in Bandung for Three Weeks



Ini cerita berbulan bulan yang lalu dan baru kali ini saya berkesempatan untuk menuliskannya. Bukan tulisan penting dan inspiratif, hanya sebuah cerita perjalanan saya setelah tiga bulan LDR-an. Maaf kalo agak lebay :)

Beberapa hari setelah menjalani prosesi wisuda bulan Desember 2015 yang lalu, saya langsung terbang ke Bandung melalui Batam. Dengan diantar Ibu, tanggal 21 Desember saya naik pesawat di Bandara Hang Nadim.

Kebayang dong betapa excitednya saya saat itu, sementara Ibu saya terlihat sedih melepas anak gadisnya hehehe.... Sudah lebih dari tiga bulan saya tak bertemu dengan Bang Rio, suami yang menikahi saya di bulan Juli 2015. Hari itu saya mencoba mengenakan pakaian terbaik yang membuat saya kelihatan lebih cantik hahaha...

Begitu tiba di bandara Bandung saya tak langsung keluar setelah mengambil koper. Alhamdulillah ketemu Kak Lia yang juga lagi dalam perjalanan ke rumah orang tuanya. Saya nitip beberapa barang karena pengen buang air. Niatnya juga pengen ngerapiin penampilan, tapi toiletnya rame banget sehingga saya cukupkan dengan buang air dan cuci tangan aja.

Antrian bagasi yang panjang cukup membuat saya lelah menunggu apalagi tempatnya sempit. Waktu itu belum direnovasi, katanya sih sekarang bandaranya kece beud. Saya membawa satu koper besar warna ungu hadiah dari teman-teman liqo, satu koper kecil, blender, tupperware dan beberapa jinjingan lainnya. Duh rempong banget. Saya harus membayar 150.000 rupiah untuk kelebihan bagasi -____-

Karena rame banget dan desak desakkan saya sengaja milih tempat agak pojokan dan menunggu yang lain keluar dulu. Menurut saya biarlah agak lama daripada harus senggol senggolan sama penumpang yang lain, mana barang saya banyak juga. Sementara itu bang Rio sms katanya udah nunggu di luar. Yeayy....!!!

Antrian yang panjang di sekitar petugas bandara yang memeriksa barang bawaan penumpang membuat saya menepikan troli dan bergegas ke toilet lagi. Xixixii kali ini beda misi. Mumpung udah sepi cepat cepat saya rapikan jilbab dan mencuci tangan. Tak lupa saya oleskan sedikit bedak dan lipstik biar keliatan lebih segar hehehe... Maklum rasanya hampir dua jam di udara dengan kondisi tidur bangun tidur bangun, bikin muka ga fresh. Namanya juga ketemu suami *mulai genit

Dengan kondisi hati yang berdebar debar (ou, saya suka dengan debaran ini), saya dorong troli keluar. Saya kedapatan troli yang udah lama jadi ga bisa ditekan biar jalannya lebih enak, yang ini kerasa bangeet beratnya. Kondisi cuaca emang lagi hujan. Dingiiiiin..... Jaket udah saya lepas biar pas keluar yang dilihat bang Rio bukan jaketnya tapi baju saya hahaha *apaan sih

Sampe di luar saya malah bingung ini jalan keluarnya yang mana satu. Sambil celingak celinguk nyariin sosok bang Rio saya bolak balik dorong troli agar ia menuju ke jalan yang benar. Saya ngikutin orang orang tapi ternyata jadi tengsin karena ternyata mereka penumpang transit -_- balik lagi.

"Iza, sebelah sini" saya dengar sebuah suara. Ciyeeee ternyata saya udah ditungguin :p

Saya dorong troli ke arah yang ditunjuk dan jeng jeng jeeeeeeng.... Alaaaa kalo aja itu bandara ga serame pasar, udah saya peluk peluk. Ehem, berhubung rame saya cuma cium tangannya aja hehehhe

Agak susah menggambarkan apa yang saya rasa dan alami saat itu. Campur aduk antara senang, lelah dan juga kebingungan. Yang jelas saya bahagia karena barang barang udah dihandle bang Rio hahaha... Kondisi bandara yang lagi direnov semrawut banget. Menuju ke tempat taksi bagi saya kok jauh banget. Mungkin pengaruh lelah itu kali ya. Begitu nemu taksi saya langsung masuk sementara barang-barang dimasukin ke bagasi.



Saya memperhatikan seperti apa Bandung. Sumpek dan macet. Itu kesan pertama yang saya tangkap dari kota ini. Ditambah hujan yang menjadikan jalanan becek. Rupanya itu yang membuat pesawat lama mendarat. Katanya sih antri dan kondisi landasan kurang memungkinkan. Makanya saya merasa hampir dua jam duduk di atas pesawat.

Taksi membawa kami ke daerah Geger Kalong. Kata bang Rio tempat kosan kami ga jauh dari Daarut Tauhidnya Aa Gym. Woww sungguh excited mendengarnya. Sepanjang perjalanan menuju kos, saya tak bisa untuk tidak menggenggam tangan yang selama tiga bulan ini saya rindukan. Meski agak malu malu tapi ada rasa nyaman.

Saya hanya sempat tinggal di Bandung selama tiga minggu, waktu yang sama sekali ga cukup untuk mengenal lebih jauh tentang kota ini. Dengan jadwal ngantor bang Rio di dua minggu pertama, kami harus curi-curi waktu untuk bisa jalan-jalan. Selain itu berhubung motor yang di Jogja kemarin udah dijual karena keribetan ngurus administrasinya dan mending beli baru, maka motor di kantor dipake gantian. Yaa kadang harus menikmati naik angkot. Tapi ya gitu ga bisa ke tempat tertentu. Kalo ada motor baru deh melalangbuana.



Kosan kami ga jauh dari kantor bang Rio. Kami menyebutnya kosan Eyang karena pemiliknya yang diminta dipanggil Eyang saat saya memanggilnya Ibuk.Eyang menyediakan layanan laundry gratis tiap hari Senin pagi. Jadi malamnya kami udah meletakkan kantong plastik berisi baju kotor di depan pintu. 

Ga banyak tempat wisata yang saya kunjungi ketika di Bandung. Bang Rio hanya sempat mengajak saya ke beberapa tempat seperti seperti Kawah Putih di Ciwideuy, Curug Cimahi, Farm House, Caringin Tilu dan beberapa lainnya. Yaaa terus terang kami lebih banyak menghabiskan waktu di bioskop hahahha

Tepat tanggal 13 Januari 2016 kami kembali ke Batam dengan seluruh barang yang memakan biaya sejutaan >.< what a surprise!!! Pengen pingsan dengernya :3 



Soal Daarut Tauhidnya Aa Gym saya sempat ikut kajiannya Teh Ninih beberapa kali yang tiap hari Minggu habis Zuhur. Yah nanti saya tulis di postingan lainnya. Yang jelas, saya suka banget cara beliau membuka taujihnya, saya ingat Bu Rojiah. Istilahnya, menyentuh pendengar sebelum memberi nasehat.

Sekian...

Sunday, 17 July 2016

It Is Not Really Important

Ou yeah penyakit lama muncul kembali. Terakhir ngerasa begini setelah nonton drama King 2  Hearts yang asli bikin hidup ga berasa di dunia nyata, penuh hayalan. Sejak itu aku putusin untuk engga nonton drama lagi yang bisa bikin addicted tapi tetap ngikutin lewat blog sinopsis.

Beberapa kali sih berhasil, sementara Onang dan Kak Adek beli banyak VCD aku cuma minjem One Warm Word yang waktu itu aku tonton juga karena lagi suntuk berat. Dan drama ini berakhir dengan masuknya Lee Sang Woo sebagai salah satu aktor yang kece huhuhuu.

Kejadian yang sama kali ini terjadi lagi setelah aku nonton Reply 1994, drama yang kupinjam dari Dedew gara-gara penasaran. Ketika nonton beberapa menit episode 1 aku ga lanjut nonton karena benar-benar engga tertarik. Mulai dari pemainnya sampe setting dan plotnya yang aku belum paham.

Eh entah kenapa malah muter VCD nya lagi dan berakhir dengan susah move on nya aku dari Chil Bong (Yoon Yeon-seok)!!!!!!!! Di dramatrol.tumblr.com aku sering baca tentang penulisnya yang sering crush on sama So Ji-sub. Setelah aku cari di kamus Oxford, crush on berarti have strong feeling, but not last long. Okeh, artinya perasaan itu meski menggebu, ga akan bertahan lama.

Chil Bong bener-bener bikin akal ga jalan. Gara-gara hampir ga bisa move on, aku stop nonton, padahal tinggal 4 episode lagi. Biarin deh, daripada ngerusak semua. Ngalihin diri ke yang lain. Kayak lanjut baca ulang novel Agatha Christie, Pembunuhan di Mesopotamia. Kalo bacanya ga konsen, sulit juga ngikutin alurnya, malah kehilangan clue penting.

Baca buku pendidikan anak dalam Islam buat persiapan ke Pangkil lumayan dapat poin cara meluruskan kesalahan anak. Walo ga jadi ngisi hahaha.... Ujung-ujungnya malah baca fakta Super Junior -______________-

Padahal waktu dulu Uma suka download video Suju pulang sekolah sering aku remehin dan ejek habis-habisan. Eeeh sekarang malah kejebak kata-kata sendiri. Mestinya nyari sejarah gimana Islam masuk Indonesia, malah jadi hapal sejarah Suju sampe anggotanya yang berkasus.

Kualat sama adek sendiri. Dulu waktu Usup kelas X SMA, dia sering banget muter nasyid di komputer rumah. Kenceng banget pake speaker. Aku yang belum dapat hidayah juga ngencengin radio dari dalam kamar sambil tereak, "Woi, nasyidnya kecilin!!!"

Di masa itu aku seneng buka radio Singapura frekuensi 98.7 dan 95.0 MHz. Sampe manjat-manjat manjangin kabel biar dapat sinyal yang pas dan jelas. Lagu barat terbaru sampe yang lama. Radio emang keren, cuma muterin lagu, engga banyak ngoceh kayak radio lokal. Kita kan dengerin radio itu buat denger lagu, bukannya mau denger curhat atau ocehan penyiarnya hehehe

Eeeh masuk kuliah dan ikut proses tarbiyah. Mulai lah dapat pencerahan dan dengerin nasyid yang dulunya disukai. ckckkckck kena lagi kan -_- Cuma nasyidnya juga milih-milih... Ga demen dengan nasyid yang bawaannya mellow, paling cuma dengar sesekali. Rekom nih buat yang lain, biar semangat itu kalo engga Izzatul Islam, ya Shoutul Harokah. Kalo Madani yaa beberapa aja sih

Tunggu, tunggu ini kenapa jadi ngomongin hal yang ga penting sih? -_-

Namanya juga curhatan ga penting

Thursday, 14 July 2016

[Korean Drama] The Merchant Gaekju 2015



Hayooo siapa di sini fans setianya Jang Hyuuuuk :D :D :D

Sebagai penggemar setia, wajib banget nonton drama korea yang satu ini. Ga kayak drama Joseon lainnya yang lebih banyak menceritakan tentang kehidupan istana dan intrik politik untuk menurunkan tahta, The Merchant Gaekju 2015 buat saya terkesan lebih real dan merakyat banget. 

Seperti judulnya, drama ini bercerita tentang kehidupan para pedagang di Korea zaman dulunya. Tentang bagaimana mereka membangun bisnisnya, jatuh bangun mencari pinjaman biar dagangannya ga kolaps dan sebagainya. 

Meski ada sedikit drama percintaan yang dimainkan oleh Jang Hyuk dan beberapa pemain, suwer sampe dower The Merchant Gaekju 2015 merupakan salah satu drama korea terbaik yang pernah saya tonton. 

Prinsip perdagangan kental banget di drama ini terutama pesan - pesan yang disampaikan oleh ayahnya Jang Hyuk dalam drama ini. Meski saya ga yakin apakah masih ada pedagang kayak gitu zaman sekarang. 

Beberapa adegan di drama ini sukses bikin saya mewek. Seperti ketika sang kakak dan pedagang besar meninggal. Duuuhh biar ga penasaran ayo nonton dramanya. Saya ga nyesel udah nyediain waktu buat nonton drama berkualitas ini hehehe

Hal yang lucu buat saya adalah ketika drama lain membuat persaingan cinta antar muda mudi, tapi di drama ini Jang Hyuk harus terlibat cinta segitiga sama saudagar besar yang usianya udah tua banget. Karena si hartawan jatuh cinta sama kekasihnya Jang Hyuk dan berhasil menjadikannya istri. Selain karena ingin memiliki keturunan, juga karena doi cinta mati banget sama cewek ini. 

So, sepanjang drama, sejahat-jahatnya si kakek, tetep aja dia ga tega ngelihat wanita pujaannya bersedih. Aseli, waktu istrinya meninggal, rasa kesepiannya beneran bikin nyesek di dada *upss spoiler ya :p 

btw, kalo drama joseon biasanya mengedepankan keindahan hanbok ga usah berharap drama ini akan menyuguhkan hal demikian kecuali pakaian yang dipakai sama Nyonya Saman dan istri saudagar. Sisanya cuma hanbok biasa khas rakyat jelata. 

ya udah, selamat menonton deh...

Terima kasih sudah membacaaa

Tuesday, 12 July 2016

Belajar Mengungkapkan Perasaan

Saya ga tau kapan pertama kalinya saya belajar untuk berterus terang dengan perasaan, mengungkapkannya pada orang yang bersangkutan tanpa perantara. Yang jelas saya belajar dari The Nanny 911. 



Ya, sebuah reality show dari Amerika yang kala itu ditayangkan Metro TV. Acara ini sebisa mungkin tak saya lewatkan. Meski tak banyak episode yang saya tonton karena memang jam tayangnya ada di jam saya keluar rumah. Entahlah, lupa juga

Walau terkesan banyak settingan saya tak peduli, toh ada banyak hal positif yang bisa saya ambil untuk diterapkan dalam kehidupan keluarga. Seperti judulnya, ini adalah soal pengasuh. Menurut saya para Nanny yang mengikuti acara tersebut sangat keren, well terutama cara mereka berpakaian, bersikap, berjalan bahkan cara mereka melihat anak anak. Ada satu yang menjadi favorit saya, melihatnya mengingatkan saya pada Professor McGonnagal dalam film Harry Potter. 

Acaranya seru. Diawali dengan sebuah keluarga yang memiliki masalah dengan anak-anak mereka yang berusia di bawah 12 tahun. Sepertinya begitu, entah kalo ada episode lain yang saya lewatkan. Orang tua merasa kehilangan kendali atas prilaku anak-anak mereka. Untuk membantu keluarga ini mengatasi masalah tersebut didatangkanlah seorang Nanny. 

Cukup dramatis juga kadang kadang. Anak-anak yang sangat di luar kendali benar-benar menguji kesabaran orang orang di sekitarnya. 

Ada satu episode yang amat sangat berkesan bagi saya dari acara tersebut. Adegan di mana The Nanny mencoba mengatasi seorang anak. Seperti yang saya bilang mereka di luar kendali. Ada yang menyebutnya bermasalah, tapi tak ada anak yang bermasalah kecuali orang di sekitarnya yang tak tahu bagaimana menghadapi anak tersebut. 

Anak itu suka ngamuk dan membanting apa saja yang ada jika dia marah. Setelah itu dia akan menangis sekencang kencangnya sehingga membuat orang juga akan ikut histeris. Hahaha agaknya jarang juga keluarga Amerika yang punya anak lebih dari dua. Dari episode-episode yang saya tonton, kebanyakan mereka mempunyai anak lebih dari dua orang. Karena itu kali yaaa orang tua nya jadi sulit mengatasi prilaku tiap anak. 

Sikap yang ditunjukkan oleh The Nanny dalam acara tersebut tak bisa saya lupakan. Ia mendekati anak itu kemudian membuat dirinya dan si anak dalam posisi sejajar. 

"Ungkapkan yang kau rasakan. Katakan marah jika kau sedang marah, katakan sedih jika kau sedih, katakan senang jika kau senang. Sekarang bisakah kau katakan padaku apa yang sedang kau rasakan sekarang?" katanya dengan lembut namun penuh ketegasan. 

Dalam wawancaranya ia berkata bahwa anak - anak seharusnya diajarkan untuk mengenali dan mengatakan/mengungkapkan perasaan mereka. Ini akan membantu kita menghadapinya dan ia sendiri bisa lebih mengenal dirinya. Anak - anak yang sulit untuk mengatakan perasaannya cenderung akan memendam sehingga emosi mereka akan terganggu dan tidak lepas. 

Mereka bisa mengatakan pada orang dewasa apa yang mereka rasakan. Mereka marah, sedih, senang, murung dan lain sebagainya. Orang tua harus mampu membuat mereka mengenali perasaannya sendiri. 

Dari sini saya mulai belajar untuk mengenali diri sendiri dan menyampaikan apa yang saya rasakan pada orang lain. Melalui prosesnya, kini saya menyadari bahwa saya termasuk orang yang cukup mudah untuk menyampaikan sesuatu pada orang lain. Apakah itu sesuatu yang saya sukai atau tidak. 

Beberapa teman dekat juga berkata bahwa saya orang yang tak bisa menyembunyikan perasaan atau pandangan saya terhadap sesuatu/orang lain. Saya katakan. Awalnya memang memalukan dan mengkahwatirkan, namun seiring berjalannya waktu hal itu teratasi dan saya menemukan sebuah kepercayaan diri yang lebih besar dari sebelumnya. 

Mungkin teman-teman sekolah menyebutkan saya anak yang pemalu. Ya memang. Saya pemalu dan tak memiliki banyak teman karena kurangnya rasa percaya diri tadi. But now, I dont care apakah saya punya teman atau tidak. Saya punya pendapat sendiri dalam memilih teman, cara bergaul dan dengan siapa saya bergaul. 

Semua berawal dari proses belajar saya mengungkapkan apa yang saya rasa. Tapi tentunya hal ini ada pengecualian, yaitu menyangkut perasaan terhadap lawan jenis. 

Untuk hal yang satu ini saya cukup tegas memberikan garis dalam kehidupan saya sebelum menikah bahwa memberi tahu tentang perasaan suka pada orang yang bersangkutan adalah hal yang sepantasnya dilakukan. Bagi saya, ketika perasaan ini telah diungkapkan, itu artinya perasaan itu sudah tak ada artinya dan harga diri sudah tercampakkan. 

Ketika saya menyukai seseorang rasa itu saya sampaikan melalui cerita dalam buku-buku harian saya. Menuliskannya merupakan jalan terbaik. Menceritakannya kepada orang lain bisa saja menjadi salah satu solusi namun resikonya tinggi. 

Setelah menikah saya merasakan bahwa mengungkapkan perasaan kepada pasangan menjadi lebih mudah. Bukan dalam artian saya mengatakan cinta setiap hari padanya hahha... 

No, percaya atau tidak, meski baru satu tahun menjalani pernikahan kata-kata 'Aku mencintaimu' belum pernah terlontarkan dari saya maupun suami. Bagi saya itu sesuatu yang menggelikan, dia pun berpikir demikian. 

Maksud saya di sini adalah saya mendapati diri lebih mudah untuk mengatakan apa yang saya rasa pada suami. Misalnya ketika saya kesal, senang, sedih, cemburu dan sebagainya. Setahun ini kami belajar berkomunikasi, hal yang penting dalam kehidupan rumah tangga, begitu menurut para ahli. 

Saat kami saling diam, saya berusaha untuk menebak apa yang terjadi. Begitu waktunya tepat semuanya saya luahkan dengan mudah. Memang... tak semua disampaikan saat perasaan itu sedang menggelayuti diri. Harus di waktu yang pas agar moment nya juga pas. 

Well, saya masih dalam proses belajar. Kadang dalam menyampaikan apa yang saya rasa tak sedikit teman-teman yang tersinggung dengan apa yang saya ucapkan. Meski bagi saya hal itu benar tapi penerimaan masing-masing orang berbeda. Lagipula kadang saya sampaikan dengan intonasi yang baginya kurang mengenakkan. Hahahaha.... 

Banyak yang merajuk, tak sedikit pula yang menjauhi ceplas ceplos saya. But I don't really care, bagi saya, mereka harus tahu dan harus ada seseorang yang menyampaikan itu pada mereka. 



Friday, 17 June 2016

Gelombang PHK



"Mau ke mana, Bang?" kataku melihat Bang Rio sudah bersiap siap akan pergi padahal belum menunjukkan jam 10 malam. 

"Ke tempat Sukri bentar. Mau ngobrol ngobrol" jawabnya sambil meneruskan kegiatan bersiapnya. 

"Alaaaaa....." tak bisa kututupi kekecewaan karena berharap dia bisa tinggal lebih lama. "Lagi pada ngumpulkah di sana?" tanyaku mengingat mereka teman-teman yang pernah bekerja di perusahaan yang sama dulunya sebelum menikah. 

"Engga, cuma abang aja. Udah lama ga ketemu Sukri. Lagian mau ngobrol banyak juga karena kemarin akhirnya rencana PHK besar-besaran di PT udah terlaksana. Beberapa kawan kami masuk daftar PHK itu, tapi untungnya Sukri masih dipertahankan" seketika mulutku menganga. 

Innalillahi wa inna ilaihirojiuuun.... 

Akhirnya berita yang kami dengar dari beberapa bulan laluu dijalankan juga hari ini. Aku ingat saat kami sedang dalam perjalanan pulang dari Jembatan Barelang sehabis melihat matahari terbit bulan Januari 2016 lalu. Kami bertemu dengan salah satu teman kerja Bang Rio di perusahaannya dulu. Hanya bercakap cakap sebentar sambil menanyakan kabar. Lalu dari teman ini kami mengetahui bahwa perusahaan dalam waktu dekat akan mem-PHK pekerjanya secara besar-besaran. Wowww ternyata perusahaan sebesar itu juga tak luput dari gelombang PHK yang memang semakin besar di Batam. 

Dahulu kala Kota Batam memang menjadi kota tujuan segar bagi pencari kerja karena di kala itu situasi dan kondisinya sangat memungkinkan. Tak hanya kemudahan yang didapat saat melamar di perusahaan-perusahaan tapi juga gaji besar yang mereka terima. Tak heran gelombang transmigrasi penduduk luar kota ini semakin menjadi-jadi. Tujuan mereka hanya satu yaitu berharap agar kehidupan ekonomi mereka lebih baik. Dan benar saja. Kata mereka yang telah lama menetap dan bekerja di Batam, tanya saja pada mereka yang datang ke pulau ini dari awal tahun 2000-an, sudah sangat sukses. 

Sekarang Batam tak lagi seramah dulu. Kota ini sudah menjadi liar dengan banyaknya pengangguran berkeliaran di setiap sudutnya. Himpitan ekonomi menjadikan kota ini salah satu kota yang rawan kejahatan. 

Dari berita yang kubaca banyak perusahaan besar gulung tikar dan terpaksa membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian. Dari cerita yang kudengar dari saudara dan tetangga di sini, ada satu desa/kampung di Batam ini di mana semua penduduknya adalah korban PHK. Artinya itu satu kampung jadi pengangguran. Duh kebayang kan gimana seramnya. 

Hidup di Batam sudah sangat sulit dan akan menjadi sangat sulit sekali ketika hidup tanpa pekerjaan menjanjikan. Bisa bisa status pengangguran menjadikan mereka terpaksa berbuat kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Bagiku, kata PHK sungguh menakutkan. Ketika tinggal di Tanjungpinang, kata PHK itu seperti sesuatu yang ringan. Namun begitu telah menikah dan hidup di Batam, mendengar kata PHK sungguh menakutkan. 

Seperti teman-teman Bang Rio yang sekarang harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus pintar betul mengatur keuangan agar uang pesangon dari perusahaan tak habis begitu saja tanpa jejak. Kalau ada yang akan buka usaha, harus benar-benar memenej nya dengan baik agar usaha berputar dan tak bangkrut dalam sekejap. 

"Kadang kalo abang pikir-pikir lagi, kita masih sangat bersyukur. Masih dikelilingi keluarga yang saling membantu. Tak harus dibayangi hutang sana sini yang menumpuk. Ah... yang pasti kita masih lebih beruntung dari teman teman abang yang lain" kata Bang Rio sambil mengenakan jaketnya. 

"Dan masih bisa nonton kan, Bang" ujarku nyengir membayangkan tempat kencan favorit kami adalah bioskop. 

Kuakui hidup kami masih sangat beruntung dibandingkan teman-temannya. Sejak Bang Rio di-off-kan (yang kata si bos sementara) dari proyek ragu-ragu investor di Bandung kami memutuskan pindah ke Batam. Insya Allah di lain kesempatan akan kutuliskan bagaimana kami meneruskan hidup di Batam. 

"Jadi udah berapa bulan abang nganggur nih?" tanyaku suatu malam sambil makan sate sepulang nonton di bioskop. Bang Rio tak sepenuhnya menganggur, Ia membantu kakaknya mengelola usaha rumah makan Uda nya yang alhamdulillah cukup membantu kami. 

"Hmmm sekitar 6 bulan lah ya" jawabnya.

"Nganggur terlama dulu berapa lama?" tanyaku penasaran

"Sembilan bulan... Setelah tamat kuliah sekitar sembilan bulan nganggur trus dapat kerjaan. Nganggur lagi dua bulan, kerja lagi. Trus ada yang sembilan bulan lagi sampe akhirnya kerja dekat Punggur." ujarnya sambil membuka keripik ubi dan ditaburkan ke kuah sate. 

"Widiiiiih,,,, Ya ga apalahh, ini baru juga enam bulan. Kali aja setelah Iza melahirkan baru abang dapat panggilan kerja lagi setelah interview kemarin" 

"Amiiiiin.... Mana yang baik aja"

Yups, yang paling penting adalah mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan memantaskan diri untuk mendapatkan nikmat-nikmat berikutnya.


Monday, 30 May 2016

Bantal

sarungnya udah diganti jadi Doraemon
Ini jenis tulisan absurb, tulisan engga jelas karena ga tau mau nulis apaan. Tiba-tiba aja mata tertuju pada sebuah benda di kamar yaitu bantal. 

Ngomongin bantal saya pernah dihadiahi bantal oleh Ummi Yanti yang tinggal di Jati Padang, Jakarta tahun 2011 lalu. Bantal dengan sarung bergambar hello kitty berwarna merah. Bantal ini diberikan sebagai kenang-kenangan untuk kami. Well, yang dapat bantal ini cuma saya dan Titi aja hahha mungkin karena di antara peserta lainnya yang sering ngobrol dan curcol dengan Ummi adalah kami berdua. 

Ukuran bantalnya ga sebesar bantal yang biasa kita pake tidur. Lebih kecil dan lebih pendek dari bantal guling. Jadi lumayan praktis untuk dibawa ke mana mana. 

Waktu pulang kampung ke Padang bantal ini wajib bawa sampe rebutan sama Uma. Jenguk Uma ke Gontor dua tahun lalu juga bantal ini ga lupa dibawa. Pokoknya dibawa kalo perginya lama. 

Dan setelah menikah bantal ini juga ikut menemani saya hahhaha... 

Lumayaan buat tambahan apalagi sekarang kalo tidur bawaannya rempong banget. Harus pake bantal yang pas biar tidurnya nyenyak. 

Baiklah sekian curhatan tentang bantal ini :D :D :D 


Friday, 29 April 2016

Nikah Itu.....

Jumat berkah nih 😁😁

Assalamu'alaikum teman teman. Belapoknyeee blog ini karena ga pernah disentuh lagi. Dikarenakan kemalasan yang semakin meningkat dari hari ke hari, jadilah begini. Cuma posting seadanya.

Judulnya soal nikah nikah, ciyeee jangan baper dulu karena ga niat buat nge baperin pembaca. Saya cuma lagi mencoba mengungkap makna sebuah pernikahan. Berhubung newbie dalam dunia pernikahan, yaa mungkin tulisan ini bakal gimana gimana gitu. Laaah, saya baru nikah kira kira 8 bulan. Itu pun didiskon baru empat bulan ini hidup bersama. Ahayyyy....

Yoppp,, siapa di sini yang suka baca facebooknya Setia Furqon bla bla sama Fahdepi, lupa namanya, itu loh yang nulis buku Jodoh.

Hmmm buat saya postingan mereka indah bener. Gambaran hidup surga banget, idealnya hidup lah pokoknya.

But I have a different opinion.
 
Postingan SFK penuh dengan gambaran kehidupan ideal pernikahan. Mulai dari nyari calonnya sampe ke hal hal detil ketika hidup berdua. Ga salah sih, tapi sedikitnya menurut saya, kita harus kembali ke realita masa kini.

Milih jodoh yang sholeh/ah ya wajib, sejahat apapun manusia pasti pengennya nikah ama yang baik. But the most important point is ourselves. Udah se sholeh appah? Tingkatan sholehnya udah level berapa. Kalo cuma level 1 ya ga usah maksa buat dapat yang level 5.

Ngaca dong.....

Hidup aman dan damainya rumah tangga bukan semata mata karena pasangannya sholeh, but it's all about us. Kuncinya adalah di diri kita. Kita yang nyiptain kenyamanan keamanan dan kesempurnaan cinta eaaaaa. Jadi kagak usah nuntut pasangan sholeh/ah kalo lu nya sendiri masih ajeb ajeb. Cape deee...

Percuma punya pasangan rajin sholat, rajin ngaji, rajin dakwah sana sini, katanya paham agama, tapi kagak pinter ngatur emosi. Bah, ke laut aja kau bang! Hahahaahha yang nulis jadi emosian 😁😁😁 yaa kira kira begitulah. Emang siih kalo doi udah paham agama n berkarakter biasanya pinter ngatur emosi. Tapi nemu yang beginian tuh susyeeeee. Daripada nyari mending bikin sendiri. Maksudnya mending kita nya. Konflik ga konflik dalam rumah tangga itu tergantung kita. Kata Pak Cahyadi sih begitu. Dan bener, saya udah nyobain.  Kalo diturutin emosi yang kelahi terus, bertengkar mulu, nangis bombay dan lain lain.

Nah bagian ini yang saya suka. Banyak yang mendengungkan, termasuk bukunya SFK, tentang jangan jatuh cinta tapi bangun cinta.

Ou bulsyit banget lah soal cinta cintaan inih hahahha... Bukan ga percaya cinta, tapi geli aja sih ngomongin cinta.

For me, marriage is not about love.

Pernikahan bukan soal cinta mencintai dan dicintai.

Pernikahan adalah soal memenuhi hak dan kewajiban suami istri. Jika dalam aktivitas itu Allah munculkan rasa kasih sayang di antara keduanya, maka bersyukurlah. Namun jika belum, tetaplah bersyukur dan iringi dengan kesabaran.

Yihaaaa, akhirnya dituliskan juga. Dari kemaren kemaren menanamkan hal ini dalam otak.

Buat saya ini harus ditanamkan dalam kepala para pengantin baru yang mungkin membayangkan bahwa kehidupan rumah tangga penuh dengan bunga bunga mekar. Kenapa?

Agar kita tetap bisa menjaga kelurusan niat dalam pernikahan dan yang tak kalah penting agar kita tak kecewa akan pernikahan itu sendiri.

Konflik antara suami istri kadang emang bikin frustasi. Apalagi kalo masih suka mempertahankan ego diri sendiri. Nah kalo udah kecewa berat, bisa lupa deh tujuan menikah dulu itu apa.

Karena itu buat saya nikah bukan soal cinta, melainkan pemenuhan hak dan kewajiban.

Menumbuhkan rasa cinta di awal mungkin menyenangkan, tapi menikmatinya di akhir tentu lebih mengasyikkan.

Jadi ga heran kalo ada pasangan tua yang masih keliatan romantis dan saling menyayangi. Menurut saya itu adalah buah dari gigihnya mereka memenuhi hak dan kewajiban untuk pasangannya.

Gimana? Tulisan ini udah keliatan (sok) bijak belum??? 😁😁😁

See you soon di tulisan berikutnya, semoga bermanfaat. Bagi yang akan dan telah menikah, ayok liat lagi daftar hak dan kewajiban kita sebagai suami/istri

Happy marriage!!!!

Thursday, 10 March 2016

Semua Harus Ada Aturan

Aku menulis ini untuk mengingatkan diri sendiri ketika nanti anak yang kukandung lahir ke dunia dan memulai hidupnya di sekolah pertamanya bersamaku, Ibunya. 

Segala sesuatunya memiliki aturan bahkan dalam hal kecil sekalipun. Dalam konteks agama, Islam adalah agama sempurna yang telah memberikan aturan di setiap aspek kehidupan, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Ini yang kujadikan sebagai acuan bahwa semua harus ada aturan. 

Aturan dibuat agar hidup lebih terarah, jiwa termotivasi untuk berjuang mendapatkan apa yang diinginkan, dan mengontrol diri dari hal yang tak baik. 

"Tanteeee, mau nonton video laah di laptopnya. Pinjam yaaaa" kata anak A padaku suatu hari. 

"Engga, Ante ga mau pinjamkan apapun untuk yang suka membuang makanan dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk makan" kataku sambil terus menyapu.

"Eeeee,,, pinjamlaaaaah. Kan tadi aku udah ngabisin makanannya, di sekolah juga. Pinjamlaaaa" katanya mulai merengek

"Kita lihat dulu satu minggu ini. Kalo cuma satu atau dua kali makan, ante ga mau." ucapku. 

"Ante pinjamlah laptopnyaaaaa.... Ante ni pelit kali. Nanti kuburannya sempit laaah. Pinjamlah anteeeeee" ujarnya sambil menaikkan volume rengekan. 

Kuhentikan sebentar aktivitas menyapu lalu bicara padanya.

"Merengek aja terus, Ante ga peduli. Kita liat gmana makannya satu minggu ini, setelah itu silahkan ambil video ante. Biarin aja kuburannya sempit, sama ante semua pake aturan" lalu kulanjutkan menyapu. 

"Biar kamu termotivasi untuk dapetin sesuatu. Ga semua bisa diselesaikan dengan rengekan." kataku lagi.

Ia terus cemberut dan merengek. Lalu mengadu pada orang tua nya yang memang berada di situ. Ou, I don't care about that. Prinsipku, jika ia ingin sesuatu harus melakukan apa yang ku mau. 

Sejujurnya aku sedikit takut orang tua nya akan kesal karena aku tidak mau meminjamkan laptop. Beranggapan bahwa aku memang sangat pelit hahahhaha

But I don't really care... They should be grateful and learning how to control the kid. I don't say that they are wrong in educating the kid, but there is something they should learn.

Menyayangi anak bukan berarti harus mengikuti semua kemauannya dan mengabulkan apa pun yang ia inginkan. Panik ketika ia telah mulai merengek. No, hal itu akan memaksa orang tua jadi penyihir. Maksudku, orang tua akan jadi kacung bagi anak-anak mereka. 

Anak-anak itu pintar. Begitu kita memperlihatkan sebuah titik kelemahan, maka ia akan terus mempermainkan kita di titik itu. 

Aku ingat dengan cerita anak-anak yang merengek pada orang tuanya di keramaian. Orang tua yang tak punya aturan akan langsung panik dan memberikan apa yang si anak inginkan. Akibatnya di kemudian hari si anak akan berbuat seperti itu lagi. Karena ia tahu orang tuanya bisa ditekan di tengah orang ramai. 

Namun bagi orang tua yang mengerti, ia tak akan panik dan serta merta langsung memberikan apa yang anak minta. Ada orang tua yang hanya akan membiarkan saja si anak merengek. Biarlah ia menangis hingga berguling-guling. Satu yang harus anak pahami bahwa cara pengecut seperti itu tak akan pernah berhasil. 

Yah mendidik anak bukan hal yang mudah. Kita butuh ilmu agar semua sesuai jalur. Menjadi orang tua adalah tentang bagaimana menjadi teladan bagi anak-anak dan orang -orang di sekitarnya. Semoga kita semua bisa menjalaninya dengan baik dan penuh keilmuan ya.

*hi kid, ingatkan Ibu ya untuk mendidikmu dengan aturan yang baik