Friday, 26 April 2013

Suasana yang Bikin Muntah!!!

Suasana kantor pagi ini benar - benar membuat muntah!!!

Tiba di kantor pukul 08.10 WIB, sepi sunyi tanpa satu orang karyawan pun kecuali Pak Azwar yang sedang menonton televisi di ruang belakang. Keinginan untuk senyum menjadi hilang mengingat peristiwa semalam dan dampak yang ditimbulkan pagi ini. Well sebenarnya tidak pagi ini tapi sudah dari semalam. Ketika keputusan itu dibuat. 

Aku tak tahu harus memulai dari mana menceritakan yang sedang terjadi. 

Pagi ini ku ambil sapu dan mulai menyapu dari depan hingga belakang. Sedikit menyadari bahwa dari keputusan yang diambil semalam berefek pada tugas pagi di kantor. Salah satunya ya ini, membersihkan kantor tak lagi akan menjadi perhatian yang lainnya. Yang diharapkan untuk membantu pun biasanya lebih sering datang terlambat. Jarang kutemukan ia datang pagi sebelum aku datang.

Entah pikiran dari mana yang membuat pimpinan membuat kebijakan seperti itu, kami semua tak habis pikir. Yang lebih kuherankan adalah si tersangka yang masih berani menjejakkan kaki dan bertatap muka dengan kami semua dengan senyuman yang dibuat buat tanpa rasa bersalah. Cih!!

Aku tau, kami tak berhak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, hanya saja keputusan yang diambil membuat kami shock dan hanya bisa mengumpat sepuas - puasnya.

Lalu ketika pagi ini aku sedang membersihkan meja, lewatlah si tersangka, "Pagi, Nurul"
Cih, benar - benar pengen muntah. Tak kutanggapi dan hanya terus mengelap meja berkali - kali meski sudah bening sebening beningnya. Biarkan saja dia mau bilang apa. Siapa sekarang yang harusnya punya malu.

Pagi ini suasana hati betul - betul tak baik, apa yang terjadi pada teman - teman yang lain sungguh di luar dugaan dan aneh! Tak ada kata yang bisa menggambarkan suasana hari ini.

Apalagi setelah tersangka kembali mengajukan pinjaman. Gila!!! Tak tahu harus berkata apa, yang ada hanya heran ckckckckckckckckkkk





Thursday, 25 April 2013

Ga Habis Pikir

Ga habis pikir itu orang masuk lagi

Ga habis pikir, pokoknya ga habis pikir

DAri pada banyak mikir, mending baca komik 

Ckckckckck bener - bener ga habis pikir

Wednesday, 24 April 2013

Berkah dan Musibah

Berkah dan musibah itu seperti dua sisi mata uang, beda namun tak bisa dipisahkan antata yang satu dengan yang lainnya. Minggu ini mulai memasuki minggu yang berat.

Di awali dengan mengumpulkan keberanian menemui murobbi untuk menyatakan niatan ibadah. Alhamdulillah sudah disampaikan. Kupikir sulit untuk memilih kata, ternyata mengalir begotu saja, tak banyak kesulitan, mudah. Ah mungkin ini berkah.

 Malamnya datang seseorang yang kelihatan sangat butuh bantuan. Menjual handphone Samsung Galaxy 3 dengan harga satu juta rupiah. Wowwwww!!!! Kapan lagi bisa memiliki hape begituan dengan harga terjangkau. Bismillah barang pun diserah terima

Awalnya aku tak begitu peduli, karena niatnya cuma mau bantu si TKI untuk bikin passport baru. Tapi saat kuberitahu pada seorang kawan, dengan histerisnya ia meminta hape tersebut dengan maksud mengganti uang yang telah kukeluarkan. Upssss tidak bisaaaa. Semoga ini adalah gadget yang membawa berkah dan digunakan untuk hal yang bermanfaat.

 Esoknya, hari senin datanglah telpon tak diduga sebelumnya bagai petir d siang bolong. Instruksi yang tak dapat ditolak karna tak ada alasan yang kuat untuk menolaknya.

Meski hati berkata tak mau tapi fisik tampaknya diarahkan untuk mengikuti instruksi. Entah ini keputusan yang benar atau tidak, hanya berharap instruksi diputuskan drngan pemikiran yang matang. Ada berkah ada juga musibah yang datang secar bersamaan.

Semua pasti ditentukan Allah SWT krena memang apa yang sudah terjadi Allah yang tentukan.

Monday, 22 April 2013

HARI INI BERENCANA UNTUK MEMBUNUH 

M. REDHA HELMI, S. Pd. I

>__________________________<

x____________________x

T__________________________T

Friday, 19 April 2013

Monkey Majik

Berkenalan dengan band asal Jepang ini baru beberapa bulan yang lalu ketika berkunjung ke blog seorang junior yang tampaknya baru saja ngeblog.

Begitu klik, background langsung menyambut. Easy listening

Saat ditanya ternyata lagu berasal dari Monkey Majik, Open Happiness

Mulailah penjelajahan mencari Monkey Majik, coool.... Yang nyanyi oke, lagunya keren
Campuran Jepang dan Inggris, welldone

If you are curious with their songs, find out soon!!

Cekidot ya, and dont forget to tell me if you've done

Thursday, 18 April 2013

Huznudzonlah pada Tempatnya

Huznudzon atau berbaik sangka sangat dianjurkan
mindahin dari : fsui.wordpress.com

Bahkan dalam sebuah hubungan persaudaraan, sikap huznudzon harus lebih dikedepankan, apalagi jika orang yang bersangkutan bukanlah orang yang memiliki track record buruk.

Dalam sebuah pertemuan, ketika ada salah seorang saudara tidak hadir maka carilah 99 alasan yang membenarkan ketidakhadirannya hari itu. Karena itulah banyak kata 'mungkin' dalam pencarian kebenaran tersebut. Anjuran inilah yang disampaikan oleh Imam Hasan Al Banna dalam tulisan - tulisannya, sebuah adab dalam bersaudara.

Mungkin salah satu tujuannya adalah agar terhindar dari penyakit hati yang kadang melanda manusia yang memang selalu berpotensi untuk terjerumus dalam maksiat. 

Lalu timbul sebuah pertanyaan, apakah harus selalu berhuznudzon dalam setiap kondisi?

Sebuah kondisi saat berhadapan dengan orang yang sudah jelas bersalah tentu sikap huznudzon tak bisa diandalkan. Jika ini menjadi pegangan dalam penyelesaian setiap kasus, walhasil tak ada satu pun yang akan dinyatakan bersalah dan semua lepas dari tuduhan. 

Bertemu dengan orang yang sudah jelas kesalahannya tentu akan menimbulkan sikap waspada dan hati - hati. Ibarat tengah berperang, membaca strategi musuh menjadi hal yang utama untuk memenangkan peperangan. 

Ketika sikap hati - hati atau waspada dikatakan sebagai su'udzon maka adalah tidak benar. 

Berhadapan langsung dengan musuh haruslah memiliki sikap yang benar, membaca situasi dan gerak gerik dengan seksama. Hal ini diperlukan agar musuh tak bisa mengecoh yang kemudian dengan mudahnya melancarkan aksi serangan tanpa kita sadari. Akhirnya taktik yang telah disiapkan menjadi sia - sia karena salah meletakkan sikap. 

Oleh karena itu bersikap huznudzon itu penting namun haruslah pada tempat yang tepat. Memandang suatu hal dari berbagai sudut pandang sangat diperlukan karena ia dapat menjadi celah munculnya kemenangan. 

Sebagai contoh jika saja seorang penyidik atau pun orang - orang yang bertugas untuk menyelidiki suatu kasus terlalu mengedepankan sikap huznudzon maka mereka yang terlibat dalam kejahatan akan lepas dengan mudah. 


Ketika Menulis Mudah, Namun......

mindahin dari : siheyu.info
Apa ada yang salah saat sebagian besar tulisan lebih banyak menceritakan pengalaman pribadi? 

Dunia tulis menulis bukan hal baru karena sudah diawali dari menulis catatan harian dari sekolah dasar. Menulis yang diawali dengan sulitnya untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain ternyata merupakan sebuah anugerah yang sangat patut untuk disyukuri. 

Dalam banyak buku kepenulisan, penulis selalu memberikan motivasi kepada penulis pemula. Tulislah apa yang sekarang dirasakan, tuliskan saja dan jangan pikirkan apa yang akan orang katakan tentang apa yang ditulis. 

Menulis begitu mudah.

Namun belakangan ada hal yang sedikit demi sedikit mulai disadari. Sebuah status dari seorang, bahwa sulit untuk membangun peradaban tanpa kebiasaan membaca dan menulis. Jleb! Singkat, tepat padat dan menohok! Mengingat akhir - akhir ini dua aktivitas itulah yang sudah jarang sekali dilakukan. 

Bagaimana kami ingin membangun peradaban jika dua aktivitas ini tak mampu dijalani dengan optimal. Waktu yang ada dihabiskan untuk apa? 

Menulis sebenarnya adalah kegiatan sehari - hari, apa pun bisa ditulis. Masalah muncul ketika ada cibiran terlalu seringnya menulis tentang kisah - kisah pribadi. Seolah - olah hidup di dunia sendiri, padahal di luar sana masih banyak hal yang bisa ditulis. Lalu keinginan untuk menulis pun tiba - tiba mengkerut begitu saja. 

Menulis adalah menggelontorkan ide yang ada di kepala. Bukan sembarang ide, pertanyaannya adalah ide apa? Apakah ide yang ditulis adalah sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain? Di saat itulah ketika jari sedang asik bermain di atas keyboard, tiba - tiba saja berhenti dan kembali berpikir dan mempertanyakan diri sendiri.

Di luaran sana ada banyak sekali orang yang menulis yang berlandaskan ide - ide besar tentang negara, tentang kehidupan sosial, tentang ekonomi, tentang politik dan permasalahan umat. Ada sedikit rasa malu yang menujam ketika hari ini masih berkutat pada tulisan - tulisan yang bersifat pribadi. Perkataan itu benar - benar mengganggu. 

Sekali lagi, mungkin tulisan ini kembali bersifat pribadi namun ada keyakinan besar bahwa ada yang sedang memiliki kesulitan yang sama. 

Bisa jadi setelah ini menuliskan hal - hal yang bersifat pribadi agak dikurangi atau disalurkan melalui media yang lain, tidak untuk dipublikasi di media milik umum, blog pribadi pun menjadi pilihan. 

Sedikit tulisan semoga meninggalkan kesan dengan sebuah harapan akan kemapanan dalam mengembangkan tulisan. 

Sampai jumpa di tulisan berikutnya, semoga lebih berbobot dari tulisan ini.

*Menulis, untuk berbagi dan membumikan ideologi

Tuesday, 16 April 2013

Ocehan Tengah Malam


Ciek duo tigo ampek, pai k hutan mambaok golok
Tungkai latiah badan panek, tapi mato ndah namuah lalok

Baa caro lai

Kalau lah uda ndak cinto ka adiak, hati ko taraso nio mamakiak
Bilo malaikat tibo manjapuik, lansuang nyawo wak dirangguik

Kalau iduik jan banyak barutang, pakai se nan adoh jan banyak mengeluh. Kalau waang miang miang, den tantang bisuak suo pak penghuluh

Ehehehe kawan kawan kalau ndak mangarati kato2 ambo, maaflah yo
Indak makasuik nio baduto tapi ambo apo adonyo
Doan se lah yo, beko adoh kamus nyo, supayo kawan baco ndak mangango

Danga kaba pak esbeye nio buek twitter, bia makin trkenal macm heri poter, asal tugas nagari indak kateter, beko awak nan jdi folower

Adoh juo kutu nan maloncat, mcam politisi nan kanai pecat, kecek nyo nio jadi wakil rakyat, tapi subana e inyo nio berkhianat

Pai mangaji ka surau gadang, singgah subanta di kampuang urang. Jadi urang jan pamberang, beko kok mati disumpah urang

Buya ganteng pai ka sawah, mambaok nasi jo samba bakuah, ndak usah iduik sok mewah, basyukur se lah

Kecek urang kopassus tu panjilek, huznuzon se lah. Mungkin nyo sadang pilek, maklum lah urang sadang sibuk nio jadi caleg, jadi ndak usah banyak maupek. Beko muncuang wak panek, ndak itu se doh, jempol pun panek mangetik dek tombol e ketek

:D :D

Kecek urang koto, kok ndak namuah lalok mato, baok se bacarito, bayangan masuak sarugo, tapi jan lupo lo ayah bundo, jan jadi anak durhako, macam si malin kundang nan badoso


Visi dan Misi Kota Tanjungpinang


Visi

“Terwujudnya Kota Tanjungpinang sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Industri Pariwisata serta Pusat Budaya
Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis Sejahtera Lahir dan Bathin pada tahun 2020.”

Misi

  1. Mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. Memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi kota, untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan, dengan bertumpu pada mekanisme pasar yang adil, efektifitas pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing dan berkelanjutan.
  3. Mengembangkan tata nilai kebudayaan Melayu dan kaedah-kaedah keagamaan dalam rangka menjadikan Kota Tanjungpinang sebagai pusat kebudayaan Melayu dan pengembangan Pariwisata di kawasan Riau Kepulauan.
  4. Mengembangkan prasarana, sarana dan utilitas kota dalam rangka pengembangan wilayah, pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan kawasan tertinggal, yang bertumpu pada agribisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan.
  5. Menjalin dan mengembangkan hubungan kerjasama di dalam maupun dengan luar negeri untuk memperlancar akses komunikasi dan transformasi guna mengefektifkan pengelolaan sumber daya alam, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta peningkatan serta pengembangan potensi di bidang ekonomi, sosial, dan budaya Melayu.
  6. Memelihara dan memantapkan stabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat melalui upaya penegakan hukum secara konsisten dan transparan, serta pengembangan kehidupan masyarakat kota yang agamis dan harmonis dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya melayu yang toleran dan terbuka.
  7. Meningkatkan kualitas serta kuantitas aparatur pemerintahan kota untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan kota agar lebih efektif, handal, dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga mampu mengelola dan mengembangkan sumber daya secara berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan, peningkatan kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat serta pengembangan kota.

sumber : www.tanjungpinangkota.go.id

Saturday, 6 April 2013

Jadwal Piket : Harapan akan Tanggungjawab

Adalah sebuah experimental research di kantor 

Selama dua minggu diadakanlah jadwal piket bergilir untuk membersihkan kantor setiap pagi. Mulai dari menyapu, ngepel hingga membersihkan apa - apa saja yang perlu dibersihkan. 

Ternyata dari hari - hari itu, tak ada perubahan yang berarti. Orang - orang yang menjadi sasaran agar datang lebih cepat dan punya rasa untuk membersihkan kantor seperti tak berkembang. Huft......

Puncaknya pagi ini. Karena telat bangun maka persiapan ke kantor pun memakan waktu yang lama. Kupikir aku adalah orang yang datang paling akhir dan sudah mempersiapkan mental untuk dimarahi karena ngaret. Eh ternyata sampai di kantor, aku hanya bisa ternganga melihat belum satu orang pun yang datang. Bahkan kantor belum dibuka. 

Duh sudah kebayang pagi itu harus membersihkan kantor sendirian lagi karena seorang rekan yang biasanya memang rajin membantu harus izin untuk acara keluarga. Memang benar, ditunggu hingga tiga puluh menit yang bertugas hari itu tak kunjung muncul. 

Yah mau bagaimana lagi, tak mungkin kubiarkan kantor dalam keadaan tidak bersih sementara menunggu mereka pun tidak akan menghasilkan apa - apa. Untunglah ketika itu ada orang lapangan yang bersedia menemani hingga seluruh kantor dibersihkan. 

Mungkin bagi sebagian orang, membersihkan kantor merupakan hal yang sepele. Jika aku mempermasalahkannya, terlihat sangat tidak profesional. Oh tentu karena membersihkan kantor adalah pekerjaan sukarela yang harus dilakukan bagi yang datang kepagian hahaha

Namun tentu saja dari dua minggu ini dapat kutarik dua kesimpulan, pertama, jadwal piket yang dibuat itu sama sekali tak ada gunanya. Hanya menambah beban dan membuat kesal. Awalnya aku berharap bahwa dengan adanya jadwal ini, membuat tugasku sedikit berkurang dalam urusan bersih - bersih kantor karena berhubung kantor kami tidak menggunakan jasa cleaning service.

Kedua, rendahnya rasa tanggungjawab. Orang yang memiliki rasa tanggungjawab tinggi akan menempuh perjalanan sejauh dan sesulit apa pun ke tempat tujuan. Kuperhatikan, seringnya datang terlambat merupakan salah satu indikasi rendahnya rasa tanggungjawab mereka. Meskipun sudah beberapa kali kusindir secara halus maupun tembak di tempat. 

Dengan demikian kuputuskan mungkin mulai hari Senin mendatang jadwal piket ini tak akan kugunakan lagi berhubung tak ada perubahan yang bisa diharapkan. Aku akan datang lebih cepat dari jam seharusnya untuk membersihkan kantor sambil berharap ada yang tersadarkan dengan sendirinya akan tanggungjawab yang sudah seharusnya mereka miliki. 


Friday, 5 April 2013

Catatan Perjalanan di KAMMI Kepri (2008-2013)

Masih tentang KAMMI Kepri yang meninggalkan bekas begitu dalam (asikk!)

Tanggal 13 - 15 September 2008 kuikuti Dauroh Marhalah 1 di Asrama Haji Tanjungpinang oleh KAMMI Komsariat STAI Miftahul Ulum. Dengan jumlah peserta 30 akhwat dan 6 orang ikhwan kegiatan dilaksanakan selama tiga hari di bulan Ramadhan. Penuh berkah dan begitu menyenangkan untuk ditulis. 

Kebetulan saya dan beberapa orang akhwat sedang diberikan keringanan untuk tidak melaksanakan puasa. DI jam istirahat, saat semua peserta dan panitia ke mesjid kami pun serempak keluar diam - diam untuk sekedar membeli minuman dan minum bersama di belakang gedung. Hahaha ada rasa khawatir juga klo ketahuan pantia. 

Di sinilah saya berjumpa dengan akhwat - akhwat cantik yang dengan ramah melayani kebutuhan peserta dan selalu tersenyum setiap kali berpapasan. 

Setelah mengikuti alur pelatihan awal, dimulai lah hari - hari kuliah diisi dengan aktivitas di KAMMI yang ternyata selalu ada tiap minggunya. Inilah yang saya cari dan sesuai pilihan. Begitu masuk kampus, salah satu kriteria organisasi yang saya inginkan adalah memilki kegiatan setiap minggunya. Bukan hanya saat ada momen tertentu.

Karena bukan merupakan pengurus di komisariat, kegiatan yang saya jalani di awal berkutat pada agenda mingguan dan agenda 'ikut-ikutan' ala saya. Memasuki tahun 2009 intensitas pertemuan dengan mereka yang ada di KAMMI semakin tinggi. Hampir tiap minggu ada sms masuk untuk ajakan rapat, kajian dan lainnya. Woww alhamdulillah selama itu saya mendapat kemudahan untuk mengikuti segala aktivitas. Mulai dari kemudahan waktu hingga kemudahan kendaraan. 

Menjadi Pengurus Komisariat

Saat ditawari untuk masuk dalam kepengurusan, saya tak dapat memilih dan menyerahkannya pada ketua. Terserah saya mau ditaruh di mana, insya Allah saya coba. Kemudian untuk pertama kalinya, Departemen Kajian Strategis menjadi sarana untuk mengembangkan diri. 

Ah, pada mulanya saya sama sekali tak mengerti apa yang harus dikerjakan, jadi hanya ikut - ikut senior duduk dalam rapat sembari mendengarkan dan memahami apa yang mereka bicarakan. Alhamdulillah saat itu sering diajak Kak Iin untuk menemani beliau ikut rapat pengurus daerah. Ajakan ini bermula karena kekhawatiran beliau hanya akan rapat berdua dengan kadep karena memang jarang yang bisa hadir full. Lagipula saat itu Kak Iin satu - satu akhwat dalam Departemen Kastrat KAMMI Daerah. 

Dari apa yang mereka bicarakan ada pemahaman yang saya dapatkan tentang apa itu Kastrat, apa saja yang seharusnya diprogramkan oleh Kastrat. Sip, mungkin bisa dicobain di komisariat. 

Belum sempat saya mencobakan apa yang didapatkan, terjadilah Musyawarah Komisariat Luar Biasa yang saat itu harus dilakukan demi 'kesehatan' Komisariat dan Daerah. Akibat dari Muskomlub ini saya dipindahkan untuk menjadi pengurus kaderisasi komisariat. Walah, departemen apa lagi ini? 

Dulu, yang saya pahami mengenai kaderisasi, ia merupakan departemen terPENTING dalam tubuh KAMMI. Di dalamnya dibutuhkan orang - orang yang dapat dipercaya dan handal karena ia merupakan departemen tersibuk sejagat raya. Saat itu saya pikir, mengapa pula ketua ini menempatkan saya di kaderisasi sementara semua orang tahu bahwa saya adalah akhwat ceplas ceplos yang tak tahu aturan. Apa mereka tak mempertimbangkan bahwa bisa jadi suatu hari nanti ada rahasia kaderisasi yang saya bongkar.

Kenang - kenangan
Rupanya kaderisasi adalah departemen yang menarik, tak hanya ditinjau dari tupoksinya tapi juga orang - orang yang menjadi rekan - rekan saya ketika itu. Saya pikir, kami pastilah departemen paling kompak seantero Kepri sampai - sampai ketika ketua departemen kami mengundurkan diri karena harus keluar daerah, rasa sedih tak bisa ditutupi. Sebagai kenang - kenangan, kami berlima patungan untuk memesan sekedar gantungan kunci yang tertulis nama - nama pengurus. 

Kami sepakat untuk menjadikan itu gantungan kunci yang harus disematkan di tas yang selalu dibawa. Pernah salah satu dari kami lupa, entah di mana ia taruh gantungan kunci itu. Hadeeeh untunglah bisa ketemu lagi. 

Menjadi Pengurus KAMMI Daerah

Pertengahan 2010, datanglah 'perintah' agar saya dipindahkan ke kepengurusan KAMMI Daerah yang saat itu memang sangat 'kurus'. Yah namanya juga jalan dakwah, ada yang datang dan pergi. Ada yang bertahan, ada pula yang tak sanggup mengikuti perputaran roda itu, kata teman suatu hari. 

Menerima hal ini kami di kaderisasi komisariat langsung mengajukan penolakan melalui ketua kaderisasi dan ketua umum. Secara pribadi saya minta agar saya masih bisa bertahan di kaderisasi komisariat. Selain merasa belum kapabel menjadi pengurus daerah, saya pun enggan untuk bergabung dengan orang - orang KAMMI Daerah yang 'seram - seram' itu. 

Pernah suatu hari saya diminta untuk bantu - bantu kepanitian kegiatan pengurus daerah. Di hari rapat pas absen tiba - tiba ketua umum berkata, "Oke ini semua orang kamda kan. Lah ini satu anak komsat, ngapain?". Saat itu juga pengen tenggelam di dalam jilbab lebar para akhwat (tahun 2010 jilbab yang saya pakai belum melewati bahu). Anak komsat nyelit -___________-

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Instruksi tetap instruksi, surat keputusan pun keluar, saya diminta untuk bantu - bantu menjadi humas KAMMI Daerah Kepri. What?????? Humas????!!!!!!!

Kalau lah bisa nyungsep, saya mau nyungsep di kolong meja atau di manapun agar tak ada yang bisa melihat. Mendengar kata humas, saya langsung mengkeret. Memang awalnya tak tahu tentang humas, sesuai pemahaman SMA yang cetek, yaaaah humas kayak bikin mading dan lain - lain. Ternyata bukan! 
Humas itu corongnya ketua umum, pemberi kabar kepada masyarakat tentang KAMMI, siapa dan apa yang dilakukan KAMMI. Humas bertugas untuk mencitrakan KAMMI di kampus dan di masyarakat luas. Glek!! Apa - apaan orang - orang ini memberi amanah sembarangan. 

Bulan Juni 2010 saya mulai menjalani hidup sebagai seorang humas (jiaaaah, menjalani hidup). Setelah rapat pengurus harian, rupanya saya diback up oleh Kak Jamhur sebagai ketua Kastrat ketika itu. Wah ini hebat, saya bisa bekerja sama dengan dia, kata pengurus yang lain beliau kalau merancang demonstrasi nomor satu. Tak hanya itu Pak Noi sebagai ketua kamda langsung menyuruh saya untuk membaca buku Edo Segara, Humas Gerakan sebagai panduan dalam bekerja. Mungkin beliau tak mau capek - capek menjelaskan ini dan itu tugas yang harus saya kerjakan, lagipula sudah ada tupoksi tertulis. Intinya, saya diminta untuk baca semua yang ada.

Karena seorang humas dituntut untuk tahu seluk beluk organisasi, maka mulai saat itu saya menelan apa - apa yang berhubungan dengan KAMMI, khususnya Kepri. Sejarah, konstitusi, manhaj dan hal lainnya. Meskipun tak memahami keseluruhannya, namun dari sanalah awal pemahaman tentang KAMMI itu menggerogoti otak. 

Menjadi seorang humas menjadi semakin menarik ketika Dachroni, yang saat itu memang berprofesi sebagai jurnalis kampus yang juga pengurus daerah KAMMI Kepri menggodok kami habis - habisan melalui mentoring kepenulisan. Beliau tampaknya ingin agar ada di antara para pengurus yang bisa mengeluarkan pendapat melalui tulisan. Mentoring yang menyenangkan sekaligus menyebalkan. Bagaimana tidak, jika kami tak menulis maka mulailah sindiran - sindiran dan provokasi menulis bertebaran di telinga saya, baik melalui lisan hingga ke pesan singkat bahkan ke status di sosial media.

Silaturahim Membawa Berkah

Yang paling saya senangi ketika menjadi humas di tahun 2010 hingga 2011 adalah agenda silaturahim yang kami jalani. Saya beruntung termasuk salah seorang akhwat yang hampir tak pernah absen dalam agenda - agenda begituan. 

Silaturahim pertama yang saya ikuti ialah mengunjungi Rektor UMRAH, Bapak Maswardi Amin. Saya ingat betul perjalanan menuju kampus UMRAH ketika itu. Hanya tiga orang yang mengikuti agenda ini, saya, Pak Noi dan Dachroni. Setelah tak ada lagi pengurus yang muncul hingga waktu yang disepakati, kami pun berangkat dengan motor ke Senggarang. Saat itu hujan dan saya harus berusaha agar tak ketinggalan dua orang ikhwan itu. Bukan main lajunya motor yang saya bawa ditambah jalan yang licin. Sepanjang perjalanan, saya mengomel sendiri, ini orang apa ga tau ada akhwat yang ngikutin dari belakang? Atau menganggap saya ini pembalap yang bisa mengimbangi kecepatan mereka -_-

Alhamdulillah kami sampai dengan selamat dan disambut hangat oleh Rektor di ruangannya yang nyaman dan luas itu. Silaturahim itu merupakan pembelajaran pertama bagi saya, cara menyapa tokoh, cara berbicara dan poin poin yang disampaikan. Intinya fokus pada tujuan silaturahim dengan diselingi guyonan. Kasihan juga ketika itu pada Dachroni, tampaknya beliau digesa untuk jadi jubir oleh Pak Noi yang nyengir - nyegir, sementara saya hanya diam dengan muka polos mencoba memahami apa yang dibicarakan. 

Silaturahim berikutnya lebih intens dilakukan pada bulan Ramadhan di mana hampir setengan pengurus sudah tak lagi di Tanjungpinang. Sore saya mendapat sms jarkom dari ketum untuk ikut silaturahim ke rumah tokoh setelah sholat Tarawih. Wah ga salah nih malam - malam. Tapi saya ikuti saja, moga menjadi tambahan ilmu.

Lagi - lagi yang sampai di tekape duluan kami bertiga, ketika ditanya mana akhwat yang lain, saya memilih berkata tak tahu karena biasanya mereka juga jarang untuk hadir. Karena tak ada lagi yang menyusul malam itu kami pun meluncur ke rumah yang dimaksud. 

Begitu di ruang tamu, saya agak ragu - ragu mau duduk di mana karena sang istri pun belum keluar untuk mempersilahkan saya untuk duduk di dalam. Ya sudah, saya duduk bersama para ikhwan itu, toh biar nanti dapat informasi yang sama.

Selagi kami mengobrol, mulai muncul satu per satu pengurus yang lain dan mengambil tempat di ruang tamu. Wah saya mulai risih, apa ga apa - apa kalau saya duduk satu ruangan dengan mereka. Lagipula istri bapak itu juga tak mengajak saya ke dalam. Sekali lagi, saya tetap bertahan. 

"Fokuslah pada pemeliharaan kader" demikian pesan beliau kepada kami. 

Alhamdulillah meskipun saat itu sudah malam dan rasanya tak ahsan bagi akhwat, saya berpikiran lain. Mungkin tak banyak akhwat yang berkesempatan sama seperti yang saya dapatkan. Ada perbedaan mendasar ketika saya berkumpul dengan akhwat dan saat berkumpul dengan ikhwan. Mulai dari bobot hingga fokus pembicaraan. Alhamdulillah banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari silaturahim

Tak hanya di Tanjungpinang, agenda silaturahim rupanya berlanjut ke Batam, pulau seberang. Di hari itu berangkat untuk mengunjungi beberapa tokoh yang ada di Batam. Luar biasa, lain tokoh lain pembahasan dan lain pula cara pendekatannya. Namun satu hal yang tidak saya suka adalah ketika saya harus duduk di dalam bersama istri tokoh. Duh informasi yang saya dapatkan nanti pasti berbeda. 

Musyawarah Daerah Maret 2011

Biarkan saya bercerita uniknya pengurus jelang Musda 2011. Para pengurus mulai menyusun laporan pertanggungjawaban masing - masing mulai dari tahun 2009 hingga 2011. Karena kepengurusan telah mengalami reshuffle beberapa kali, maka kami pun diminta untuk mencari data dari kepengurusan sebelumnya. 

Selain membuat LPJ, para pengurus pun sibuk mengurus pelaksanaan Musda yang terdiri dari rangkaian kegiatan, mulai dari Lomba Memasak hingga Seminar yang menjadi puncak acara. Dan beberapa hari jelang hari H para pengurus dikumpulkan untuk bersama - sama menyelesaikan laporan pertanggungjawaban yang ribetnya segunung itu. Karena saya masih baru, maka laporan yang saya buat tentu tak sebanyak pengurus yang lain. Mungkin hanya repot ketika mengumpulkan data dari pengurus lama. Sungguh menyenangkan.

Hari Musyawarah Daerah itu pun tiba. Luar biasa atensi dari kader komisariat yang saat itu hadir di acara pembukaan Musda di Hotel Comfort. 

Oh ya, saya pikir ini pertama kalinya KAMMI Kepri mengadakan acara di hotel mewah. Mungkin dengan bantuan Allah dan ikhtiar kawan - kawan juga maka kegiatan dapat diselenggarakan. Ingat betul dalam kepala saya ketika ikut ketum dan yang lainnya untuk lobi - lobi harga dengan manager, Mbak Maria. Ahahaha perempuan cantik, berharap suatu hari beliau mendapat hidayah (Amiiiin)

Jumlah kader komisariat yang hadir di acara pembukaan benar - benar di luar ekspektasi saya. Mereka dengan semangat luar biasa menghadiri pembukaan dengan berpakaian batik. Bahkan dari Batam pun tak ingin ketinggalan momentum tersebut. 

Sidang demi sidang dalam Musda pun kami lalui, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk saya pribadi yang berkesempatan untuk hadir. Berkesempatan untuk menjadi bagian dari kepengurusan 2009-20011 meski tak lebih dari 7 bulan

Kepengurusan Baru Maret 2011


Perjuangan belum berakhir, tahun 2011-2013 menanti untuk kami para pengurus KAMMI Daerah Kepri. Kepengurusan yang baru pun dibentuk dan saya mendapat amanah untuk menjadi sekum. Hadohhh!! Tak banyak protes, karena di mana pun ditempatkan saya mulai niat untuk mencoba, barangkali akan ada pelajaran baru lagi setelah ini.

Menjalani kepengurusan baru bukan tanpa aral melintang, ah tapi tulisan kali ini bukan untuk menceritakan kesulitan itu (lain kali). Yang dapat saya katakan adalah sungguh menyenangkan bisa menjadi bagian dari mereka. Benar - benar suatu nikmat yang tak dapat saya ingkari. Allah dengan keMahaKuasaanNya telah menggariskan jalan hidup saya untuk berada di tengah - tengah orang - orang ini.

Akhir tahun 2012, reshuffle kembali diadakan dan saya ditempatkan di Biro Kesekretariatan, alhamdulillah. Tugas yang tak jauh berbeda, karena nampaknya saya tak bakat untuk jadi Sekum apalagi Ketum. Kerja - kerja di belakang layar meski tak maksimal saya jalankan.

Meski berjalan terseok, kepengurusan ini pun mencoba bertahan dengan me-reshuffle sekali lagi kepengurusan demi kesehatan organisasi, maka terlemparlah di Bidang Pemberdayaan Perempuan, bidang yang betul - betul jauh dari keseharian.

Sebelum membuat surat keputusan itu, saya minta ketum untuk berpikir ulang menempatkan saya di sini. Bukan apa - apa, saya hanya merasa tak cocok. Mungkin jika ada bidang pemberdayaan laki - laki, saya lebih cocok di sana -_-

Tapi ketum tak mau tahu, pikirnya inilah waktu untuk saya untuk bersikap dan bertindak menjadi orang dewasa, berpikiran dewasa (jadi selama ini saya cuma anak kecil). Tak ingin protes lebih lama, karena hanya kekalahan yang saya dapatkan setiap berargumen dengan beliau, amanah itu saya terima (dengan setengah hati). Mulailah menjalankan dua amanah hingga akhir kepengurusan.

Selalu ada hikmah dan pelajaran dalam setiap amanah yang saya terima, meski sedikit namun inilah harta berharga milik saya. 

Meski di tengah perjalanan ada beberapa pengurus yang tak bersama kami hingga akhir April nanti namun saya yakin perjuangan mereka telah dicatat oleh Allah SWT. Dan hanya Allah lah yang bisa membalas setiap tetes keringat, setiap rupiah, setiap detik hingga setiap percikan perasaan, pikiran dan tangisan mereka untuk terus bersama di KAMMI Kepri. 

Di akhir catatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus daerah dan komisariat, Tanjungpinang, Batam dan Bintan yang telah membersamai dan berusaha bertahan di KAMMI Kepri meski dalam kondisi terbatas. Kepada Pak Noi, Pak Roni, Kak Dachroni, Kak Jamhur, Kak Budi, Kak Dwi, Kak Mega, Kak Rika, Kak Juliana, Kak Pura, Kak Neni, Kak Ani, Kak Iin, Redha, Kak Harakie, Kak Yudis, Kak Dani, Kak Hendri, Kak Endri, Kak Tari, Kak Mila, Kak Ivan, Kak Ramli, Kak Luluk, Kak Indira, Kak Kimi, Kak Kartini, Kak Juang, Kak Mashita, Puri, Mahfud, Idhar, Kak Fatma, Kak Ros, Erpa, Eka, Beni dan Apriandi

Saya, Nurul Azizah memohon ampun kepada Allah SWT atas ketaksempurnaan dalam menjalankan amanah di KAMMI Kepri karena saya bukanlah makhluk yang sempurna. Kepada kawan - kawan saya minta maaf atas kekhilafan dan ketidakoptimalan serta tak maksimalnya diri saat menunaikan amanah. Juga atas interaksi yang berlebihan yang mungkin meninggalkan luka dan kesan yang tak berkenan di hati kawan - kawan sekalian. Lisan yang tak terjaga, sikap yang kasar dan hati yang suci mohon dimaafkan. 

Tulisan ini bukan tulisan perpisahan, hanya sebagai bahan untuk evaluasi selama perjalanan bersama KAMMI Kepri. Harapan selalu ada untuk kepengurusan 2013-2015 yang akan datang. Jika masih dipercayakan menjadi pengurus insya Allah akan berusaha melakukan yang bisa dilakukan. Jika pun tidak maka ini saatnya regenerasi dan memaksimalkan pewarisan.

Mengutip satu kalimat dalam buku Mengapa Aku Mencintai KAMMI "Karena berkontribusi di KAMMI tak harus memiliki amanah"






Wednesday, 3 April 2013

Karena Tak Ada Alasan Membenci KAMMI


Oleh Nurul Azizah

Bukan karena entah kenapa bertahan di KAMMI sejak semester satu. Banyak alasan yang menguatkan kaki untuk terus bersama dengan orang – orang di KAMMI untuk menjalankan roda organisasi. Meski pernah suatu waktu menyadari mungkin KAMMI Kepri tak akan bertahan lama. Kondisi pengurus dan kader yang lupa menyematkan semangat kadang membuat diri kehilangan motivasi untuk bergerak.

Mencintai KAMMI adalah mencintai apa yang ingin diwujudkan oleh KAMMI. Mencintai KAMMI adalah mencintai cara KAMMI mewujudkan tujuan. Mencintai KAMMI adalah mencintai kerikil – kerikil dan batu sandungan di KAMMI. Mencintai KAMMI adalah mencintai orang – orang di KAMMI. Mencintai orang – orang yang mengajak, orang – orang yang membina, orang – orang yang membimbing, orang – orang yang menyebalkan, orang – orang yang keras, orang – orang yang lebih senang bergerak ketimbang diam duduk di rumah. Mencintai KAMMI adalah mencintai resiko ketergabungan diri dalam organisasi ini.

Kehadiran KAMMI di sela – sela aktivitas kuliah memunculkan rasa syukur telah bergabung di dalamnya. Melihat orang lain yang tak bergabung kadang terasa menyedihkan sekaligus menggembirakan. Sedih saat mereka tak bisa menikmati apa yang kami dapatkan, gembira karena janji Allah SWT tentang orang – orang beriman yang terpilih untuk meneruskan risalah perjuangan Rasulullah SAW. Bukan berbangga diri, hanya merasa bersyukur.

Jika memiliki kesempatan dan ingatan, ada satu hal yang ingin disampaikan kepada para mahasiswa yang megikuti Dauroh Marhalah 1 kelak, “KAMMI adalah kumpulan orang – orang yang tak betah diam dan hanya duduk di rumah meski di hari libur. Mereka adalah orang – orang yang akan merepotkan diri sendiri untuk mendaki surga Allah. Antum sanggup menjadi kader KAMMI??? Sanggupkah mengikuti seluruh aktivitas di KAMMI? Mengikuti perputaran roda yang berputar begitu cepat hingga tak ada waktu untuk berhenti?? Silahkan mundur jika tak mampu!

Mencintai adalah berani untuk berkorban, memberikan seluruh jiwa dan raga untuk yang dicintai. Harta, waktu dan seluruh pikiran bahkan perasaan. Tak ada waktu untuk merajuk di KAMMI. Mengorbankan ego, harga diri dan rasa ‘malu’ hanya untuk terus bertahan di KAMMI. Meneruskan perjuangan KAMMI, terutama KAMMI Kepri yang ada di tahun 2007.

Mereka yang Mencintai KAMMI

Sebuah anugerah mengenal mereka yang berkecimpung di KAMMI, khususnya KAMMI Kepri. Di awal pengenalan, kami sudah diberikan tantangan “KAMMI hanya untuk orang – orang yang serius, jika antum bergabung di KAMMI hanya untuk main – main atau ikut – ikutan lebih baik tidak usah bergabung di sini!!!”. Tajam, menusuk dan membuat saya marah karena merasa diremehkan oleh orang itu (moga tetap istiqomah ya Kak).

Menyambut tantangan tersebut, saya memasuki gerbang utama, bismillah. Di akhir acara kami kembali bertemu dengan salah satu pecinta KAMMI yang lain dengan satu pesan penutup, “Bertahan di KAMMI itu tidak sulit, ikuti seluruh kegiatan dan berkomitmenlah. Hal tersulit di sini adalah menjaga interaksi dengan ikhwan, karena itu perhatikan dan jagalah interaksi tersebut agar keterlibatan itu tak terkotori.”
Singkat namun meninggalkan kesan yang mendalam.

Di masa pelatihan pun datang seorang akhwat yang sudah saya kenal dari SMA dalam acara – acara rohis. Dalam keadaan hamil ia mengunjungi peserta dari kamar ke kamar dan duduk untuk mengobrol barang sebentar. Wah, rajin banget nih kakak nyamperin peserta satu per satu, padahal lagi hamil besar, pikir saya ketika itu.

Rupanya setelah itu, dialah orang yang paling keras suaranya di antara para akhwat saat takbir. Suara kerasnya ketika bertakbir menghilangkan rasa segan dan malu saya untuk turut serta meneriakkan takbir di tiap pertemuan maupun kegiatan. Meski tak sekeras suaranya karena hingga hari ini di sekumpulan akhwat KAMMI Kepri, suaranya lah yang paling nyaring bertakbir. Melalui takbir tersebut, ia mencoba menyalurkan ghiroh perjuangannya. Allahu akbar!!! Moga selalu istiqomah, Kak

Tak sekedar itu, suatu waktu ada kisah yang saya dapatkan dari para akhwat senior di KAMMI tentangnya. Saat ia bergabung di KAMMI ia mendapatkan kecelakaan yang cukup parah. Meskipun ceritanya tak detil dalam ingatan saya namun gambaran luka – luka yang ia dan temannya dapatkan betul – betul membuat saya merinding. Dan kecelakaan itu terjadi saat mereka akan menuju lokasi untuk kegiatan KAMMI. Subhanallah, entah balasan seperti apa yang telah menunggu mereka di surga nanti….

Kadang kejadian ini membuat saya malu pada diri sendiri, namun kejadian ini pula lah yang menguatkan hati untuk terus bertahan dan berkontribusi. Setiap melewati lokasi kecelakaan tersebut, saya membayangkan darah segar dan serakan kendaraan tersebut. Allah, perjuangan ini tak boleh berhenti dan berikan mereka kasih sayangMu. Mereka yang terluka, mereka yang kehilangan kendaraan, mereka yang kehilangan harta dan mereka yang kehilangan waktu.

Ketika ditanya mengapa mencintai KAMMI, jawabannya sederhana. Karena tak ada yang bisa saya benci di KAMMI.