Tuesday 3 March 2015

KKN 3 : Biaya Hidup dan Anggaran Kegiatan

kunjungan dari dosen pembimbing

Yups, anyeong... Kembali lagi dalam catatan kkn. Ada banyak hal yang pengen aku ceritakan dan tulis sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan menjalani kegiatan itu berikutnya. Setelah melampirkan laporan kegiatan di tulisan ini ini dan menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan di awal, seperti hal-hal yang harus dikomunikasikan dengan kepala desa maka di catatan berikut ini aku akan berbagi mengenai hal yang paling penting selama kkn, yaitu mengenai biaya hidup dan anggaran kegiatan. Check it out!!!


Nah, buat mahasiswa mendengar semester ini adalah kkn dengan bobot 4 sks (eh bener ga ya, lupa loh), selain mikir mau ngapain selama kkn, juga harus mikirin berapa biaya yang harus dikeluarkan. Hiyyy... Di kampus aku biaya kkn yang dua bulan itu hampir dua juta rupiah. Itu cuma biaya kkn, nah soal biaya hidup dan kegiatan juga mesti disediakan sama mahasiswa. Kali ini aku akan bagikan bagaimana kami membagi biaya hidup dan kegiatan selama dua bulan.

Di kelompokkku jumlah kami cukup banyak sekitar 14-15 orang. Dalam diskusi, kami mendiskusi hal berikut :

1. Biaya hidup

2. Anggaran untuk kegiatan

3. Kegiatan yang akan dilaksanakan

4. Peraturan dalam posko

5. Siapa yang bisa menginap full dan tidak, siapa yang hanya bisa hadir di akhir minggu

6. Piket membersihkan posko

7. Denda apabila tidak hadir di posko dalam sehari

8. Denda apabila tidak hadir saat kegiatan berlangsung
9. Peralatan posko dan yang diperlukan untuk kegiatan

     BIAYA HIDUP DAN KEGIATAN

kami sedang membuat hiasan untuk TK dan jadwal sholat untuk mesjid

Mari bahas secara perlahan. Sebelum membahas dana, masing-masing orang harus mengutarakan kemampuan ekonominya agar bisa menyesuaikan. Satu sama lain harus menghargai juga membantu kesulitan temannya. Memang kita pengen adil, karena itu buatlah peraturan yang tegas di awal agar engga kacau saat pelaksanaan. Selama kkn, kelompok kami bukannya tanpa masalah dana. Justru ini adalah masalah utama kami.

Nah di kelompok aku untuk soal dana kami sepakat dengan iuran Rp. 50.000,-/minggu. Dana ini digunakan untuk biaya hidup dan sisanya untuk kegiatan. Bila ada kekurangan maka kami akan iuran lagi. Cara ini menurutku cukup efektif dan tidak begitu memberatkan anggota. Aturan Rp.50.000,- /minggu berlaku untuk seluruh anggota, baik yang menginap di posko maupun yang tidak atau yang hanya bisa hadir di akhir minggu.

Bila dihitung artinya dalam seminggu kami mengumpulkan dana 15 orang x Rp.50.000,- yaitu sebesar Rp. 750.000,-/minggu. Wowww sangat banyak kan. Bila dipotong dengan biaya makan kami sehari-hari lebihnya masih banyak. Lagipula yang full di posko kadang hanya 5-6 orang atau paling sedikit 3 orang.

beli lokan dekat gunung Bintan

Selain itu, kami juga memberlakukan denda bagi anggota kelompok yang engga setor muka ke posko setiap harinya sebesar Rp.20.000,-/hari. Jumlah yang cukup lumayan dan mampu mengeruk saku bila tidak datang. Setiap anggota kelompok harus punya komitmen dengan kegiatan kkn. Ini adalah bagian dari pelaksanaan kuliah jadi masing-masing harus berusaha untuk datang setiap harinya.

Memang di antara kelompok kami ada yang hanya bisa datang di akhir minggu karena pekerjaannya yang shift2-an. Alhamdulillah beliau menyanggupi. Ada yang keberatan, namun ketika kami menimbang kondisi ekonomi dan jarak rumah yang kurang memungkinkan, jumlah itu kami kurangi. Apalagi saat itu beliau dalam keadaan hamil tua.

hanya jalan-jalan karena di posko sedang ga ada kegiatan

Dengan mengadakan peraturan seperti ini maka setiap sore posko kami selalu ramai dengan anggota kelompok yang datang sepulang bekerja. Bagi aku pribadi, cukup terharu melihat mereka berusaha untuk hadir dan absen ke posko sejauh apapun. Ada yang tinggal di Berakit, setiap sore mereka melalui jalan Pulau Pucung untuk bisa sampai ke Bintan Buyu. Hey itu bukan jarak yang dekat. Ada juga yang bolak balik ke Tanjungpinang karena mengajar.

Denda ini berlaku untuk alasan apapun, apakah itu urusan keluarga, kegiatan di Tanjungpinang, sakit dan lainnya. Karena itu seingatku hampir seluruh anggota pernah membayar denda ini. Hasilnya? Woowww dana kami terkumpul sangat banyak!!! Ketika membuat kegiatan kami tak lagi mengeluarkan biaya tambahan, bahkan di akhir kkn kami mengadakan perpisahan kelompok dengan makan seafood di Madong (well, seingatku kami menghabiskan hampir 1 juta rupiah untuk makan di sana).
slurrrpppp!!!

Hitung saja berapa dana yang kami kumpulkan. Jika Rp.650.000,-/minggu maka dalam hitungan kasarnya kami telah mengumpulkan dana Rp. 4.550.000,- dalam 7 minggu. Itu belum ditambah dengan dana yang kami dapatkan dari pembayaran denda anggota kelompok yang juga cukup banyak. Ada satu orang yang hanya bisa hadir di hari Minggu. Maka dalam seminggu ia setor Rp. 140.000,- pada bendahara kelompok. Karena itulah kami tidak membutuhkan dana tambahan dalam kegiatan.

Dengan jumlah dana yang terbatas kami harus putar otak kegiatan apa yang harus kami lakukan. Awalnya mencoba untuk memasukkan proposal ke Pemkab Bintan. tapi kupikir tanpa koneksi, hal itu cukup mustahil. Berdasarkan pengalaman, proposal kegiatan BEM memang pernah tembus tapi butuh waktu beberapa bulan. Untuk detail kegiatannya tulisan berikutnya menyusul :)

Oh ya tulisan ini hanya sebagai referensi, silahkan menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Semoga rezekinya dimudahkan ya kawan!

No comments:

Post a Comment