Monday 2 March 2015

KKN 2 : Komunikasi dengan Kepala Desa

Ini adalah lanjutan dari postingan Laporan Kegiatan KKN di mana aku menyediakan lampiran laporan kegiatan kuliah kerja nyata. Berharap laporan itu bisa digunakan dan bermanfaat serta sebagai referensi bagi adik-adik yang akan melaksanakan kegiatan kkn. Di lapangan kadang banyak yang kebingungan apa yang harus mereka lakukan setiba di lokasi.

Well, let me share you another story of my experience.

Lokasi kkn kami bertempat di Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri. Wah lengkap ya. Salah satu manfaat dari kkn yang kurasakan adalah aku sedikit mengerti mengenai struktur di Bintan yang agak berbeda dengan Tanjungpinang. Aku tak mengenal kata desa dan dusun, hanya kelurahan atau perumahan atau kota. Beberapa kali memang pernah KAMMI mengadakan kegiatan di Bintan. Kadang bingung apa bedanya kepala desa, RW dan kepala dusun. Sebenarnya sampe sekarang sih xixixxiii

Alhamdulillah sedikit dimudahkan karena salah satu teman mahasiswa, Muhammad Riza punya kakak yang menikah dengan ketua RW di sana. Komunikasi dengan kepala desa pun tidak mendapat halangan apa pun. 

Meski demikian, tentu sebelum masuk kami mengunjungi kantor kepala desa yang letaknya tak jauh dari lokasi kegiatan LDK Izzatul Islam beberapa waktu sebelumnya. Di kantor itu engga kayak kantor lurah Tanjungpinang Timur yang isinya ada seabrek pegawai. Cuma ada beberapa orang. Karena kades tidak di tempat maka kami hanya menyampaikan maksud dan tujuan kemudian silaturahim ke rumah beliau. 

Dari silaturahim tersebut ada beberapa hal yang kami bicarakan, berikut daftar singkatnya :

ruangan depan ini luas kan
1. Lokasi posko yang alhamdulillah tidak terletak jauh dari rumah penduduk. Kami diizinkan untuk pakai rumah kosong yang biasa digunakan untuk balai desa bila ada prtemuan akbar, tapi lama tidak digunakan. Rumah ini sebenarnya salah satu milik warga, tapi dijual dan dibeli oleh desa. Rumahnya cukup besar dan terdiri dari 5 ruangan. Satu ruang depan yang sangat luas tanpa sekat, ruang tengah yang lebar yang diujungnya terdapat satu ruangan yang tidak boleh kami masuki, dapur dan kamar mandi yang sangat besar dengan satu bak mandi. Selama dua bulan itu kami tingga di sana.

Memang kami tinggal beramai-ramai dalam satu rumah, namun insya Allah tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Di malam hari, kalau hanya satu laki-laki yang kebetulan menginap, maka dia kami minta untuk tidur di ruangan depan yang kami batasi dengan hampir 5 unit sepeda motor (kebayang dong besarnya ruangan itu). Di sekeliling posko kami banyak rumah warga, bahkan ada sekolah dasar di sampingnya. Hal ini memudahkan kami dalam membuat kegiatan.

Oh ya, kalo teman-teman mahasiswa tidak mendapatkan posko yang seperti kami, ada alternatif lain yaitu dengan tinggal di rumah warga. Well, pilihan ini juga banyak yang melakukan kok. Di beberapa tempat kkn yang kami kunjungi mereka tinggal dengan warga.

Keuntungan tinggal di posko adalah kita lebih bebas dari segi waktu, gerak dan pergaulan. Eits bukan pergaulan bebas ya. Kalo tinggal di rumah warga, artinya akan ada hitungan biaya hidup yang harus dibicarakan. Seperti air, listrik dan makan sehari-hari. Selain itu kita juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga tempat kita tinggal. Juga jangan lupa untuk tetap berlaku sopan.

Tinggal bersama warga pernah aku jalani selama hampir dua bulan juga ketika ikut pertukaran pemuda di Jakarta tahun 2011 yang lalu. Kami lima perempuan dari lima provinsi yang berbeda menempati salah satu rumah warga di sana. Menyenangkan, seperti punya keluarga baru pengganti orang tua yang jauh di Tanjungpinang ketika itu.

Well, soal pilihan posko itu adalah tentang biaya, kenyamanan dan juga keamanan. Buat perempuan juga harus sangat menjaga pergaulan dan cara bersikap pada lawan jenis di lokasi kkn. Jangan sampai kita jadi korban atas kesalahan yang kita timbulkan sendiri. Perhatikan pakaian dan perhiasan yang kita pakai. Jangan berlebihan!Ingat, kita sedang berhadapan dengan masyarakat :)


2. Kegiatan yang dapat kami lakukan untuk desa nah ini tentu sangat penting. Penting diperhatikan oleh teman-teman mahasiswa ketika turun ke lokasi kkn. Pertanyaan yang sering muncul, kkn ngapain sih? Apa yang harus dilakukan? Apakah menakutkan? Alhamdulillah sekali selama masa perkuliahan aktif aku mencoba untuk aktif di beberapa organisasi. Dari situ aku belajar banyak untuk mengorganisir segala sesuatu. Banyak kutemui mahasiswa yang kagok turun ke masyarakat karena mereka tak terbiasa dalam berinteraksi. Interaksi dengan masyarakat bukan hal yang sulit sebenarnya, hanya dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik serta kemampuan untuk membaca situasi. 


Nah untuk teman-teman mahasiswa yang akan kkn, perhatikan dengan seksama sebelum memutuskan untuk membuat kegiatan kkn. Jangan sampai kegiatan yang kita buat tidak bermanfaat atau sama dengan yang dilakukan oleh kelompok sebelumnya. Sebuah daerah, apalagi Bintan merupakan daerah yang paling sering dikunjungi untuk kegiatan kkn mahasiswa. Salah satu indikator dalam membuat kegiatan adalah PROGRAM APA YANG DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT SETEMPAT? KEGIATAN APA YANG BELUM PERNAH DIBUAT OLEH KELOMPOK KKN SEBELUMNYA/LAINNYA (di tempat lain)?KEGIATAN MASYARAKAT DI SANA APA SAJA?

membersihkan fasilitas MCK dan mengecatnya kembali

Karena itu sangat perlu untuk berkomunikasi dengan kepala desa maupun tokoh masyarakat lainnya di daerah tersebut. Dari mereka kita bisa mengetahui bagaimana kondisi masyarakat. Di buku panduan biasanya sudah ada jenis kegiatan yang bisa dilakukan, yaitu ditinjau dari segi agama, sosial, ekonomi, kesehatan, pembangunan fisik dan sebagainya. Penting diingat adalah luruskan niat dalam membuat program. Diskusikan baik-baik dengan anggota kelompok dengan memperhatikan kesanggupan waktu dan finansial yang bisa disediakan. 

bimbingan belajar sebelum ujian semester

3. Apa yang boleh dan tidak boleh mahasiswa lakukan di desa/lokasi kkn. Nah, ini ga boleh dianggap remeh, pastikan betul bagaimana karakter masyarakat setempat. Ingat, kita sedang menjadi tamu, harus tau bagaimana bersikap. Kadang ada hal-hal yang tak boleh dilakukan oleh pendatang, apalagi dengan status mahasiswa. Jaga betul nama almamater, apalagi yang berasal dari kampus berembelkan agama. Bicarakan hal ini dengan kepala desa dan tokoh masyarakat di sana. 

Rewang di rumah warga juga bisa jadi kegiatan
 

Nah ini adalah beberapa hal yang kami komunikasikan dengan kepala desa. Sebisa mungkin ketika melakukan kunjungan awal atau istilah lainnya survei lokasi, seluruh anggota kelompok menyediakan waktunya untuk turut serta.


Setelah itu kami meninjau posko yang akan ditempati dan beberapa hari kemudian bergotong royong untuk membersihkannya. Menyenangkan!!! 

Masih ada catatan lainnya :) semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment