Monday 20 June 2011

Presentasi ( Masih ) Hari Ketiga : 26 Juni 2011

Saya ingin kembali menceritakan malam di mana Kak Edi yang menjadi pemandu kami di pembekalan JPI dan BPAP 2011 Propinsi Kepri di Hotel Shangrila, Tanjungpinang. Setelah Kak Edi menyampaikan sejarah dan profil provinsi Kepri secara singkat, masing – masing kontingen kabupaten / kota diminta untuk mempresentasikan profil wilayahnya yang lengkap dengan potensi daerah dan objek wisata yang ada di sana serta karakter tiap kabupaten / kota yang membuatnya berbeda dari kabupaten / kota yang lain.

Baik dimulai dari Kota Tanjungpinang yang disampaikan oleh Ilham Sujandi, mahasiswa AKPER Poltekes Tanjungpinang. Tanjungpinang yang terletak di Pulau Bintan memiliki beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi seperti Pulau Penyengat yang lebih dikenal dengan wisata makamnya. Di Pulau Penyengat terdapat makam Engku Putri yang merupakan pemegang Regalia atau alat – alat kebesaran kerajaan, selain itu juga ada makam Raja Ali Haji penulis Gurindam Dua Belas serta Raja Haji Fisabilillah pahlawan tanah Melayu.
 
Masyarakat Kota Tanjungpinang yang heterogen juga ramah menjadikan kota ini nyaman dikunjungi. Di Tanjungpinang, hampir setiap bulan selalu diadakan kegiatan seni dan budaya, baik oleh pemerintah maupun swasta. Ini merupakan bentuk dari spirit Wali Kota Tanjungpinang yang sangat memperhatikan seni dan budaya di Tanjungpinang hingga menjadi tempat tumbuh suburnya sastrawan muda. Ditambahkan oleh Kak Dwi Saptarini yang juga peserta dari Tanjungpinang, seni teater yang sering ditampilkan jika ada pementasan yaitu Mak Yong. Kesenian ini juga langsung ditampilkan sedikit oleh Kak Dwi sendiri. Saya menambahkan Tanjungpinang menjadi istimewa karena posisinya sebagai ibukota Provinsi sehingga menjadi pusat pemerintahan di Kepri. Dari sisi sejarah, Tanjungpinang dulunya pernah menjadi ibukota provinsi Riau sebelum akhirnya dipindahkan ke Kota Pekanbaru. Julukan sebagai Kota Gurindam Negeri Pantun pun disematkan sehingga setiap acara atau momen apa pun masyarakat tidak pernah lupa untuk berpantun terlebih dahulu.

Selanjutnya Yoddy Andesman yang kebetulan juga ditunjuk sebagai Duta Wisata Prov Kepri, mencoba latihannya dengan menyampaikan tentang Kota Batam, Bandar Dunia Madani. Dunia industri menjadikan Batam sebagai icon Kepri paling terkenal bahkan lebih terkenal dari nama Kepulauan Riau itu sendiri. Letaknya pun sangat dekat dengan Negara Singapura. Objek wisata menarik yang dapat dikunjungi para wisatawan di antaranya ialah Jembatan Barelang yang menghubungkan pulau Batam, Galang dan Rempang yang menjadi lambing modernisasi Kepulauan Riau. Ada juga kamp Vietnam di Pulau Galang serta tak kalah menarik wisata belanja di Kota Batam terutama alat – alat elektronik yang dikenal dengan harganya yang murah.

Mutiara di ujung utara, itulah sebutan yang pas untuk Kabupaten Natuna yang memiliki hasil bumi berupa gas alam yang juga banyak direbutkan oleh banyak pihak. Disampaikan oleh Kak Joko Septiyohadi, peserta multi talent yang juga koreografer tari peserta. Dianugrahi alam yang indah dengan wisata bahari menjanjikan yang dilengkapi dengan batu karang yang masih terlindungi dan cocok dijadikan lokasi menyelam para wisatawan, baik local maupun mancanegara.

Tak ketinggalan, Anambas yang merupakan kabupaten paling bontot di Kepri juga menghadirkan wisata alam yang tak kalah indahnya. Air terjun tujuh tingkat yang langsung bermuara ke laut layaknya rambut bidadari yang terurai, belum lagi pasir putih yang membentang sepanjang pantai menjadikannya layak disebut sebagai Hidden Paradise di Kepri. Disampaikan oleh Kak Robin Arino.

Nah, Bapak Ansar Ahmad udah jadi icon BIntan apalagi semenjak beliau kembali dipercaya untuk membawa Bintan, Bumi Segantang Lada, menjadi lebih baik. Nurhidayah mencoba menyampaikan potensi dan objek wisata yang ada di Kabupaten Bintan. Wisata bahari menjadi andalan daerah ini apalagi di Bintan terdapat lokasi wisata yang sering disebut Bali Kedua yaitu Lagoi, hal ini disebabkan oleh keindahan laut yang ada di sana sehingga menarik khususnya wisatawan mancanegara untuk menikmati alam laut. Di samping itu biasanya pada bulan Juni pemerintah mengadakan Bintan Mountain Tracking yaitu kegiatan lintas alam mendaki gunung Bintan yang juga bersamaan dengan kegiatan pesta durian. Pantai Trikora sering dikunjungi oleh masyarakat Bintan maupun Kota Tanjungpinang karena lautnya yang bersih dan jernih.

Mendengar kata Batu Kemaluan pastilah anda berpendapat bahwa ini adalah objek wisata yang kurang pantas untuk ditonjolkan di Kepri. Objek wisata yang ada di Kabupaten Karimun ini menyimpan kisah cukup menarik, di mana konon ceritanya itu merupakan kemaluan milik permaisuri Sultan Riau – Lingga dan Panglima perang kerajaan Riau – Lingga yang lepas ditendang oleh Sultan Riau – Lingga ketika tertangkap basah sedang berbuat mesum di dalam kapal yang sedang berlabuh. Disampaikan oleh Kak Mahadir.

Terakhir ialah Kabupaten Lingga. Meskipun Lingga tidak mengirimkan perwakilannya, namun Herima Hendrawan yang biasa disapa Erik, peserta dari Kota Tanjungpinang menyampaikannya dengan baik sekali ( saya yakin kalau saat itu ada Pak Zamanes, dadanya akan membuncah penuh dengan rasa bangga ). Dijuluki sebagai Bunda Tanah Melayu ( yang kata – katanya dimasukkan dalam visi dan misi Prov Kepri ), Lingga memiliki potensi besar untuk berkembang. Alam menyediakan keindahan objek wisata yang jika dikelola dengan baik dan benar dapat menjadi salah satu sumber pemasukan bagi kabupaten Lingga. Gunung Daik akan menjadi tantangan bagi para wisatawan untuk menaklukkannya. Situs Istana Damnah, Benteng Bukit Cening dan Lubuk Pelawan menjadikan Kota Berazam ini menarik untuk dikunjungi.

Wah ternyata tulisan yang saya buat kali ini cukup panjang dan memakan waktu yang lama untuk membacanya. Saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama peserta JPI dan BPAP berikutnya. Setelah mempresentasikan potensi dan objek wisata di daerah masing – masing, peserta dan pendamping kembali ke kamar, waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB. Selamat tidur!

No comments:

Post a Comment