Thursday, 9 December 2010

Menuntut Janji Mahasiswa



Hujan akhir tahun mulai rutin mengguyur Kota Tanjungpinang tercinta dan daerah di sekitarnya. Mungkin tak hanya Tanjungpinang yang mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, daerah lain pastilah mendapatkan keberkahan yang sama karena betapa kasihnya Allah swt kepada seluruh umat manusia, hingga tak seorang pun yang tak kecipratan  rahmat luar biasa ini.

Bulan Desember yang telah menggelayuti ujung tahun 2010 ini menahan rindu untuk bertemu dengan tahun yang baru yang tak lama lagi akan menjelang. Sebagai seorang mahasiswa, tentunya ada begitu banyak tugas yang akan kita hadapi di hari – hari mendatang. 

Mengingatkan kepada seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa yang baru saja memasuki dunia kampus dan resmi menjadi masyarakat yang hidup dalam lingkungan intelektual, maka saya ingin mempertanyakan sudahkah teman – teman mahasiswa berafiliasi hingga bulan ke sekian teman – teman mengecap kehidupan kampus? Mengikatkan diri ke dalam salah satu organisasi yang tersedia yang masing – masing memiliki karakter tersendiri dan sesuai dengan minat serta bakat tiap mahasiswa.

Terpatri dalam ingatan saya ketika Orientasi Pengenalan Akademik (OPA) di Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Miftahul Ulum bergandeng tangan dengan berbagai kampus swasta di Kota Tanjungpinang mengangkat tema “Agar Ngampus Gak Sekedar Status” di mana tiap kampus bertekad untuk menanamkan dan menyamakan pemahaman kepada mahasiswa baru untuk tidak sekedar mengejar status selama menjadi mahasiswa.

Penjelasan – penjelasan selama OPA pun tak pernah lari dari tema yang diangkat. Di STAI sendiri, setiap pembicara yang mengisi acara OPA selama tiga hari senantiasa mengingatkan mahasiswa baru untuk, sekali lagi, tidak sekedar mengejar status dalam artian hanya belajar di kampus untuk mendapatkan gelar dan ijazah sarjana.

Tak lelah para pemateri untuk mendorong para mahasiswa baru untuk segera menggabungkan diri ke dalam salah satu organisasi yang ada dan tersedia untuk mahasiswa. Tak hanya itu, pemateri juga menguraikan betapa pentingnya mahasiswa, sebagai pemuda yang berada dalam lingkungan akademik, untuk masuk ke dalam organisasi karena kegiatan – kegiatan berasal dari organisasi dan bukan kelas – kelas. Kelas hanyalah sarana kita dalam perkuliahan, tempat temu muka dengan dosen untuk penyampaian materi.

Di kampus STAI sendiri organisasi internal yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ), Resimen Mahasiswa ( MENWA ) dan Mahasiswa Pencinta Alam ( MAPALA ). Ketiga organisasi ini merupakan tempat mahasiswa untuk berkreasi dan mengembangkan potensi dirinya sebagai seorang manusia yang memiliki begitu banyak potensi tak tergali.

Di samping itu, dalam kehidupan mahasiswa juga dikenal adanya organisasi ekternal yang merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa – mahasiswa dari kampus mana pun di mana organisasi ini memiliki jaringan lebih luas dengan seabrek kegiatan bagi anggota dan kegiatan – kegiatan lainnya. Organisasi ekternal yang dapat diikuti oleh mahasiswa antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ), Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ), Persatuan Mahasiswa Tempatan ( PERMATA ) dan organisasi eksternal lainnya.

Masing – masing organisasi memiliki kelebihan dan keunikan sesuai dengan tujuan dan keinginan mahasiswa untuk bergabung. Sekarang, tinggal kita yang memilih, ingin bergabung dengan organisasi yang mana?
Melihat banyaknya organisasi yang tersedia untuk ratusan mahasiswa di STAI ternyata tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh mahasiswa baru dan juga mahasiswa lama yang belum mengafiliasikan diri kepada salah satunya. 

Hal ini terbukti dengan sedikitnya minat para mahasiswa untuk mengikuti kegiatan – kegiatan perekrutan yang dilakukan oleh masing – masing organisasi, baik internal maupun eksternal. Meskipun belum seluruh organisasi internal dan eksternal melakukan perekrutan anggota baru, namun gambaran awal sudah jelas terlihat di mata saya bagaimana tidak adanya motivasi sama sekali dari dalam diri mahasiswa sendiri untuk mengikuti acara – acara organisasi. 

Betapa sulitnya untuk mengajak satu mahasiswa untuk bergabung dalam suatu wadah kemahasiswaan. Saya hanya bisa mengurut dada dan bergumam, seandainya saja mereka tahu betapa besar manfaat yang diperoleh dari keterikatan diri kita pada salah satu organisasi, saya amat sangat yakin tanpa diajak pun mereka akan merengek – rengek untuk bergabung dan menyatakan diri sebagai anggota. 

Lalu, apakah sebenarnya mereka tidak tahu akan besarnya manfaat berorganisasi bagi mahasiswa selaku kaum intelektual dan agen perubahan bangsa? Tidak! Mereka sangat tahu manfaat yang didapat. Mereka hanya bersikap tidak mau tahu dan mengemukakan berbagai alasan ketika diajak bergabung. 

Secara logika kita berpikir, para mahasiswa baru mungkin sangat menyadari bahwa orang – orang yang mengikatkan dirinya pada organisasi dan menjalankan amanah organisasi dengan baik, bukanlah orang sembarangan. Mereka bukanlah orang yang dapat dengan mudah dipatahkan argumennya, bukanlah penakut yang tak berani sedikitpun untuk berbicara bahkan di depan teman – temannya sendiri. Mahasiswa manapun tahu bahwa mereka yang berorganisasi adalah bintang kelas yang menjadi andalan juga teladan bagi orang – orang di sekitarnya. 

Dan saya hanya ingin bertanya kepada mahasiswa baru yang merasakan dirinya masih memiliki semangat pemuda yang bersemangat dan mempunyai visi untuk melakukan perubahan, tidakkah mau menjadi seperti mereka? Tercatat dalam sejarah peradaban yang akan dikenang dalam memori masing – masing hingga ajal menjemput di mana ketika tiba hari manusia diadili oleh Yang Maha Adil, lalu bertanya untuk apa kau habiskan masa mudamu?? Apa yang akan kita jawab teman – teman??

Saya tidak bermaksud menakut – nakuti mahasiswa baru ataupun men-judge bahwa mahasiswa yang tidak berorganisasi bukanlah mahasiswa yang tidak baik, tapi kembalikan lagi pada diri kita, sudahkah kita menyiapkan jawaban untuk pertanyaan Yang Maha Pengasih?

Terakhir, saya hanya ingin menyampaikan bahwa ORGANISASI MEMANG BUKANLAH SEGALA – GALANYA BAGI MASYARAKAT KAMPUS, NAMUN SEGALA – GALANYA BERASAL DARI ORGANISASI.